Kisah pesatnya penyebaran Islam di Eropa dan Amerika
Merdeka.com - Umat Islam terus menjadi sasaran kecurigaan atas aksi terorisme di dunia. Kecurigaan berkembang menjadi kebencian. Di beberapa negara, utamanya di Eropa dan Amerika Serikat, perlakuan diskriminatif masih dirasakan pengikut Nabi Muhammad ini.
Di Eropa, kebencian ini terekam dalam jajak pendapat yang dirilis pada April 2010 lalu. Jajak pendapat tersebut menunjukkan bahwa 54 persen dari masyarakat Austria menganggap bahwa Islam adalah ancaman bagi gaya hidup Barat yang damai.
Dilihat dari sisi demokrasi, kebebasan dan toleransi, sebanyak 71 persen dari mereka berpendapat bahwa Islam tidak sesuai dengan konsep Barat tentang demokrasi, kebebasan dan toleransi. Sementara dari sisi hidup kolektif, sebanyak 72 persen beranggapan bahwa muslim di Austria tidak mengikuti aturan hidup kolektif.
-
Dimana Islam menyebar? Penyebaran Islam di Indonesia pun cukup luas mulai dari Jawa hingga Sumatera, Sulawesi hingga Papua, dan dari pulau-pulau kecil di timur hingga pulau-pulau besar di barat, Islam telah meresap dalam kehidupan dan kebudayaan masyarakat Indonesia dengan cara yang berbeda-beda.
-
Bagaimana muslim Amerika akan mempengaruhi pemilu? Oposisi dari populasi Muslim dan Arab Amerika yang cukup besar dapat menjadi ancaman bagi Electoral College presiden dalam pemilihan yang akan datang.
-
Bagaimana Islam menyebar di Indonesia? Penyebaran Islam di Indonesia pun cukup luas mulai dari Jawa hingga Sumatera, Sulawesi hingga Papua, dan dari pulau-pulau kecil di timur hingga pulau-pulau besar di barat, Islam telah meresap dalam kehidupan dan kebudayaan masyarakat Indonesia dengan cara yang berbeda-beda.
-
Apa yang terjadi saat awal penyebaran Islam? Hubungan mula-mula antara Indonesia dan Islam dimulai dari jalur perdagangan. Para pedagang Muslim dari Arab dan Gujarat mulai berlayar dan berdagang di wilayah Nusantara. Selain berdagang, mereka membawa serta ajaran Islam dan berinteraksi dengan masyarakat pribumi.
-
Kenapa jumlah Muslim di Israel meningkat? Menurut sumber yang sama, warga Muslim di Israel tercatat memiliki tingkat kelahiran yang tinggi. Per tahun, rata-rata satu dari empat kelahiran bayi adalah Muslim.
-
Mengapa Islam diterima masyarakat Indonesia? Berkat para pedagang muslim inilah kemudian Islam diperkenalkan dengan cara bertahap dan perlahan ajaran Islam bertoleran serta persamaan derajat antara sesama makhluk. Hal ini menarik bagi masyarakat Indonesia mengingat selama ini kebudayaan Hindu-Budha justru lebih menekankan pada perbedaan derajat atau kasta.
Di Swiss, sebanyak 57 persen menolak pembangunan menara masjid, dan di Inggris 53 persen menganggap bahwa Islam adalah bahaya itu sendiri.
Survei lainnya menyebutkan bahwa empat dari 10 orang Perancis dan Jerman melihat muslim yang tinggal di negara mereka sebagai ancaman. Demikian hasil jajak pendapat yang diterbitkan oleh Surat kabar Prancis, Le Monde.
Sementara itu di Amerika Serikat, survei yang dilakukan perusahaan asal AS Rasmussen, mendapati bahwa warga Negeri Paman Sam menilai Islam sebagai agama yang paling menganjurkan kekerasan dibanding agama lain.
Surat kabar the Washington Times melaporkan, Selasa (13/1), sebanyak 52 persen responden dalam jajak pendapat itu mengatakan praktik agama Islam saat ini mendorong orang berbuat kekerasan. Sedangkan 28 persen menyatakan bukan itu masalahnya dan 20 persen sisanya abstain.
