Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Penyintas: 10 Hari di Ranjang Wisma Atlet Berjuang Lawan Covid

Kisah Penyintas: 10 Hari di Ranjang Wisma Atlet Berjuang Lawan Covid Tower 8 Wisma Atlet disiapkan untuk ruang isolasi pasien Covid-19. ©Liputan6.com/Faizal Fanani

Merdeka.com - "Sekarang mah kena covid bukan aib, justru biar makin aware," kata Mila, salah satu penyintas Covid-19.

Begitulah awal mula perbincangan merdeka.com dan Mila, pada Jumat (25/6) kemarin. Tanpa ragu apalagi malu, Mila menceritakan bagaimana dia bisa terpapar virus asal Wuhan, China itu.

Suatu hari di akhir Mei 2021. Mila merasakan sakit di dadanya. Sakit seperti ditusuk-tusuk.

Orang lain juga bertanya?

Dia memutuskan pergi ke dokter. Oleh dokter, Mila disarankan melakukan rontgen thorax. Hasilnya, di paru-paru Mila ditemukan bronkopneumonia. Bronkopneumonia dikenal bersahabat sama dengan Covid-19.

Saat itu juga, Mila langsung melakukan swab PCR. Dia ingin memastikan kondisinya saat itu. Positif atau negatif Covid-19.

"Benar aja hasilnya positif, tapi positif dengan CT Value yang nggak rendah-rendah banget kaya orang-orang gitu," kata Mila.

penyintas covid 19 di wisma atlet kemayoran

Mila mengaku tidak tahu dari mana virus itu masuk ke badannya. Sebagai ibu rumah tangga, ia lebih sering menghabiskan waktu di rumah bersama anaknya. Apalagi sejak setahun pandemi melanda.

Semula, Mila memutuskan melakukan isolasi mandiri di rumah. Tetapi malam hari, dadanya kembali sesak. Di malam yang sama, Mila dilarikan ke rumah sakit swasta di kawasan Jakarta Timur. Sayangnya karena jumlah tenaga medis tidak memadai, di sana hanya ada tiga perawat dan satu dokter, Mila disarankan mencari rumah sakit lain. Merasa tidak kuat lagi, akhirnya Mila dilarikan ke Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet.

Prosesnya begitu cepat, tanpa persiapan apapun. Tiba di Wisma Atlet, Mila masuk ke tower 6. Khusus untuk pasien dengan gejala.

Mila langsung ditangani petugas medis dan dilakukan pemeriksaan menyeluruh. Mulai dari cek darah, rekam jantung, rontgen, sampai cek kadar oksigen. Mila kemudian diberi obat dan ia beristirahat.

"Udah semua saya lewatin. Abis itu langsung dicariin kamar kosong terus dipakein gelang pasien gitu," ujar Mila.

Mila menceritakan malam-malamnya selama menjalani perawatan di Wisma Atlet. Para pasien dipersilakan masuk grup Whatsapp untuk memudahkan koordinasi dengan tenaga medis.

"Setiap pagi itu, dapat WA di grup 'ibu bapak obat bisa diambil' jadi semuanya mandiri. Obat-obatannya ada nama masing-masing jadi tinggal ambil aja," cerita Mila.

penyintas covid 19 di wisma atlet kemayoran

Di Wisma Atlet, katanya, banyak sekali kegiatan yang dibuat agar pasien tidak bosan. Mulai dari senam di pagi dan sore hari, juga berjemur.

"Semua disarankan untuk senam dan berjemur di lapangan utama."

Selama di rawat, kata Mila, kondisi Wisma Atlet masih kondusif. Belum ada peningkatan pasien seperti sekarang ini.

"Alhamdulillah pas zaman saya cepet belum banyak kaya sekarang," katanya.

Sepuluh hari menjalani perawatan di Wisma Atlet, kabar bahagia menghampiri Mila. Saat dilakukan swab, hasilnya negatif. Artinya, Mila bisa kembali berkumpul dengan suami, anak tercinta dan tentunya keluarga.

Butuh Support Bukan Pertanyaan

Di akui Mila, saat pertama kali dinyatakan positif Covid-19, dunianya seperti terbalik. Apalagi ketika harus menjalani perawatan di Wisma Atlet. Hari-hari berat bagi Mila.

Diaa harus meninggalkan keluarga terlebih bayinya berumur 1 tahun. Ia benar-benar berada dititik terendah dalam hidup. Terlebih ia 'diteror' banyak pertanyaan melalui pesan singkat.

