Kisah para pekerja jujur tak silau harta meski gaji pas-pasan
Merdeka.com - Kejujuran adalah modal penting yang harus dimiliki seseorang. Kejujuran bisa memudahkan seseorang meraih masa depan lebih baik dan mendapat kepercayaan dari orang-orang sekitarnya.
Namun tak semua orang bisa berlaku jujur. Justru saat ini banyak orang menghalalkan segala cara mendapatkan yang diinginkan. Namun siapa sangka, sifat jujur masih dipegang teguh segelintir pekerja yang hidup dengan keterbatasan ekonomi. Mereka tidak gelap mata dengan hal-hal yang bersifat materi.
Untuk mengetahui lebih jauh kisah pekerja jujur di tengah gaji pas-pasan, berikut rangkumannya:
-
Siapa yang selalu menjunjung tinggi kejujuran? Orang-orang yang memiliki kelas tinggi selalu menjunjung tinggi nilai kejujuran dan integritas.
-
Di mana pekerja Indonesia bekerja? Haygrove, sebuah perkebunan di Hereford yang memasok buah beri ke supermarket Inggris, memberikan surat peringatan kepada pria tersebut dan empat pekerja Indonesia lainnya tentang kecepatan mereka memetik buah sebelum memecat mereka lima dan enam pekan setelah mereka mulai bekerja.
-
Siapa yang memberikan inspirasi bagi orang yang menghadapi tantangan dalam mempertahankan komitmen? Banyak orang yang menghadapi tantangan dalam mempertahankan komitmen pribadi mereka, terutama di dunia yang sering kali menuntut penampilan fisik, merasa terinspirasi oleh kisah Delia Septianti.
-
Siapa yang memiliki ciri-ciri wirausahawan sejati? Wirausahawan sejati adalah orang bodoh yang pintar yang mempekerjakan orang-orang yang lebih pintar di usaha mereka.
-
Siapa saja yang mendapat pahala karena jujur? Sebagai orang yang beragam Islam, kita akan mendapatkan pahala layaknya orang syahid yang berada di jalan Allah SWT.
-
Bagaimana kerja keras bisa terbayar? Kerja keras terbayar jika kamu cukup sabar untuk menyelesaikannya.
Sopir taksi kembalikan uang Rp 194 juta milik penumpang
Sulit sekali rasanya menemukan orang jujur saat ini. Tapi hal itu tak berlaku untuk sopir taksi Express yang satu ini.
Sopir tersebut mengembalikan uang penumpang bernilai ratusan juta yang tertinggal saat menumpang taksinya. Uang itu disimpannya di kantong plastik.
Peristiwa itu bermula saat penumpang yang diketahui Hendra Purnama menghentikan taksinya di Balai Kota Jakarta Pusat menuju Taman Menteng pada Senin (28/12) kemarin.
"Pukul 18.30 WIB, pelanggan menggunakan taksi Express. Pelanggan membawa dua tas dan satu kantung plastik yang berisikan uang ratusan juta rupiah senilai Rp 194.000.000," jelas Head of Corporate Communications, Andi Hermawan, dalam press rilisnya yang diterima merdeka.com, Selasa (29/12).
Kemudian, penumpang tersebut meletakkan dua tas dan kantung plastik tersebut di jok depan. "Diduga lupa, pelanggan saat turun dari taksi hanya membawa dua tasnya saja, tidak membawa kantung plastik yang diletakan di jok depan," tambahnya.
Selang beberapa menit setelah turun, Hendra yang sadar barangnya tertinggal menghubungi pihak Express. Nasib baik masih berpihak pada Hendra, uang di dalam kantung plastik itu disimpan di Pool Express Ciganjur setelah diberikan sang sopir.
"Uang tersebut utuh, tanpa adanya kekurangan," jelas Andi.
Hendra kemudian menyampaikan rasa terima kasihnya. Dia kagum dengan sopir yang jujur tersebut.
"Sopir taksi yang telah melakukan sikap jujurnya dengan mengembalikan barang saya yang tertinggal dengan utuh, tanpa adanya kekurangan. Hanya selang beberapa jam dari kejadian tersebut tidak begitu lama, barang tertinggal tersebut telah kembali ke tangan saya," kata Hendra.
