Kisah Pak Harto sedih lihat rakyat Indonesia makin susah makan
Merdeka.com - Nilai tukar Dollar AS melambung hingga Rp 14.000. Harga-harga sudah merangkak naik. Jika tidak segera diatasi, bukan tidak mungkin krisis ekonomi akan menghantam Indonesia.
Tentu yang jadi korban rakyat kecil juga. Untuk makan saja tambah susah.
Ada cerita menarik bagaimana Presiden Soeharto ternyata masih memikirkan rakyat menjelang akhir hayatnya. Soeharto sangat sedih mendengar rakyat Indonesia sampai susah buat beli beras.
-
Apa yang terjadi dengan rupiah di era Soeharto? Perekonomian era Soeharto juga sangat kental dengan pro asing. Namun, stabilitas rupiah tidak berumur panjang di era Soeharto. Sebab, inflasi Indonesia yang terbilang masih cukup tinggi tidak sebanding dengan mitra dagangnya. Akhirnya nilai tukar rupiah menjadi sangat tinggi terhadap dolar dan tidak ada negara yang mau bermitra dengan Indonesia.
-
Bagaimana Soeharto stabilkan nilai tukar rupiah? Soeharto kemudian tampil menggantikan Soekarno sebagai presiden. Dia mampu menstabilkan perekonomian dengan memangkas angka inflasi dari 635 persen di tahun 1965 menjadi 9,90 persen di tahun 1969. Soeharto menerapkan sistem kerja pembangunan nasional dengan istilah “Repelita“ yaitu rencana pembangunan lima tahun. Ini dibuat agar fokus kerja pemerintah lebih terarah di berbagai sektor.
-
Kenapa rupiah Indonesia hiperinflasi pada tahun 1963-1965? Di awal kemerdekaan Indonesia, sistem nilai tukar rupiah yang diterapkan yaitu kurs tetap. Artinya, sebuah negara harus ada cadangan devisa yang terkontrol. Akan tetapi sebagai negara baru Indonesia hanya punya sedikit cadangan devisa. Ekonomi Indonesia kemudian diperburuk saat bergulirnya agresi militer Belanda II.
-
Kapan Soekarno mengubah nilai rupiah? Pada 1965 terjadi peristiwa penting di gedung ini, yakni berlangsungnya sidang kabinet penentuan nilai mata uang rupiah.
-
Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap harga kedelai? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
-
Kenapa uang Jepang di Sumatera menyebabkan inflasi? Di Provinsi Sumatra banyak beredar mata uang Jepang yang sudah menjadi alat tukar sehari-hari masyarakat. Akan tetapi, peredaran mata uang ini justru mengakibatkan inflasi, sehingga nilainya terus merosot dan harga-harga barang terus melambung.
Hal itu dituliskan pengusaha makanan Hioe Husni Wirajaya dalam buku Pak Harto The Untold Stories.
Saat itu di tahun 2006, Husni mengunjungi Soeharto di Jl Cendana. Mereka makan bersama. Saat mengobrol, suara Soeharto tidak jelas karena stroke. Namun dia tetap ingin mengetahui keadaan rakyat Indonesia.
"Sekarang harga beras berapa?" tanya Soeharto.
Husni menjawab Rp 6.200 dan itu beras impor dari Vietnam.
Mendengar itu Pak Harto tampak sedih. Wajahnya kecewa. "Berarti swasembada pangan saya gagal," kata Soeharto.
Di pertemuan lain, Soeharto berencana membuat program 10 ribu gerobak dorong yang menjual nasi murah berisi nasi, nugget ikan, sayuran dan sambal. Selain rakyat bisa membeli makanan bergizi, penjualnya pun bisa mendapat untung.
"Sebungkus Rp 5.500, modalnya Rp 4.500, jadi pedagang mendapat Rp 1.000. Kalau sehari laku 50 bungkus sebulan didapat Rp 1,5 juta. Kalau ada 10 ribu gerobak, berarti ada 10 ribu keluarga yang sejahtera," terang Pak Harto.
Sayangnya Pak Harto keburu meninggal sehingga keinginannya agar rakyat kecil bisa makan nasi dengan lauk pauk bergizi dengan harga murah, tak pernah terlaksana.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi mengatakan, kenaikan kurs menjadi salah satu hal yang ditakuti oleh semua negara.
Baca SelengkapnyaAirlangga meminta masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik dengan penguatan dolar Negeri Paman Sam itu.
Baca SelengkapnyaHarga beras saat ini tengah melonjak sebagai dampak dari kemarau panjang.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga gula ini jauh melampaui dari harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp14.500 per kilogram.
Baca SelengkapnyaSaat ini harga beras kualitas premium rata-rata telah mencapai Rp18.000 per kilogram. Angka ini naik hingga 20 persen dari harga normal tahun 2023.
Baca SelengkapnyaPermendag terkait HET MinyaKita telah diharmonisasi pada Kamis (18/7) malam.
Baca SelengkapnyaPasokan beras medium maupun premium juga mulai langkah di pasar tradisional.
Baca SelengkapnyaMasyarakat berharap pemerintah dapat segera menurunkan harga bahan pokok tersebut.
Baca SelengkapnyaJika sebelumnya harga beras berada di kisaran Rp 8.000 per liter, kini melonjak menjadi Rp 10.000 per liter.
Baca SelengkapnyaKondisi ini yang kemudian menjadi tantangan bagi sektor ritel Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi sempat mengakui bahwa dia cemas melihat kurs atau nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di atas Rp16.000.
Baca SelengkapnyaDia heran, mengapa harga beras naik sangat tinggi, belum lagi ketersediaan beras di toko-toko ritel yang terbatas.
Baca Selengkapnya