Survei melalui telepon itu juga menyatakan sebanyak 64 persen responden berpendapat saat ini memang tengah terjadi konflik global antara peradaban Barat dan Islam. Sebanyak 19 persen tidak setuju dan 17 persen lagi tidak yakin.
Sekitar tiga per empat warga yang disurvei atau 75 persen responden mengatakan para ulama harus mendorong pemahaman yang lebih menekankan perdamaian.
Sementara itu hanya 24 persen responden meyakini tindakan penyerang Charlie Hebdo yang membunuh 12 orang karena kartun nabi itu mencerminkan Islam yang sebenarnya.
Sebanyak 16 persen responden juga menyatakan Taliban di Afganistan yang membantai 130 siswa di Pakistan mewakili Islam yang sebenarnya. Sedangkan yang menilai kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sebagai Islam yang sebenarnya hanya 27 persen responden.
Dengan kata lain, sesungguhnya jajak pendapat itu memperlihatkan sekitar tiga per empat warga Amerika tidak paham seperti apa Islam yang sebenarnya atau bagaimana sejarah Islam sesungguhnya. Bisa juga dikatakan, kebanyakan orang Amerika saat ini tidak bisa menilai Islam secara objektif.
Kebencian terhadap Islam sudah muncul sejak berabad-abad lampau. Terlepas dari latar belakang penyebab kebencian tersebut, nyatanya Islam merupakan agama yang paling cepat perkembangannya di Eropa dan Amerika.
Sejak menyebarnya Islam ke Eropa pada abad ke-7 Masehi melalui Andalusia (Spanyol) oleh pasukan Thariq bin Ziyad, panglima tentara dari Dinasti Bani Umayyah, benua putih dan biru itu seakan menjadi lahan subur penyebaran dakwah dan syiar Islam.
Hasil studi yang dirilis akhir tahun lalu menemukan bahwa Eropa memiliki sedikitnya 38 juta muslim atau sebesar lima persen dari total populasi benua tersebut. Muslim di Eropa sebagian besar terkonsentrasi di Eropa Tengah dan Timur. Sementara itu, Rusia memiliki lebih dari 16 juta penduduk muslim, angka ini merupakan yang terbesar di Eropa. Sedangkan penduduk muslim di Jerman sebanyak 4,5 juta, Prancis sebanyak 3,5 juta jiwa, Inggris sekitar 2 juta orang, dan Italia sebanyak 1,3 juta jiwa.
Sisanya tersebar di beberapa negara Eropa lainnya seperti Portugal, Swedia, Belanda, Swiss, Belgia, dan lainnya. Jumlah ini diperkirakan masih akan terus bertambah. Sebuah hasil studi di Rusia menyebutkan, jumlah pemeluk Islam di negara Beruang Merah tersebut mencapai 25 juta jiwa dari total populasi yang mencapai 145 juta jiwa.
Sementara itu, kelompok pencari fakta asal Amerika, Pew Research Center mendapati bahwa dalam 30 tahun terakhir, jumlah penduduk muslimin di seluruh dunia telah meningkat pesat. Data statistik menunjukkan, pada tahun 1973 penduduk Muslim dunia sekitar 500 juta jiwa. Namun, saat ini jumlahnya naik sekitar 300 persen menjadi 1,57 miliar jiwa. Tercatat, satu dari empat penduduk dunia beragama Islam.
Studi tersebut mengatakan bahwa hampir 46 juta Muslim berada di benua Amerika. Di negara super power, Amerika Serikat, agama Islam dipeluk oleh sekitar 2,5 juta orang. Sementara itu, di Kanada jumlah pemeluk Islam mencapai 700 ribu orang. Tak jauh berbeda dengan Argentina. Umat Islam di negara Tango itu mencapai 800 ribu orang, dan merupakan pemeluk Islam terbesar di Amerika Selatan. Sementara itu, di Suriname, pemeluk Islam mencapai 16 persen dari total penduduknya, dan menjadi populasi Muslim terbesar di benua Amerika.