Cleaning service jujur kembalikan uang Rp 100 juta
Meski hidup kekurangan tak membuat Mulyadi (32) gelap mata. Uang sebesar Rp 100 juta yang ditemukannya saat bekerja langsung dikembalikan kepada pemiliknya. Kejadian itu bermula saat Mulyadi tengah membersihkan toilet pria di lantai dasar sekitar pukul 12.30 WIB. Ketika itu, dia menemukan tas berwarna cokelat tua yang tertinggal di atas kloset.
"Dibenak saya terpikir langsung ke customer service," ujar Mulyadi kepada merdeka.com, di Mall Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (9/6).
Rupanya, sang pemilik yang kehilangan tas tersebut merasa tersanjung dengan kejujuran bujang asal Lampung tersebut. Lelaki yang diketahui bos dari perusahaan yang berkantor di mal tersebut memberikannya hadiah berupa uang serta mentraktirnya makan di restoran mewah.
"Dapat amplop dan diajak makan malam," kenang pria yang bekerja sebagai cleaning service sejak satu tahun tiga bulan ini.
Driver GO-JEK kembalikan uang anak peneliti CSIS
Kejujuran merupakan hal yang mungkin jarang ditemukan sekarang ini, namun setidaknya nilai jujur dipegang teguh oleh pengemudi GO-JEK bernama Nurjo. Nurjo tak tergiur, uang yang bukan miliknya dikembalikan.
Kejadian berawal saat Salman, putra dari Peneliti Senior Center for Strategic and International Studies (CSIS) Philips Jusario Vermonte memesan 1 bungkus roti bakar dan nasi goreng di Roti Bakar Eddy. Dia pun memakai jasa GO-JEK.
Total belanjaan yang dipesan Salman plus ongkos GO-JEK Rp 50.700, sedangkan uang yang diberikan Rp 100.000, berarti kembalian yang seharusnya diterima Rp 49.300. Entah karena lupa atau bagaimana sang pengemudi hanya memberi uang kembalian Rp 40.300.
"Tadi pagi saya pesan roti bakar sama satu bungkus nasi goreng harganya sama ongkos GO-JEK Rp 10.000, jadi kembaliannya kurang lebih Rp 50.000," ujar Salman saat dihubungi merdeka.com, Jumat (25/12).
Tiba tiba saja sekitar pukul 13.00 WIB, Salman mendapat sebuah amplop putih berisikan uang sebesar Rp 9.000 yang ternyata itu merupakan sisa uang kembalian yang belum diberikan. Salman yang mendapat amplop tersebut mengaku terkejut dengan sikap Nurjo.
"Jam satu saya dikasih amplop sama satpam rumah, ada tulisan rincian juga. Menurut saya driver GO-JEK itu teliti. Saya saja enggak sadar, sudah lupa," pungkasnya.
Suharto, sopir taksi kembalikan uang ratusan juta ke penumpang
Satu lagi kisah teladan seorang sopir taksi. Suharto selalu berusaha jujur dengan profesinya itu. Dia tak mau rezeki yang dibawa pulang tak menjadi berkah buat keluarga.
Itu sebabnya, saat seorang penumpang melaporkan ketinggalan uang di taksinya, tanpa basa basi dia langsung bergegas mengantarkannya ke poll.
"Kejadian itu pada 26 Mei lalu sekitar pukul 2 malam," kata Suharto kepada merdeka.com, Senin (1/6).
Saat itu, sebenarnya Suharto yang membawa taksi dengan nomor lambung SA 4012, hendak pulang ke rumahnya di daerah Ciganjur, Jakarta Selatan. Sakit perut yang dialami membuatnya ingin cepat sampai di rumah.
Tapi saat melintas di kawasan Jl DR Satrio, tepat di seberang gedung AXA Tower ada tiga orang menyetop, dua pria dan seorang wanita. Merasa kasihan sekaligus menambah pendapatan hari itu, dia pun memutuskan membawa penumpang itu.
"Yang naik cuma dua orang pria bule Australia dan wanita, umurnya kisaran 30 lah. Mereka minta diantar ke Sudirman Park," katanya.
