Kisah Pilu TKI Asal Indramayu Tewas di Singapura Karena Menolak Jadi Simpanan
Merdeka.com - Keluarga harus merelakan kepergian Nurhidayati Wartonon Surata, TKI asal Kabupaten Indramayu yang tewas karena diduga dibunuh oleh kekasihnya.
Nurhidayati merupakan TKI asal Blok Gandok Desa Kenanga, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Nurhidayati diduga dibunuh kekasihnya di Hotel Golden Dragon kawasan Geylang Singapura, Minggu (30/12/2018) sore. Dari informasi yang diperoleh terdapat bekas cekikan di leher korban.
"Saya sempat teleponan dengan anak saya hari Minggu pagi, kemudian malam hari pukul 19.00 WIB saya telepon lagi tidak diangkat," kata ibunda korban, Warsem, saat dihubungi, Kamis (3/1).
-
Siapa yang dibunuh secara sadis? Hasil analisis menunjukkan, kedua mumi laki-laki ini mengalami kematian di tempat akibat tindakan kekerasan yang disengaja.
-
Siapa yang diduga melakukan penganiayaan? Leon Dozan diduga melakukan penganiayaan terhadap Rinoa Aurora Senduk setelah foto dan video dalam tangkapan layar obrolan di Whatsapp terbongkar.
-
Siapa yang diduga sebagai pelaku? 'Kalau musuh kita mah nggak tahu ya, kita gak bisa nilai orang depan kita baik di belakang mungkin kita nggak tahu. Kalo musuh gue selama ini nggak ada musuh ya, mungkin musuh gua yang kemarin doang ya, yang bermasalah sama gua doang kali yak,' ungkapnya.
-
Siapa yang dituduh melakukan percobaan pembunuhan? Bertha Yalter, yang berusia 71 tahun dan berasal dari North Miami Beach, dihadapkan pada tuduhan percobaan pembunuhan dan serangan terhadap seseorang yang berusia di atas 65 tahun setelah diduga menyerang suaminya dalam keadaan marah.
-
Kenapa orang tua Ida Ayu menolak Soekemi? Orang tua Ida Ayu tak rela jika harus kehilangan putrinya karena merestui hubungan mereka. Pasalnya, saat itu keluarga bangsawan Bali memiliki tradisi menikahkan anak-anaknya dengan sanak-saudara sendiri di pendopo agung.
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
Warsem pun mengaku sempat khawatir saat menelepon ke sekian kalinya, tetapi tidak juga ada respons. Keesokan harinya, Senin (31/12) pukul 15.00 WIB, ayah tiri korban Muradi (57) dihubungi KBRI Singapura. Pihak KBRI mengabarkan bahwa putrinya meninggal karena diduga dibunuh.
"Jenazahnya sudah dibawa ke rumah sakit dan ditangani KBRI," kata dia.
Mendengar kabar tersebut, Warsem memiliki dugaan kuat bahwa Nurhidayati dibunuh kekasihnya, Ahmad Salim. Diduga kuat, Nurhidayati dibunuh karena menolak dijadikan perempuan simpanan.
Warsem mengaku, selama menjadi TKI, sang anak selalu curhat dengannya. Bahkan, dia mengaku sang anak sering diancam dibunuh jika tidak mau dijadikan pacar.
"Salim sudah dijodohkan orangtuanya dan akan menikah dengan perempuan Bangladesh, tapi Salim tak mau melepas anak saya sebagai pacarnya," tutur Warsem.
Ajakan Salim agar Nurhidayati menjadi perempuan simpanan selalu ditolak. Bahkan, Nurhidayati berulang kali memutuskan hubungan asmara dengan Salim, tetapi Salim terus menolak.
Warsem mengaku pernah meminta Nurhidayati melapor ke polisi, tetapi sang anak menolak. Bahkan, Nurhidayati menolak saran ibunda untuk pindah bekerja di Hongkong.
"Anak saya tidak mau berurusan dengan polisi karena takut dipecat majikan. Dia sayang sama majikannya, gajinya juga bagus," jelas Warsem.
