Kisah penerjunan Operasi Naga merebut Irian Barat dari Belanda
Merdeka.com - Belasan anggota pasukan elite TNI dan tentara Malaysia nyasar saat terjun payung. Mereka tertiup angin dengan kecepatan 60 km/jam hingga terbawa jauh dari lokasi pendaratan. Seharusnya pasukan ini mendarat di Lapangan Benteng, Medan. Tetapi ada yang mendarat di mal, rel kereta api hingga jalan raya, Rabu (12/6) kemarin.
Terjun payung memang bukan perkara mudah. Apalagi saat cuaca buruk di medan perang. Karena itu pasukan payung dikenal sebagai pasukan elite. Risiko salah mendarat, ditembaki musuh, hingga payung tak terbuka selalu mengintai penerjun.
-
Siapa yang memimpin pasukan TNI dalam Operasi Trikora? Mayjen Soeharto menjadi Panglima Komando Mandala dalam Operasi Trikora tahun 1962.
-
Apa yang diselamatkan oleh para perwira TNI? Semua kembali ke staf dengan membawa uang untuk pasukan-pasukan dan dinas-dinas untuk melaksanakan secara resmi timbang terima uang itu.
-
Apa yang dilakukan TNI? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
-
Apa yang terjadi pada KRI Nanggala (402)? Tragedi tenggelamnya KRI Nanggala 402 mengungkap berbagai pertanyaan tentang keselamatan dan keandalan kapal selam, serta menyoroti tantangan yang dihadapi oleh angkatan laut dalam menjalankan operasi laut yang kompleks.
-
Siapa prajurit TNI AU yang menang? Ya, prajurit TNI AU yang bernama Praka Ongen Saknosiwi ini berhasil meraih kemenangan pada gelaran Byon Combat Showbiz Vol 3.
-
Bagaimana anggota TNI ini menunjukkan keberaniannya? Prada Triwandi berani mengamankan masyarakat saat terjadi kerusuhan di wilayah Sentani, Kabupaten Jayapura.
Ada kisah heroik soal penerjun payung yang salah mendarat. Saat itu Indonesia tengah menggelar kampanye militer Tri Komando Rakyat (Trikora) untuk merebut Irian Barat. Operasi Naga digelar untuk merebut Merauke, dengan kekuatan 200 prajurit dari RPKAD dan Batalyon Raiders 530. Dua-duanya satuan terbaik milik TNI. Operasi ini dipimpin Kapten Benny Moerdani, dari RPKAD.
Dalam penerjunan ini ikut pula dr Ben Mboi. Kehadiran Ben Mboi sangat istimewa. Dia adalah dokter sukarelawan TNI dan satu-satunya sarjana yang ikut dalam operasi Trikora. Ben ikut terjun bersama para pasukan payung di belantara Papua.
Dalam buku 'Biografi Ben Mboi -Dokter, Memoar Prajurit, Pamong Praja', dia melukiskan penerjunan tersebut. Pukul 03.00 dini hari, 24 Juni 1962, Ben melompat dari perut pesawat C-130 Hercules di atas belantara Papua. Misinya menyerbu Merauke.
Mereka mendarat bukan di tanah, tetapi di puncak-puncak pohon yang tingginya 20 meter. Untung ada tali yang khusus dibawa sehingga prajurit dapat turun.
Ben terpisah dari induk pasukan. Dia menemukan 8 orang rekannya. Sementara seorang lagi hilang. Mulailah petualangannya di belantara Papua. Mereka menyadari mendarat sebelah barat sungai Moro. Seharusnya di sebelah Timur. Rapatnya hutan dan lebar sungai sangat jauh dengan yang ada di Jawa.
"Kami meneruskan perjalanan menuju tepi barat Kali Maro. Kami kaget bukan main, karena sungai ini begitu lebar, mungkin 2-3 km lebarnya," kata Ben Mboi.
Mereka menelusuri hutan hampir satu bulan lamanya. Beberapa kali mereka bertemu penduduk setempat. Ada yang membantu, ada juga yang berkhianat dan malah melapor pada Marinir Belanda.
Beberapa kali kelompok kecil ini terlibat baku tembak dengan Tentara Belanda. Empat orang terluka dan terpaksa ditinggalkan. Menjelang memasuki Merauke, kontak senjata makin sering terjadi.
Akhirnya Ben berhasil menemukan pasukan inti di bawah Kapten Benny Moerdani dan wakilnya Kapten Bambang Soepeno.
Tak lama, tercapailah gencatan senjata antara Belanda dan Indonesia. Tembak menembak pun berakhir dan digantikan perundingan di meja diplomasi. Dalam operasi Naga tercatat 36 tewas dan 20 orang hilang.
Ben mengakui penerjunan di belantara Papua memang luar biasa. Keberanian dan patriotisme membuat orang menjadi nekat bahkan gila. Membuat orang geleng-geleng kepala. Simaklah percakapan Ben dengan beberapa pilot AS yang kemudian mendarat di Papua.
"Bagaimana kamu tiba di Papua?" tanya mereka.
"Terjun, dengan C-130 Hercules di pagi buta jam 03.00," jawab Ben.
"Apa? Terjun dari pesawat jam 3 pagi. Kamu ini bodoh atau gila? Atau bodoh sekaligus gila! Bahkan tentara Jepang yang paling berani saja tak berani menyerang Papua dari udara, laut bahkan dari darat," kata mereka sambil geleng-geleng kepala. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perjuangan dan semangat yang dimiliki pasukan tentara Indonesia melawan Belanda demi mempertahankan kemerdekaan begitu besar dalam peristiwa ini.
Baca SelengkapnyaCerita Prabowo Subianto saat masih menjadi Danjen Kopassus dan memimpin operasi penting di Papua.
Baca SelengkapnyaMantan Danjen Kopassus ini lalu cerita bahwa dulu sering mengunjungi Nusakambangan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pertempuran ini mencakup serangkaian operasi militer antara pasukan Kekaisaran Jepang dan Republik Tiongkok.
Baca SelengkapnyaSerangan Umum 1 Maret 1949 adalah sebuah upaya besar dalam perang kemerdekaan Indonesia melawan Belanda.
Baca SelengkapnyaOtorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) membuka kunjungan bagi masyarakat umum ke ibu kota baru Indonesia di Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara.
Baca SelengkapnyaSimak cerita di balik tempat bersejarah dan saksi bisu ditangkapnya Pangeran Diponegoro.
Baca SelengkapnyaCerita Brigadir Amharet tugas di zona merah Papua hingga tidak mengenal baju dinas.
Baca SelengkapnyaKedatangan mereka yang tiba-tiba membuat gempar masyarakat pesisir Tuban
Baca Selengkapnya