Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah perjuangan guru ngaji mengajar di penjara teroris Umar Patek

Kisah perjuangan guru ngaji mengajar di penjara teroris Umar Patek Guru ngaji di Lapas. ©repro buku mendidik tanpa pamrih

Merdeka.com - Meirina Wanti adalah satu-satunya wanita yang terbilang berani mengajar ngaji para napi di lapas Kelas I Surabaya di kecamatan Porong, kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Di dalam lapas yang dihuni terpidana mati Umar Patek ini, wanita yang disapa Mei ini, mengajar napi pembunuhan, narkoba, pencurian, pemerkosaan hingga terorisme.

Mei pun tidak serta merta mengajar di hotel prodeo ini. Bahkan untuk memberikan secercah ilmu agama di dalam jeruji besi itu, perjuangan yang ditempuh Mei bukan main lamanya.

"Lembaga Sekar Mentari menerobos izin mengadakan aktivitas pendidikan di penjara. Pada masa pengajuan proposal tidak bersahabat dan baru dikabulkan setelah nangkring di kantor administrasi Lapas Porong selama lima tahun," tulis Mahbib Khoiron menceritakan kisah Mei dikutip buku Mendidik Tanpa Pamrih terbitan Kemang, Selasa (24/3).

Orang lain juga bertanya?

"Padahal pihak lapas tidak dibebani menggaji gurunya lho!" ucap Mei dalam buku tersebut.

Perjuangan dakwah di dalam sel dengan tembok setebal 6 meter ini pun terbilang sulit. Semula banyak napi yang memadati kelas yang hanya bertembok triplek tipis, karena dijanjikan keringanan masa tahanan. Namun, seiring perubahan peraturan yang dibuat lapas, kini semakin banyak bangku yang tidak terisi.

Para napi umumnya mengikuti kelas dengan pakaian sekenanya. Celana pendek dan kaos oblong. Beberapa napi cukup fasih menulis dan membaca huruf Arab namun mayoritas masih terbata-bata.

"Napi yang tersangkut kasus pembunuhan dan narkoba biasanya lebih mudah menerima pelajaran ketimbang napi yang terjerat kasus pemerkosaan," cerita Mei.

Bukan hanya kesulitan dalam memberikan pelajaran mengaji, Mei juga kerap dihadapkan dengan perilaku beringas para tahanan. Terkadang mereka bertengkar dan adu jotos di dalam kelas.

"Teruskan. Sampai salah satu dari kalian mati. Saya pengen lihat teruskan," gertak Mei dan seketika para tahanan berhenti berkelahi.

Memang Mei memperlakukan para tahanan sebagai teman dibandingkan anak didik. Bahkan, Mei mempersilakan para tahanan curhat di depan kelas, termasuk mengkritik dirinya mengajar.

"Napi tampak cukup 'berwawasan' membela tegaknya negara khalifah, mengharamkan celana menutup mata kaki, menuding kafir orang yang tidak menerapkan syariat Islam," kutip buku tersebut.

Mei paham, mereka kebanyakan penghuni lapas blok F, yaitu blok khusus tahanan teroris atau tahanan lain yang akrab dengan tahanan teroris, salah satunya Umar Patek yang telah divonis mati. "Bahkan ada yang sampai tidur bareng," kata Mei.

Mei sendiri sebenarnya khawatir dengan menyebarkan ajaran berbeda ini di lingkungan lapas. Apalagi hujan kritik kerap datang dari siswanya yang memang orang dengan status tak biasa ini.

"Kami tidak ingin mengkafirkan kelompok berbeda. Perbedaan pendapat biasa. Yang kita sebarkan adalah Islam rahmatan lil alamin. Dikritik tidak apa, kuncinya istiqomah," tutup Mei bijak.

(mdk/rep)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Niat ke TPQ Buat Mengaji, Lima Bocah Malah Dicabuli Guru dengan Dalih dapat Pahala
Niat ke TPQ Buat Mengaji, Lima Bocah Malah Dicabuli Guru dengan Dalih dapat Pahala

Perbuatan tersebut dilakukan berulang kali kepada kelima korban dengan rentang waktu yang berbeda-beda sejak tahun 2018 hingga Juli 2023.