Warsem mengatakan, di hotel, Nurhidayati bertemu Salim untuk membayar utang. Hal itu disampaikan sang anak kepada Warsem lewat telepon pada Minggu pagi.
"Anak saya utang Rp 10 juta sama Salim dan sudah dibayar Rp 5 juta. Waktu ke hotel itu, anak saya janjian ketemuan di sana untuk melunasi sisa utangnya yang masih Rp 5 juta lagi," papar Warsem.
Setelah melunasi utangnya, Nurhidayati menegaskan ingin mengakhiri hubungan mereka. Sang anak juga berencana pulang ke kampung halaman pada 15 Januari 2019.
"Kontrak kerjanya selesai, anak saya minta Salim tak lagi menemuinya. Ternyata anak saya dibunuh," ujar Warsem.
Dari informasi yang didapat, Nurhidayati bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Singapura sejak 2012. Korban sudah tiga kali ganti majikan.
Nurhidayati adalah anak ketiga dari lima bersaudara. Menurut Warsem, Nurhidayati merupakan anak periang, centil, cerewet, dan menyenangkan.
"Cuma sama saya teman curhatnya, apalagi setelah bercerai. Dia sempat bilang enggak mau buru-buru nikah lagi. Mau membesarkan anak dulu sampai lulus kuliah," kata Warsem.
Ayah tiri korban Muradi mengatakan, Nurhidayati menjadi tulang punggung keluarga. Nurhayati mengatur sebagian besar keuangan keluarga Muradi dan Warsem dari Nurhidayati.
Nurhidayati sempat menikah dengan seorang pria selama tujuh tahun, kemudian bercerai. Dari pernikahan itu dikaruniai anak bernama Wisnu Prayogi (11), kelas lima SD.
"Anak saya sampai mampu membeli rumah dan tanah dan baru selesai direnovasi bulan Desember lalu. Kebetulan saya yang diserahi tanggung jawab merenovasi rumah sebelum anak saya datang," katanya.
Menurut Muradi, sang anak masih punya keinginan membangun lagi rumah kecil untuk dirinya. Rumah tersebut akan dijadikan tempat menghabiskan masa tua Nurhidayati.
Reporter: Panji PrayitnoSumber: Liputan6.com
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Siti Nurhasanah (40) tega membunuh ibu kandungnya Hasyiyah (60) karena tak merestui pernikahannya dengan Sadi Adi Broto (50).
Baca SelengkapnyaKasus penemuan mayat di saluran irigasi persawahan Jember mengungkap fakta memilukan.
Baca SelengkapnyaMotif Ahmad Bunuh Mayat Dalam Koper, Naik Pitam Korban Minta Tanggung Jawab
Baca SelengkapnyaMeski antara pelaku dan korban telah menjalani hubungan transaksional itu, namun pelaku tidak memberi imbalan sesuai kesepakatan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPihak keluarga korban menolak untuk dilakukan visum.
Baca SelengkapnyaKorban ditusuk saat tertidur di toko yang menjadi tempat tinggal sekaligus usaha.
Baca SelengkapnyaPolisi memastikan mayat perempuan terbungkus gulungan kasur di Jalan Balai Desa Lama, Cikupa, Tangerang sudah meninggal dunia beberapa hari dibuang pelaku.
Baca SelengkapnyaKorban dan tersangka menjalin hubungan asmara selama dua tahun
Baca SelengkapnyaSuami korban yang baru selesai salat Dzuhur histeris melihat istrinya bersimbah darah. Sementara pelaku langsung kabur.
Baca SelengkapnyaPasca kejadian, AT lantas melarikan diri sementara Arif kabur ke rumah istrinya yang ada di Palembang.
Baca SelengkapnyaSebelum meninggal dunia, anaknya sempat merasa bahagia setelah kelulusan.
Baca SelengkapnyaPembunuhan terhadap S terjadi saat korban terlelap tidur, Rabu (19/6).
Baca Selengkapnya