Jarak Sudirman Park dan Ambassador yang begitu dekat membuatnya dengan cepat sampai ke lokasi. Setibanya di pelataran apartemen, mobil Suharto kehalangan mobil penghuni yang akan parkir. Karena penumpang terburu-buru, mereka tak masalah harus jalan sedikit menuju lobi. Kebetulan Suharto juga sudah tak tahan dengan perut mules.
"Kenanya Rp 19.900 dibayar uang Rp 20.000. Saat itu sudah bilang periksa lagi jangan sampai ada barang yang tinggal. Tapi penumpang itu bilang tidak ada lagi. Saya pun lanjut balik enggak lihat juga ke jok belakang," tambahnya.
Saat melintas di Jl Rasuna Said arah perempatan Jl Mampang, taksi Suharto kembali diberhentikan pemuda pria yang sepertinya baru pulang kerja. Dia meminta diantarkan ke arah Jl Warung Buncit. Dia akhirnya tiba di rumah pukul 03.30 WIB, dan langsung bergegas bersih-bersih dan menunggu salat subuh. Saat akan istirahat, tiba-tiba ponselnya berbunyi ternyata dari kantor pusat. Dari ujung telepon, dikatakan bahwa ada barang penumpang yang tertinggal di belakang jok sopir.
"Saya ditelepon, pak ada barang penumpang tinggal penumpang tinggal enggak. Coba cek di belakang. Itu telepon sampai dua kali. Saya bilang iya nanti kalau udah beres dari kamar mandi saya cek. Trus dibilang lagi, itu isinya uang pak, saya bilang aja ya saya enggak tahu orang lagi mules ini. Iya nanti saya cek kalau udah beres semuanya," beber pria berkacamata ini menceritakan perbincangannya dengan pihak Express.
Selesai salat, dia langsung menuju mobil dan melihat jok kursi belakang. Benar saja, dia melihat tas selempang hitam ukuran 20x30 cm. Bergegas dia mengantarkan ke poll tanpa berani melihat isi dalamnya.
"Terus saya ditelepon lagi, saya bilang iya ada. Kemudian saya antar ke poll dan dibuka bersama-sama di sana, ternyata 100 lembar dolar Australia pecahan 100, ada power bank, parfum. Setelah bikin berita acara, pagi itu langsung saya antarkan ke apartemen milik dua penumpang itu tadi, karena dia rupanya yang ketinggalan."
"Di tengah perjalanan mengantar, saya juga ditelepon si pemilik uang itu, katanya tolong ya pak itu hidup dan mati saya, buat operasi ibu saya yang kena kanker," tambahnya.
Lebih kurang pukul 08.00 WIB pagi, uang itu sudah diantarkan Suharto kepada pemiliknya. Jika dikurskan jumlahnya lebih dari Rp 100 juta. Disaksikan dua sekuriti apartemen, uang itu diserahkan dan dihitung bersama.
"Alhamdulillah saya dapat dua lembar AUS 100. Bulenya bilang makasih-makasih. Saya suruh hitung juga, dan pas," jelas dia.
Uang ucapan terima kasih itu langsung ditukarkan Suharto untuk biaya anaknya sekolah. Lebih kurang dia mendapat Rp 2.030.000.
"Langsung saya pakai bayar uang sekolah anak saya di SMK yang nunggak lima bulan. Meski pun masih kurang Rp 3 juta lagi buat nebus ijazah," ucap pria yang sudah 11 tahun bekerja menjadi sopir taksi di Express Group.
Dia mengakui, sebagai sopir sebenarnya banyak sekali godaan saat tahu ada barang penumpang yang tertinggal. Tapi sekali lagi, Suharto selalu menekankan pada dirinya untuk jujur.
"Kita berkaca diri saja kalau ada di posisi itu, kehilangan gimana rasanya. Jadi Insya Allah ada pengganti dari Atas, rezeki itu sudah diatur yang di Atas," tutup Suharto.
