Kisah Para 'Kartini' Banyuwangi di Garis Depan Penanganan Covid-19
Merdeka.com - Hari Kartini yang jatuh pada 21 April di tahun ini diperingati di tengah pandemi virus cirona. Di saat wabah tengah melanda, peran penting perempuan semakin tampak nyata. Mereka bergerak di semua lini, termasuk menjadi garda terdepan dalam penanganan virus.
Sebagai Ketua Tim Covid 19 di RSUD, dr. Ririek memimpin 30 anggota tim dengan tanggung jawab besar dalam penanganan Covid-19 di daerah. Timnya terdiri atas tim dokter, tim perawat dan tim laboratorium.
©2020 Merdeka.comTanggung jawab tim yang dipimpin Ririek mulai dari memeriksa pasien, menentukan status pasien sebagai PDP hingga positif, merawat pasien, mengelola pemeriksaan swab, hingga menyatakan kesembuhan pasien.
-
Siapa yang memimpin Satgas Penanganan Covid-19? Sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, Presiden Jokowi menugaskan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menjadi komando dalam sektor penanganan kesehatan. Lalu dibentuklah Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Pandemi Covid-19.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Kenapa TPU Cikadut jadi penting saat pandemi Covid-19? Hal itu menjadikan area pemakaman tersebut sebagai lokasi penunjang dari ratusan pasien yang meninggal dunia.
-
Siapa yang sedang menangani HIV di Indonesia? Pemerintah Indonesia bersama organisasi sipil dan pemimpin dunia dalam bidang kesehatan tengah merancang strategi untuk menangani HIV di Indonesia.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
"Kami bekerja dalam tim, bahu membahu satu sama lain sesuai dengan tugasnya masing-masing. Namun, tanggung jawab tetap ada di pundak saya sebagai ketua tim," ujarnya.
Dalam menjalankan tugasnya, Ririek mengaku ada tantangan tersendiri. Meski sempat ada rasa khawatir menangani penyakit baru ini, namun dia merasa yakin melakoni tugasnya. Seperti saat merawat pasien Covid-19.
"Awalnya memang takut, apalagi beberapa waktu lalu ada PDP meninggal. Tapi kembali lagi ke tanggung jawab, kalau kami takut, lalu siapa yang akan merawat dan mengobati pasien," ujarnya.
Tantangan lainnya lainnya adalah kekhawatiran dari rekan kerja nya. Tak sedikit rekan dokter dan perawat ruangan non infeksius jadi 'agak menjauh' pada tim medis Covid.
"Ya itu sih resiko sosial. Kami hanya bisa memberi pengertian. Dan Alhamdulillah, sampai sekarang kami semua sehat, bahkan sudah di rapid test juga hasilnya non reaktif," ujarnya.
Menjadi dokter penanggung jawab pasien bukan berarti tidak ada risiko. Namun, selama menerapkan protokol pemeriksaan secara benar, risiko penularan bisa dikendalikan.
©2020 Merdeka.com"Selama ini APD maupun peralatan safety-nya tersedia di RSUD dengan baik. Dan prosedur penanganan Covid selalu kami pedomani. Apalagi di RSUD kami terus menjaga imunitas dan dengan minum suplemen, dan vitamin sampai mengonsumsi minuman rempah tradisional. Itu adalah upaya kami mengurangi resiko," ujarnya.
Selain dr. Ririek, juga ada dr Roudhotul Ismaillya Noor Sp.PK. Dokter berhijab ini adalah anggota tim yang merupakan dokter spesialis patologi klinik. Salah satu tugasnya adalah mengambil swab dari pasien untuk diuji spesimen menentukan apakah pasien positif atau negatif corona.
"Waktu pengalaman pertama mengambil swab, rasanya dag dig dug banget. Meskipun APD sudah level tiga - sangat lengkap, rasa khawatir tetap ada saat itu. Ya kan kita tahu bagaimana Covid itu," tutur dr Emil sapaan akrabnya.
Namun, berpegang pada keteguhan hati dan panggilan jiwa sebagai dokter, Emil kini berhasil mengalahkan rasa takutnya.
"Semakin ke sini khawatirnya berkurang. Lebih tawakal saja, percaya penuh sama Allah SWT bahwa apapun yang terjadi adalah kehendak-Nya. Ditambah perasaan dibawa happy, supaya sehat dan imunitas terjaga. Semua Insya Allah jadi ringan jalaninya," ujarnya.
Emil pun menitip pesan kepada masyarakat agar terus berupaya semaksimal mungkin menghindari penularan. Caranya dengan menaati semua anjuran pemerintah yang telah banyak dipromosikan.
"Kami sadar merawat pasien adalah kewajiban seorang dokter, tapi jumlah kami juga terbatas, tidak akan mampu menangani jumlah pasien yang terus bertambah. Jadi, tolong disiplin menjalankan semua imbauan pemerintah, biar tidak tertular. Itu sangat membantu kami, para tenaga kesehatan," pungkasnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kowad pertama yang berpangkat Jenderal TNI bintang dua
Baca SelengkapnyaNurani memiliki jabatan mentereng di Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE Kabinet Indonesia Maju).
Baca SelengkapnyaDari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaErni Makmur menerima Apresiasi Perempuan Berpengaruh dari Dream.co.id dan Diadona.id untuk kategori Influential in Female Leadership.
Baca SelengkapnyaSosok anggota kowad satu-satunya yang berhasil meraih pangkat jenderal bintang dua.
Baca SelengkapnyaDokter Hari Paraton sudah sangat dikenal di wilayah Surabaya. Ia bekerja bukan untuk cari keuntungan pribadi.
Baca SelengkapnyaPuskestren ini merupakan bantuan layanan kesehatan dari Partai Perindo, salah satu partai pendukung pasangan Ganjar-Mahfud.
Baca Selengkapnyadr. Reza Gladys merupakan pendiri Glafidsya Aesthetic Clinic, Dermagloss skincare dan Glafidsya Skincare
Baca SelengkapnyaKartini Hermanus, jenderal wanita pertama di TNI AD. Ternyata, keturunan bangsawan.
Baca SelengkapnyaProfil enam wanita cantik yang siap mengisi posisi menteri dan membantu Presiden Prabowo Subianto dalam menjalankan kabinet lima tahun kedepan.
Baca SelengkapnyaSoal pendidikan, Dian Andriani diketahui menempuh pendidikan S1 sebanyak 2 kali, S2 sebanyak 4 kali dan S3 sebanyak 2 kali.
Baca SelengkapnyaTerawan sebelumnya pernah menjabat sebagai Menteri Kesehatan periode 23 Oktober 2019 hingga 23 Desember 2020.
Baca Selengkapnya