Baca Selengkapnya
Kakek asal Jepang yang Lecehkan 5 Anak PAUD di Bali Akhirnya Dideportasi
Kakek asal Jepang yang Lecehkan 5 Anak PAUD di Bali Akhirnya Dideportasi

Kasus ini terjadi Februari 2018. Pelaku awalnya menjadi sukarelawan di sebuah PAUD

Baca Selengkapnya
Viral Kisah Hidup Pria Penderita Stroke di Palangkaraya, Bikin Warganet Salut dan Haru
Viral Kisah Hidup Pria Penderita Stroke di Palangkaraya, Bikin Warganet Salut dan Haru

Pemilik akun @mukhlis_142 menceritakan kisah seorang bapak penderita stroke yang ia temui secara random.

Baca Selengkapnya
Sederet Alasan Polri Tahan Panji Gumilang
Sederet Alasan Polri Tahan Panji Gumilang

Sederet Alasan Polisi Tahan Panji Gumilang atas kasus penistaan agama

Baca Selengkapnya
Curhat Warga Jakarta ke Pramono, 15 Tahun Mengajar Tapi Tak Digaji
Curhat Warga Jakarta ke Pramono, 15 Tahun Mengajar Tapi Tak Digaji

Seorang ibu, mantan kepala sekolah PAUD mencurahkan isi hatinya yang tidak pernah digaji selama 15 tahun kepada Pramono Anung.

Baca Selengkapnya
Seorang Guru Honorer di Papua Cabuli 5 Santri
Seorang Guru Honorer di Papua Cabuli 5 Santri

Kasus ini terungkap setelah salah satu orang tua korban melapor ke Kepolisian.

Baca Selengkapnya
Sisi Lain Anwar Usman Ipar Jokowi, Dulunya Guru Honorer hingga Pernah Main Film
Sisi Lain Anwar Usman Ipar Jokowi, Dulunya Guru Honorer hingga Pernah Main Film

Anwar Usman berhasil membatalkan pengangkatan Suharyoto sebagai Ketua MK. Ini sisi lain ipar Jokowi yang jarang terungkap.

Baca Selengkapnya
Komisi X DPR Bela Guru TK di Jambi Diminta Kembalikan Uang Rp75 Juta: Dia Berhak Atas Gaji Mengajar
Komisi X DPR Bela Guru TK di Jambi Diminta Kembalikan Uang Rp75 Juta: Dia Berhak Atas Gaji Mengajar

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf membela guru TK di Jambi bernama Asniati yang diwajibkan mengembalikan gajinya sebesar Rp75 juta.

Baca Selengkapnya
Ganjar: Hidup Itu Tidak Bisa Instan, Kecuali Kamu Anaknya Siapa
Ganjar: Hidup Itu Tidak Bisa Instan, Kecuali Kamu Anaknya Siapa

Ganjar mengaku pernah menjalani profesi sebagai kernet dan berjualan bensin eceran.

Baca Selengkapnya
36 Tahun Jadi Guru Honorer, Pria Ini Mencari Rongsokan Demi Biaya Hidup
36 Tahun Jadi Guru Honorer, Pria Ini Mencari Rongsokan Demi Biaya Hidup

Setiap hari ia harus mencari rongsok. Di balik semua itu, ia adalah sosok yang begitu berjasa bagi bangsa dan negara.

Baca Selengkapnya
Tampang Pelaku Ketapel Guru di Bengkulu Serahkan Diri ke Polisi, Diiringi Isak Tangis Keluarga
Tampang Pelaku Ketapel Guru di Bengkulu Serahkan Diri ke Polisi, Diiringi Isak Tangis Keluarga

Setelah buron lima hari, AP (45), pelaku ketapel guru di Bengkulu akhirnya menyerahkan diri ke kantor polisi

Baca Selengkapnya
Honor Tak Menentu, Pemilik PAUD di Rangkasbitung Jualan Bakso Goreng Demi Menggaji Tenaga Pengajar
Honor Tak Menentu, Pemilik PAUD di Rangkasbitung Jualan Bakso Goreng Demi Menggaji Tenaga Pengajar

Usai mengajar, pemilik lembaga bernama Ida Susanti itu bergegas pulang untuk membuat basreng secara rumahan.

Baca Selengkapnya