Kisah Penyintas: 10 Hari di Ranjang Wisma Atlet Berjuang Lawan Covid
Merdeka.com - "Sekarang mah kena covid bukan aib, justru biar makin aware," kata Mila, salah satu penyintas Covid-19.
Begitulah awal mula perbincangan merdeka.com dan Mila, pada Jumat (25/6) kemarin. Tanpa ragu apalagi malu, Mila menceritakan bagaimana dia bisa terpapar virus asal Wuhan, China itu.
Suatu hari di akhir Mei 2021. Mila merasakan sakit di dadanya. Sakit seperti ditusuk-tusuk.
-
Apa gejala yang dirasakan dari Covid Pirola? Gejala Covid Pirola Lantas, seperti apa gejala covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Apa itu Bronkopneumonia? Bronkopneumonia, atau dikenal sebagai pneumonia lobularis, merupakan jenis pneumonia yang disebabkan oleh infeksi dan peradangan pada saluran napas utama, yaitu bronkus. Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur.
-
Apa itu bronkopneumonia? Apabila seorang anak dicurigai mengalami pneumonia, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan untuk memastikan diagnosis, salah satunya adalah dengan melakukan rontgen thoraks. Dari hasil rontgen thoraks, pneumonia yang paling umum terjadi biasanya terletak di area bronkus, yaitu percabangan dalam saluran pernapasan, sehingga disebut sebagai bronkopneumonia. 'Pada anak-anak paling sering itu yang mengenai bronkus, maka kondisi itu disebut dengan bronkopneumonia,' tambahnya. 'Jadi istilah bronkopneumonia itu hanya menunjukan lokasi peradangan paru,' jelas Wahyuni saat menjawab pertanyaan dari Liputan6.com.
-
Apa saja gejala yang dialami pasien pertama Covid-19? Setelah kembali ke Depok, NT mulai merasakan gejala seperti batuk, sesak, dan demam selama 10 hari. Ia berobat ke RS Mitra Depok dan didiagnosis mengidap bronkopneumonia, salah satu jenis pneumonia yang menyebabkan peradangan pada paru-paru.
-
Apa itu bronkitis? Bronkitis adalah suatu kondisi yang ditandai dengan iritasi atau peradangan pada dinding saluran bronkus, yaitu pipa yang menghubungkan tenggorokan dengan paru-paru.
-
Apa saja gejala penyakit paru yang perlu diperiksakan ke dokter? Berikut adalah beberapa gejala penyakit paru yang sebaiknya segera diperiksakan ke dokter:Batuk;Gejala mirip flu;Rasa berat di dada;Sesak napas;Batuk disertai darah;Suara napas yang mengi;Nyeri di dada.
Dia memutuskan pergi ke dokter. Oleh dokter, Mila disarankan melakukan rontgen thorax. Hasilnya, di paru-paru Mila ditemukan bronkopneumonia. Bronkopneumonia dikenal bersahabat sama dengan Covid-19.
Saat itu juga, Mila langsung melakukan swab PCR. Dia ingin memastikan kondisinya saat itu. Positif atau negatif Covid-19.
"Benar aja hasilnya positif, tapi positif dengan CT Value yang nggak rendah-rendah banget kaya orang-orang gitu," kata Mila.
Mila mengaku tidak tahu dari mana virus itu masuk ke badannya. Sebagai ibu rumah tangga, ia lebih sering menghabiskan waktu di rumah bersama anaknya. Apalagi sejak setahun pandemi melanda.
Semula, Mila memutuskan melakukan isolasi mandiri di rumah. Tetapi malam hari, dadanya kembali sesak. Di malam yang sama, Mila dilarikan ke rumah sakit swasta di kawasan Jakarta Timur. Sayangnya karena jumlah tenaga medis tidak memadai, di sana hanya ada tiga perawat dan satu dokter, Mila disarankan mencari rumah sakit lain. Merasa tidak kuat lagi, akhirnya Mila dilarikan ke Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet.
Prosesnya begitu cepat, tanpa persiapan apapun. Tiba di Wisma Atlet, Mila masuk ke tower 6. Khusus untuk pasien dengan gejala.
Mila langsung ditangani petugas medis dan dilakukan pemeriksaan menyeluruh. Mulai dari cek darah, rekam jantung, rontgen, sampai cek kadar oksigen. Mila kemudian diberi obat dan ia beristirahat.