Pesatnya penyebaran Islam di Eropa dan Amerika ini muncul terutama setelah serangan terhadap World Trade Center (WTC) pada tanggal 11 September 2001 silam. Ketertarikan secara alamiah clan rasa ingin tahu yang mendalam telah mendorong peningkatan jumlah warga dunia yang berpaling kepada Islam.
Hal ini diakui oleh Imam besar Islamic Centre of New York, Shamsi Ali. Menurutnya, perkembangan Islam di AS semakin pesat setelah kejadian tersebut. Ali menyebut, kejadian 11 September 2001 merupakan momentum perkembangan Islam di Amerika.
"Kesalahpahaman terhadap Islam kan sudah lama. (11/9) Itu titik balik. Saya melihat justru itu titik baliknya, karena Islam di ekspose kan, dan Islam itu walau diekspos secara negatif kepada orang Amerika, ternyata dengan karakter ingin tahunya mereka, mereka mencari dan ketika mereka mencari mereka menemukan Islam yang sesungguhnya," ujar Ali kepada merdeka.com.
Ali memaparkan, sebelum 11 September 2001, pemeluk Islam di AS adalah imigran dan pekerja biasa yang datang dari Indonesia atau negara-negara lain yang mayoritas penduduknya memeluk Islam. Setelah 11 September 2001, lanjut Ali, banyak kalangan intelektual serta profesional muda yang memutuskan untuk memeluk Islam.
"Artinya jumlahnya bertambah, kualitasnya juga semakin kokoh, semakin kuat," ujar Ali.
Salah satu profesional muda yang pada akhirnya memutuskan untuk memeluk Islam adalah George Green. Green sebelumnya dikenal sebagai manajer tur artis-artis hip hop kenamaan dunia seperti Jay-Z dan Kanye West.
Selama lima tahun Green mempelajari Islam setelah mendengar suara azan saat bertandang ke Dubai bersama rapper ternama yang juga seorang muslim, Akon pada tahun 2006. "Tahun 2011 saya memutuskan untuk memeluk Islam," ucap Green kepada merdeka.com, Minggu (29/3).
Kini, Green memilih jalan hidup sebagai motivator, penulis, dan sukarelawan di bidang kemanusiaan. Bukan hal yang aneh apabila menemui Green sedang membagi-bagikan makanan kepada para tunawisma di jalan-jalan di kota New York, AS atau di Melbourne, Australia lantaran Green berkomitmen menggarap proyek-proyek amal dan kemanusiaan secara global.
(mdk/siw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Simak cara penyebaran Islam di Indonesia berikut ini beserta sejarah masuknya.
Baca SelengkapnyaIsrael adalah sebuah negara yang terletak di Timur Tengah, dikenal sebagai tanah air bagi komunitas Yahudi yang signifikan. Namun, di balik citra ini, banyak
Baca SelengkapnyaBertahun-tahun menjadi negara berpenduduk Islam terbesar di dunia, nyatanya di tahun 2024 ini predikat itu harus dilepas Indonesia.
Baca SelengkapnyaPasca kericuhan di Inggris banyak warganya justru menjadi penasaran dan tertarik dengan Islam.
Baca SelengkapnyaProses masuknya Islam ke Indonesia didasarkan pada tiga teori. Terdapat pula tokoh-tokoh penting dalam proses penyebarannya.
Baca SelengkapnyaAndalusia menjadi pusat peradaban dan ilmu pengetahuan
Baca SelengkapnyaPenyebaran Islam di Nusantara merupakan salah satu fenomena sejarah yang menarik untuk dikaji.
Baca SelengkapnyaPolisi Amerika ini nekat datangi masjid yang sedang gelar pengajian. Tak diduga ia minta dibantu agar bisa memeluk agama Islam menjadi seorang mualaf.
Baca SelengkapnyaSaat islam dikenalkan sedari dini, maka ke depan sang anak akan lebih memahami dan bisa mempraktikkan ajarannya dengan baik.
Baca Selengkapnya