"Jujur agak down kalau terus ditanya, kena di mana? Nular dari siapa? Anak gimana? Sebenernya nggak ada masalah sama pertanyaannya. Tapi jujur itu yang itu bikin saya down saat itu," kata Mila.

penyintas covid 19 di wisma atlet kemayoran

Mila berpesan. Kepada siapa, jika ada keluarga atau teman yang positif Covid-19, jangan beri pertanyaan membuat mereka down. Sebab penderita Covid-19, hanya perlu disupport dengan kata-kata semangat bukan pertanyaan-pertanyaan.

"Cuma butuh support bukan pertanyaan," tegas Mila.

Berkat support dari keluarga dan teman-teman, Mila menjadi kuat dan semakin semangat untuk sembuh.

"Anak yang lebih utama support positif biar cepat sehat, cepat pulang," kata Mila.

Walau sudah dinyatakan sembuh, Mila masih dalam tahap pemulihan. Dia tetap harus melakukan kontrol ke dokter.

"Masih pemulihan sampai detik ini. Tapi udah 80 persen sehat. Jauh membaik," kata Mila.

Mila juga berpesan, di tengah kasus Covid-19 yang terus naik, tetap jaga kesehatan,di rumah saja dan pakai masker selalu. Lindungi diri Anda, keluarga dan orang-orang di sekitar Anda.

(mdk/lia)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Potret Pilot Vincent Raditya Idap Flu Singapura, Keluar Bintik di Wajah dan Kepala Hingga Bernanah
Potret Pilot Vincent Raditya Idap Flu Singapura, Keluar Bintik di Wajah dan Kepala Hingga Bernanah

Kabar kurang sedap datang dari pilot Vincent Raditya. Ia tengah menjalani rawat inap di sebuah rumah sakit

Baca Selengkapnya
Apa Itu Pneumonia pada Anak? Simak Penyebab, Gejala, dan Penanganannya
Apa Itu Pneumonia pada Anak? Simak Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

Mengenal pneumonia pada anak, termasuk penyebab, gejala, dan cara penanganannya.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut Penyakit Pneumonia Misterius Menular Lewat Droplet
Kemenkes Sebut Penyakit Pneumonia Misterius Menular Lewat Droplet

Kemenkes menelusuri kontak erat enam pasien terkonfirmasi pneumonia misterius.

Baca Selengkapnya
Atalia Positif Covid-19, Ridwan Kamil Mohon Doa dari Masyarakat
Atalia Positif Covid-19, Ridwan Kamil Mohon Doa dari Masyarakat

Sebelum dibawa ke Rumah Sakit Borromeus Bandung, Atalia menemani RK mendaftar sebagai calon gubernur Jakarta.

Baca Selengkapnya
Bronkopneumonia, Ancaman Serius bagi Kesehatan Si Kecil
Bronkopneumonia, Ancaman Serius bagi Kesehatan Si Kecil

Bronkopneumonia pada anak merupakan masalah serius yang memerlukan perhatian dan penanganan medis yang tepat.

Baca Selengkapnya
Kemenkes: Penyintas Covid-19 yang Kena DBD Tak Muncul Bintik Merah, Tapi Demam Tak Reda hingga 10 Hari
Kemenkes: Penyintas Covid-19 yang Kena DBD Tak Muncul Bintik Merah, Tapi Demam Tak Reda hingga 10 Hari

Kemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.

Baca Selengkapnya
Enam Kasus Pneumonia Misterius Terdeteksi di Indonesia, Kemenkes: Semua Sudah Sembuh
Enam Kasus Pneumonia Misterius Terdeteksi di Indonesia, Kemenkes: Semua Sudah Sembuh

Namun, penemuan pneumonia merupakan kasus lama yang terjadi pada Oktober dan November

Baca Selengkapnya
Mikhayla Anak Nia Ramadhani ke RS Didampingi Dokter Keluarga, Netizen 'Beda Emang sama Keluarga Versi BPJS'
Mikhayla Anak Nia Ramadhani ke RS Didampingi Dokter Keluarga, Netizen 'Beda Emang sama Keluarga Versi BPJS'

Mikha mengalami muntah-muntah hingga sakit kepala.

Baca Selengkapnya
Perbedaan antara Bronkopneumonia dan Pneumonia yang Perlu Kita Ketahui
Perbedaan antara Bronkopneumonia dan Pneumonia yang Perlu Kita Ketahui

Pneumonia dan bronkopneumonia adalah infeksi yang menyebabkan terjadinya peradangan pada jaringan paru-paru.

Baca Selengkapnya