"Udah semua saya lewatin. Abis itu langsung dicariin kamar kosong terus dipakein gelang pasien gitu," ujar Mila.
Mila menceritakan malam-malamnya selama menjalani perawatan di Wisma Atlet. Para pasien dipersilakan masuk grup Whatsapp untuk memudahkan koordinasi dengan tenaga medis.
"Setiap pagi itu, dapat WA di grup 'ibu bapak obat bisa diambil' jadi semuanya mandiri. Obat-obatannya ada nama masing-masing jadi tinggal ambil aja," cerita Mila.
Di Wisma Atlet, katanya, banyak sekali kegiatan yang dibuat agar pasien tidak bosan. Mulai dari senam di pagi dan sore hari, juga berjemur.
"Semua disarankan untuk senam dan berjemur di lapangan utama."
Selama di rawat, kata Mila, kondisi Wisma Atlet masih kondusif. Belum ada peningkatan pasien seperti sekarang ini.
"Alhamdulillah pas zaman saya cepet belum banyak kaya sekarang," katanya.
Sepuluh hari menjalani perawatan di Wisma Atlet, kabar bahagia menghampiri Mila. Saat dilakukan swab, hasilnya negatif. Artinya, Mila bisa kembali berkumpul dengan suami, anak tercinta dan tentunya keluarga.
Butuh Support Bukan Pertanyaan
Di akui Mila, saat pertama kali dinyatakan positif Covid-19, dunianya seperti terbalik. Apalagi ketika harus menjalani perawatan di Wisma Atlet. Hari-hari berat bagi Mila.
Diaa harus meninggalkan keluarga terlebih bayinya berumur 1 tahun. Ia benar-benar berada dititik terendah dalam hidup. Terlebih ia 'diteror' banyak pertanyaan melalui pesan singkat.
"Jujur agak down kalau terus ditanya, kena di mana? Nular dari siapa? Anak gimana? Sebenernya nggak ada masalah sama pertanyaannya. Tapi jujur itu yang itu bikin saya down saat itu," kata Mila.
Mila berpesan. Kepada siapa, jika ada keluarga atau teman yang positif Covid-19, jangan beri pertanyaan membuat mereka down. Sebab penderita Covid-19, hanya perlu disupport dengan kata-kata semangat bukan pertanyaan-pertanyaan.
"Cuma butuh support bukan pertanyaan," tegas Mila.
Berkat support dari keluarga dan teman-teman, Mila menjadi kuat dan semakin semangat untuk sembuh.
"Anak yang lebih utama support positif biar cepat sehat, cepat pulang," kata Mila.
Walau sudah dinyatakan sembuh, Mila masih dalam tahap pemulihan. Dia tetap harus melakukan kontrol ke dokter.
"Masih pemulihan sampai detik ini. Tapi udah 80 persen sehat. Jauh membaik," kata Mila.
Mila juga berpesan, di tengah kasus Covid-19 yang terus naik, tetap jaga kesehatan,di rumah saja dan pakai masker selalu. Lindungi diri Anda, keluarga dan orang-orang di sekitar Anda.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kabar kurang sedap datang dari pilot Vincent Raditya. Ia tengah menjalani rawat inap di sebuah rumah sakit
Baca SelengkapnyaMengenal pneumonia pada anak, termasuk penyebab, gejala, dan cara penanganannya.
Baca SelengkapnyaKemenkes menelusuri kontak erat enam pasien terkonfirmasi pneumonia misterius.
Baca SelengkapnyaSebelum dibawa ke Rumah Sakit Borromeus Bandung, Atalia menemani RK mendaftar sebagai calon gubernur Jakarta.
Baca SelengkapnyaBronkopneumonia pada anak merupakan masalah serius yang memerlukan perhatian dan penanganan medis yang tepat.
Baca SelengkapnyaKemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.
Baca SelengkapnyaNamun, penemuan pneumonia merupakan kasus lama yang terjadi pada Oktober dan November
Baca SelengkapnyaMikha mengalami muntah-muntah hingga sakit kepala.
Baca SelengkapnyaPneumonia dan bronkopneumonia adalah infeksi yang menyebabkan terjadinya peradangan pada jaringan paru-paru.
Baca Selengkapnya