Cleaning service temukan Rp 20 Juta di Bandara Soekarno Hatta
Terbaru, Rivan alias Irfan, seorang petugas cleaning service di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta menemukan tas berisi Rp 20 juta dan barang berharga lain, Kamis (18/8) lalu.
Rivan mengatakan, dirinya melihat ada seorang penumpang terburu-buru masuk ke dalam toilet. Namun, saat keluar penumpang itu tidak membawa serta tas yang dia bawa.
"Saya sudah kejar, tapi orangnya sudah keburu pergi. Ya saya tungguin di toilet, tapi orangnya enggak balik-balik," kata Irfan, Sabtu (20/8).
Menurut Rivan, karena tak kunjung datang dirinya pun mengantarkan tas itu kepada petugas Aviation Security (Avsec) dekat toilet.
Petugas Avsec kemudian membuka tas tersebut. Ketika sudah dibuka, ternyata berisi uang pecahan Rp 100.000 dan Rp 50.000 yang ditumpuk dan diikat dengan karet serta lima buku rekening bersama dua ponsel.
"Saya gemetaran kaget bukan main. Enggak pernah lihat duit sebanyak itu. Saya jadi merinding kalau ingat-ingat lagi," tutur Irfan.
Memang diakuinya, sering ada barang yang tertinggal. Adapun tempat barang berharga sering tertinggal seperti toilet, ruang tunggu, ruang boarding, hingga lounge.
Sesuai prosedur perusahaan alih daya penyedia petugas cleaning service, jika menemukan benda berharga atau mencurigakan, langsung diserahkan kepada Avsec atau polisi. Ketika penyerahan barang tersebut, cleaning service bersama petugas keamanan menandatangani formulir serah terima, baru barang ditangani oleh pihak keamanan.
Setelah barang diserahkan, Avsec menghubungi sang pemilik melalui salah satu identitas pemilik yang tertinggal di dalam tas. Selang 30 menit lebih, pemilik tas langsung datang dan mengambil barangnya itu.
"Dia bilang terima kasih sama saya. Memang kalau di tempat saya kerja, selalu diutamakan soal kejujuran," ujar Rivan.
Pihak PT Angkasa Pura II berencana memberikan penghargaan kepada Rivan. Penghargaan akan diberikan pada Senin (23/8) nanti, bersamaan dengan penyambutan kedatangan pebulu tangkis peraih medali emas Olimpiade di Brasil, Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir.
Sebelum ini menurut Mochamad Subkhi salah seorang supervisor cleaning service, sebelumnya pihaknya juga telah mengembalikan uang yang tertinggal sebanyak Rp100 juta. "Waktu itu mata uang asing, sudah dikembalikan juga kepada pemiliknya," katanya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penting untuk menghargai setiap orang tanpa memandang status finansial, dan lebih fokus pada nilai-nilai dan kualitas pribadi.
Baca SelengkapnyaMereka yang benar-benar kaya seringkali memilih gaya hidup yang lebih sederhana.
Baca SelengkapnyaBerikut kisah seorang wanita yang bangga sang kekasih selalu baik kepada orang lain.
Baca SelengkapnyaKisah yang ia bagikan di Tiktok viral dan bikin warganet ikut nostalgia,
Baca SelengkapnyaDengan sikap yang benar dan pengelolaan yang cermat, Anda bisa menemukan kebahagiaan meskipun dalam keterbatasan finansial.
Baca SelengkapnyaFirman berjuang keras untuk mengangkat derajat keluarganya yang selama ini hidup miskin.
Baca SelengkapnyaAntusiasme itu tidak hilang bahkan ketika orang mencapai tingkat kekayaan yang sangat tinggi.
Baca SelengkapnyaSeorang warga ibu kota menceritakan kehidupannya yang harus menghidupi 5 anggota keluarga dengan gaji Rp6 juta per bulan.
Baca SelengkapnyaSehari-hari, mereka bekerja sebagai buruh tani. Penghasilan harian kecil kadang tak dapat sama sekali
Baca SelengkapnyaKebanyakan orang mungkin menganggap Arab Saudi adalah negara kaya. Namun siapa sangka ada sisi gelap perlakuan orang Arab ke pekerja Indonesia di balik kehidupa
Baca Selengkapnya