Kisah pilu Sadariah, enam anggota keluarga tewas saat kebakaran
Merdeka.com - Peristiwa kebakaran dini hari tadi, di Jalan Merdeka 2 RT 91, Samarinda, Kalimantan Timur, menyisakan pilu bagi Sadariah (36). Enam anggota keluarganya, termasuk ayahnya, tewas akibat ganasnya kobaran api.
Sadariah menceritakan peristiwa itu. Senin (16/4) malam, listrik di kawasan tempat tinggalnya sedang padam. Keluarganya menggunakan lilin sebagai penerangan. Lalu semuanyan tertidur. Kecuali suami Sadariah.
Sang suami berada di luar rumah untuk berjaga-jaga. Tanpa disadari, setelah listrik kembali hidup sekitar pukul 01.00 Wita, tetangga Sadariah dikejutkan dengan kobaran api di bagian depan rumah Sadariah.
-
Kenapa orang percaya siul di malam hari mendatangkan kesialan? Meskipun tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini, banyak orang tetap mematuhi aturan ini untuk menghindari potensi masalah atau bencana.
-
Kenapa warga di Sukamulya merasa takut? Diungkap Maska, jika warga sekitar saat ini mengalami kondisi ketakutan karena topografi tanah di sana yang merupakan perbukitan. Mereka khawatir jika bukit yang ada di Kampung Tengah akan longsor.
-
Siapa yang terkejut saat rumahnya terbakar? Namun, saat ini pedangdut cantik tersebut telah menyediakan tempat tinggal baru untuk sang ayah tercinta yang sangat terkejut ketika rumahnya terbakar.
-
Bagaimana warga di kampung itu? Selain memiliki pemandangan yang indah dengan hamparan rumput, warga di kampung tersebut dikenal ramah.
-
Kenapa warga meninggalkan Kampung Mati? Para warga meninggalkan kampung itu sejak terjadi peristiwa longsor. Ditakutkan peristiwa serupa akan terjadi kembali.
-
Kenapa warga resah? Momen teror suara ketuk puntu rumah yang terekam di kamera CCTV ini bikin warga sekitar resah.
"Saya lagi tidur, suami kemudian masuk, teriak kebakaran. Saya langsung bawa keluar 2 anak saya," kata Sadariah, dalam perbincangan bersama wartawan.
Malam semakin mencekam dengan teriakan warga untuk membangunkan keluarga lainnya. Ternyata tidak semua warga mendengar teriakan warga. Sadariah menduga keluarganya tertidur pulas.
"Saya lihat api besar di kotak listrik, cepat membesar. Saya bingung, mau menolong enggak bisa menolong. Sedangkan anak saya saja sudah ketakutan, dan api juga sudah membesar di bagian depan rumah saya," ujar Sadariah.
Sadariah cuma bisa pasrah. Erhamsyah yang tidak lain ayah kandungnya, berikut keponakannya Fitriani dan Sapna, dan juga 3 keluarganya dari Kalimantan Selatan, terkurung dalam kepungan api.
Dua anggota keluarganya, yang dia tahu, sedang tertidur di lantai 2. Sedangkan 4 lainnya termasuk ayah kandungnya, di lantai bawah.
"Saya tidak tahu lagi sudah," ucap Sadariah, anak ketiga dari Erhamsyah.
"Saya tidak tahu lagi akan tinggal dimana. Tapi rencananya tinggal di keluarga saya, masih di Samarinda, di Jalan Pemuda III," ungkapnya.
Satu persatu jasad kelima korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan, di dalam 2 drum berbeda. Sementara seorang lagi, terjepit di kamar mandi. Keenam korban, dimakamkan sore ini tadi, sekitar pukul 15.35 Wita, setelah diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Kalimantan Timur.
"Yang jelas sebelum kejadian listrik mati nyala, seperti korsleting," tutup Sadariah.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban yakni Nadila (13 tahun), dan dua anak kembar laki-laki berusia 10 tahun bernama Balki dan Balkia.
Baca SelengkapnyaKetika kebakaran kedua balita malang tersebut sedang tertidur dengan kondisi rumah dikunci dari luar
Baca SelengkapnyaSatu keluarga yang terdiri dari suami istri dan tiga anak perempuan tewas saat kebakaran gudang perabotan
Baca SelengkapnyaSebanyak lima orang tewas akibat kebakaran gudang perabotan di Bekasi.
Baca SelengkapnyaPolisi menduga, rumah tersebut terbakar akibat korsleting listrik. Hal itu dikuatkan keterangan dari beberapa saksi.
Baca SelengkapnyaApi muncul dari atap rumah lalu cepat membesar karena seluruh rumah terbuat dari kayu yang sudah lapuk.
Baca SelengkapnyaDiketahui, dari tujuh orang tersebut empat orang diantaranya merupakan satu keluarga dan tiga lainnya Asisten Rumah Tangga (ART).
Baca SelengkapnyaSebelas rumah di Rokan Hilir, terbakar, Kamis (13/7) dini hari. Tiga orang meninggal dunia dalam peristiwa itu, termasuk dua penyandang keterbelakangan mental.
Baca SelengkapnyaSaat kebakaran terjadi, pemilik rumah bersama orang tua kedua korban berangkat ke desa lain untuk mengikuti acara adat Tarik Batu.
Baca Selengkapnya