Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Pilu Buruh Garmen di Depok, Tak Berdaya 'Ditindas' Perusahaan

Kisah Pilu Buruh Garmen di Depok, Tak Berdaya 'Ditindas' Perusahaan Aksi Hari Buruh Internasional. ©Liputan6.com/Johan Tallo

Merdeka.com - Buruh salah satu pabrik garmen di Depok tetap masuk kerja di Hari Buruh Internasional, Rabu (1/5). Mereka terpaksa mengikuti kebijakan perusahaan. Namun setelah polisi mendatangi pabrik tersebut, akhirnya para buruh pun diperbolehkan pulang dan libur.

"Sampai semalam (Selasa) belum ada info libur. Dan tadi pun teman-teman masuk kerja. Tapi setelah datang dari Polsek baru disuruh pulang," kata ND, salah satu karyawan.

Selama bekerja di pabrik tersebut, menurut dia ada beberapa persoalan namun tidak ada karyawan yang berani bersuara. Pasalnya mereka takut diberhentikan sepihak. Bagi karyawan yang tidak masuk, didenda dengan potong gaji hingga Rp 200.000 untuk posisi operator.

"Kalau kerja tidak sesuai target pun harus diselesaikan hari itu juga walaupun sudah jam pulang. Sisa jam kerja itu tidak dihitung. Kalaupun dihitung ada pemotongan jam juga jadi enggak sesuai dengan jam lemburnya. Per jam dibayar Rp 10.000," ungkapnya.

AN, karyawan lain mengatakan, dia dan teman-temannya hari ini sempat masuk karena tidak ada instruksi libur dari perusahaan.

"Iya tadi masuk, tapi dipulangin karena ada aparat yang datang terus bubarin, ya udah kita bubar. Sebenarnya semalam mau dilemburin kita sudah tanda tangan, tapi untungnya karena ada aparat jadi negosiasi terus kita dibubarin," tutur AN.

Soal gaji, kata dia, para buruh tidak mendapat sesuai upah minimum kota (UMK) Depok yaitu Rp 3,8 juta. Rata-rata buruh menerima gaji Rp 1,9 juta. Untuk satu hari, gaji yang diterima sekitar Rp 70.000.

"Kalau enggak masuk sehari nanti gajinya dipotong 2 hari, cuma kalau izin setengah hari ya dipotongnya setengah hari. Kalau bener bener bolos sehari ya dipotong dua hari," ucapnya.

Kapolsek Sukmajaya, Kompol Bronet Ranapati memang mendatangi perusahaan tersebut lantaran tidak memberikan izin libur pada para karyawan. Dari hasil pemeriksaan diketahui, pihak manajemen beralasan hal itu terpaksa dilakukan untuk memenuhi target produksi.

"Tadi kita datangin, dan setelah kami melakukan negosiasi dengan pihak manajeman akhirnya mereka mengizinkan para pegawai libur. Sebab ini kan hari libur nasional dan telah diatur oleh pemerintah. Kami harap ini tidak terulang lagi," katanya.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pegawai Indofarma Nangis Curhat ke DPR: Sepotong Kue Barang Mewah Buat Kami, Capek Kerja Tak Dikasih Makan
Pegawai Indofarma Nangis Curhat ke DPR: Sepotong Kue Barang Mewah Buat Kami, Capek Kerja Tak Dikasih Makan

Sambil menahan air mata, seorang pegawai Indofarma mengungkapkan sepotong kue yang menjadi suguhan menjadi barang mewah bagi mereka.

Baca Selengkapnya
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Segini Pesangon Diterima Karyawan yang Di-PHK
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Segini Pesangon Diterima Karyawan yang Di-PHK

Akibat sepi order, PT Sepatu Bata melakukan PHK para karyawannya secara bertahap.

Baca Selengkapnya
Curhat di DPR Sampai Nangis, Pegawai Indofarma: Kalau Tidak Ingat Tuhan, Kami Sudah Bunuh Keluarga Sendiri
Curhat di DPR Sampai Nangis, Pegawai Indofarma: Kalau Tidak Ingat Tuhan, Kami Sudah Bunuh Keluarga Sendiri

Meidawati mencatat sudah ada 3 pegawai Indofarma mengalami kecelakaan saat bekerja. Alhasil biaya perawatan mereka tidak bisa dijamin oleh perusahaan.

Baca Selengkapnya
Cerita Serikat Pekerja Sritex Tetap Fokus Bekerja di Tengah Badai Pailit
Cerita Serikat Pekerja Sritex Tetap Fokus Bekerja di Tengah Badai Pailit

Bayang-bayang pemutusan hubungan kerja (PHK) atau dirumahkan kini menghantui puluhan ribu pekerja pabrik tekstil terbesar tanah air.

Baca Selengkapnya
Kondisi Pabrik Lagi Krisis, Ini Kisah Buruh di Semarang Semakin Terhimpit Kebijakan Tapera
Kondisi Pabrik Lagi Krisis, Ini Kisah Buruh di Semarang Semakin Terhimpit Kebijakan Tapera

Penolakan atas kebijakan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) secara masif dilakukan di berbagai tempat.

Baca Selengkapnya
Kena PHK Massal, Eks Karyawan Roatex Indonesia Belum Terima Hak dan Pesangon
Kena PHK Massal, Eks Karyawan Roatex Indonesia Belum Terima Hak dan Pesangon

Surat pemecatan keluar pada 11 Juli 2023 lalu, dan berlaku pada 31 Juli 2023. Namun, para pegawai yang terkena sudah dicabut sejumlah asetnya dari perusahaan.

Baca Selengkapnya
Bantah Ada PHK, Bos Sritex: Karyawan Diliburkan karena Kurang Bahan Baku
Bantah Ada PHK, Bos Sritex: Karyawan Diliburkan karena Kurang Bahan Baku

Sritex memastikan hak-hak karyawan seperti gaji, terpenuhi.

Baca Selengkapnya
Ribuan Buruh Anak Usaha PT Sritex Kena PHK
Ribuan Buruh Anak Usaha PT Sritex Kena PHK

Serikat buruh tengah mendata buruh yang terdampak PHK PT Sritex.

Baca Selengkapnya
Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata Tutup: Mungkin Kalah Saing dengan Barang Baru
Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata Tutup: Mungkin Kalah Saing dengan Barang Baru

Jokowi juga menduga pabrik sepatu bata tutup karena kurang efisiensi.

Baca Selengkapnya
10 Prabrik Tekstil Skala Besar di Jateng Bangkrut akibat Predatory Pricing
10 Prabrik Tekstil Skala Besar di Jateng Bangkrut akibat Predatory Pricing

Sedikitnya 10 pabrik tekstil berskala besar di Jawa Tengah bangkrut sehingga sekitar 10 ribu karyawan mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).

Baca Selengkapnya
VIDEO: Tangis Pegawai BUMN di DPR, Tak Bisa Beli Beras Akibat Indofarma Nunggak Gaji Rp95 Miliar
VIDEO: Tangis Pegawai BUMN di DPR, Tak Bisa Beli Beras Akibat Indofarma Nunggak Gaji Rp95 Miliar

Serikat Pekerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) farmasi PT Indofarma (Persero) Tbk (INAF) mengadukan nasibnya kepada Komisi VI DPR RI

Baca Selengkapnya
Miris Nasib Buruh Nikel di Morowali
Miris Nasib Buruh Nikel di Morowali

Temuan Rasamala Hijau dan Trend Asia mengungkap mirisnya hidup buruh di Proyek Strategis Nasional.

Baca Selengkapnya