Kisah pasukan khusus TNI hancurkan sarang provokator Ambon
Merdeka.com - Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Fransen Siahaan geram mendapati fakta ada anggota TNI dan Polri yang menjual peluru pada gerakan pengacau keamanan di Papua. Panglima menyebut pengkhianatan itu sebagai duri dalam daging.
Sementara rekan-rekannya bertempur dan gugur ditembak kriminal bersenjata, orang-orang ini malah menjual peluru pada musuh.
"Saya akan pecat anggota itu. Saya tidak butuh dengan anggota seperti itu. Indikasi keterlibatan anggota saya memang telah lama terdengar dan mereka masuk ke dalam aparat," tegas dia.
-
Siapa yang memimpin Kopassus? Saksikan Video ini: Komandan Jenderal Baru Korps baret Merah
-
Mengapa pasukan TNI menyerbu markas OPM? Kontak tembak terjadi antara pasukan TNI dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM).
-
Siapa yang pimpin pasukan? Tim Sparta yang dipimpin langsung oleh Kapolresta Surakarta Kombes Pol Iwan Saktiadi langsung melakukan pengadangan.
-
Apa tugas Kopassus di Timor Timur? Menurut Agum, dia diberi tugas mengurangi kekuatan Fretilin di Timor Timur. Ada dua cara yang bisa dilakukan, cari dan bunuh mereka. Atau sadarkan mereka untuk sama-sama membangun. “Saya pilih cara yang kedua,“ kata Perwira Baret Merah ini.
-
Bagaimana Kopassus dilatih? Para prajurit Kopassus dilatih dengan standar tinggi dalam berbagai bidang seperti pertempuran, penyelamatan sandera, pengintaian, dan tindakan-tindakan khusus lainnya, menjadikan mereka salah satu pasukan elit terbaik di Indonesia.
-
Siapa yang terlibat dalam baku tembak tersebut? Anggota Brimob dan TNI yang dikerahkan untuk menjaga keamanan Papua dan menumpas KKB juga mengalami masalah yang cukup pelik. Anggota Brimob dan TNI pun kerap terlibat baku tembak dengan para teroris di Papua yang semakin lama mulai berani menyerang TNI dan Polri yang berjaga di sana.
TNI dan Polri seharusnya berjuang untuk menjaga keutuhan NKRI. Ada cerita menarik bagaimana dulu para desertir TNI dan Polri malah menjadi provokator dan mengendalikan kerusuhan di Ambon.
Para perusuh di Ambon menjadikan Hotel Wijaya II sebagai markas komando mereka. Bangunan itu dipertahankan dengan aneka senjata dan sniper alias penembak jitu. Diduga mereka mendapat senapan dan amunisi dari gudang senjata Brimob yang dibobol saat kerusuhan. Saat itu tak kurang dari 900 senapan yang hilang. Belum ditambah pistol dan granat yang juga dijarah.
Aksi para perusuh makin brutal. Tanggal 22 Januari 2001, pasukan Batalyon Gabungan dikerahkan untuk menghancurkan kekuatan musuh yang bertahan di Hotel Wijaya II. Pasukan Gabungan itu seluruhnya pasukan elite TNI. Unsur utamanya dari Kopassus dibantu Paskhas dan Marinir.
Sekitar pukul 05.00 WIT, tim melakukan serangan mendadak. Suara ledakan dan rentetan tembakan terdengar di mana-mana. Para pasukan elite ini bergerak cepat melakukan raid dari satu ruangan ke ruangan. Mereka berusaha menangkap semua provokator hidup-hidup.
Pertempuran di sekitar Hotel Wijaya II berlangsung seperti layaknya perang kota di Sarajevo atau Stalingrad di Uni Soviet.
Pusat kegiatan para perusuh berada di lantai empat hotel yang dijadikan pusat komando pengendalian kerusuhan Ambon. Bertebaran berbagai peta dan rencana operasi para perusuh.
Pasukan Yongab TNI menyergap empat desertir TNI/Polri yang sering menembaki pasukan Yongab. Petugas juga menemukan 14 pucuk senapan organik TNI yang digunakan empat orang itu.
Empat desertir yang ditangkap itu adalah AKBP JS, lalu Iptu A, dan Ipda AA dari kepolisian, serta Mayor Inf NN. Selain empat orang itu, petugas juga menangkap 25 perusuh lain dari Hotel Wijaya.
Seorang perwira menuturkan di lokasi penggerebekan juga ditemukan narkoba, sabu dan wanita.
Setelah Hotel Wijaya II dikuasai, perlahan kekuatan perusuh di Ambon mulai menurun. Situasi pun mulai bisa dikendalikan aparat keamanan.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Situasi ini makin memanas saat para desertir dari TNI/Polri yang bergabung dengan kelompok-kelompok yang bertikai.
Baca SelengkapnyaDua jenderal TNI Polri rela terjun langsung ke medan pertempuran sambil bawa senjata demi dapat mengamankan DPO teroris di Poso.
Baca SelengkapnyaAcara bakar batu di Puncak Papua berujung penembakan pos Raider
Baca SelengkapnyaKelompok OPM Teranus Enumbi di Papua berhasil dilumpuhkan oleh aparat TNI.
Baca SelengkapnyaMomen sekelompok orang diduga geng motor masuk ke markas TNI AU.
Baca SelengkapnyaBayu mengatakan informasi 3 KKB yang tertembak diperoleh dari informan dalam kelompok Yoswa Maisani.
Baca SelengkapnyaTim Alfa 29, pasukan pencabut nyawa pemimpin kelompok teroris MIT bernama Santoso dalam Operasi Tinombala.
Baca SelengkapnyaGerombolan OPM yang disergap dipimpin Teranus Enumbi. Mereka kerap menyerang masyarakat dan aparat TNI serta menebar teror di Puncak Jaya.
Baca SelengkapnyaTiga senjata api hasil rampasan diamankan dari tangan kelimanya.
Baca SelengkapnyaDalam operasi preventif yang dilakukan oleh aparat TNI-Polri, mereka menemukan senjata yang akan diselundupkan untuk teroris KKB Papua yang terbaru dan canggih.
Baca SelengkapnyaPrajurit Koops TNI Habema membalas tembakan OPM pimpinan Apeni Kobugau dari Kampung Bazemba
Baca SelengkapnyaTNI-Polri terus melancarkan langkah proaktif mengamankan wilayah Distrik Homeyo dari gangguan OPM
Baca Selengkapnya