Kisah Polisi Lolos dari Jeratan Narkoba Selama 15 Tahun dan Kini Jadi Konselor
Merdeka.com - Tak ada yang menyangka niat baik Aipda Eddy Sussanto akan berujung malapetaka baginya di kemudian hari. Anggota polisi itu dulu memang sering memberikan tumpangan saat dirinya berangkat kerja.
Saat memberikan tumpangan, ia ditawari sebuah minuman. Tanpa rasa curiga, Eddy meneguk minuman tersebut. Ternyata minuman itu telah dicampur dengan zat haram narkoba.
"Nah pada saat itu saya nyetir dikasih minuman. Nah setelah saya minum ternyata itu sudah dicampur dengan narkoba," jelas Eddy dalam sesi diskusi daring bersama Liputan6.com, Kamis (16/7).
-
Apa saja kasus polisi narkoba? 'Ada tujuh yang sudah vonis PTDH. Empat sudah keluar surat keputusan (pemecatan), tiga masih menunggu keputusan dari Polda Sulsel,' ujarnya saat rilis akhir tahun di Mapolrestabes Makassar, Sabtu (30/12). Ngajib menyebut personel yang mendapatkan vonis PTDH, mayoritas karena kasus disersi atau pengingkaran tugas atau jabatan tanpa permisi. Sementara dua kasus lainnya adalah keterlibatan anggota dalam penyalahgunaan narkoba.
-
Apa yang dipersalahkan Bambang soal Eddy? Di awal persidangan, Bambang memang menyinggung soal KPK yang disebut menerbitkan Sprindik baru terhadap eks Wamenkum HAM itu. Namun, disini Eddy menjelaskan, bahwa Sprindik yang dimaksud adalah Sprindik umum dengan melihat perkembangan kasus.
-
Bagaimana Ega Prayudi bergabung dengan kepolisian? Ia adalah lulusan Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) tahun 2011 dan memegang pangkat Ajun Komisaris Polisi.
-
Siapa yang paling rentan terhadap kecanduan narkoba? Narkoba dianggap segelintir orang dapat menenangkan pikiran.
-
Siapa yang ditangkap karena kasus narkoba? Penangkapan Ammar Zoni ini ternyata tak membuat Irish Bella ambil pusing, ia bahkan tetap sibuk syuting.
-
Kenapa narkoba sangat berbahaya? Bukan hanya itu, narkoba bisa menimbulkan ketergantungan atau adiksi alias kecanduan yang berujung mengancam nyawa penggunanya.
Semenjak kejadian itu dirinya berkenalan dengan narkoba. Menurut Eddy, sejak kali pertama tanpa sengaja mencicipi air yang dicampur ekstasi itu, ia menjadi ingin mencobanya kembali. Rasa penasaran mendorong Eddy untuk mencoba narkoba atas kehendaknya sendiri.
"Ingin mencoba lagi, ingin mencoba lagi dan akhirnya menjadi kecanduan," ungkap Eddy.
Kecanduan narkoba bagi Eddy membuat hidupnya hancur. Keluarga dan kariernya di Korps Bhayangkara berantakan. Saat itu menurut Eddy menjadi titik terendah dalam hidupnya.
"Saya seperti sudah tidak tahu lagi mau ditaruh di mana muka saya ini. Terhadap pimpinan, rekan-rekan seangkatan dan keluarga saya," jelas Eddy.
Awalnya ia menikmati perpautan dengan barang haram itu. Ia berusaha menyimpan aibnya itu dari keluarga serta pimpinannya. Ia bahkan mesti berbohong untuk menyembunyikan hal itu.
"Tapi akhirnya semua tahu bahwa saya pengguna," kata dia.
Eddy mengaku begitu sulit untuk keluar dari jeratan narkoba. Ia membutuhkan waktu hingga 15 tahun untuk sadar mau lepas dari mengonsumsi benda haram itu.
"Saya mencoba berkali-kali mencoba berhenti dengan upaya ikhtiar sendiri tapi gagal. Mencoba lagi gagal. Bahkan pimpinan sudah pernah menjatuhkan hukuman kepada saya, saya pernah mendapat hukuman disiplin dari pimpinan," jelas Eddy.
Hukuman tersebut dalam berbagai bentuk. Dari yang dikurung di dalam sel hingga dimutasi ke daerah pelosok. Namun semua itu tidak membuatnya lepas dari kecanduan narkoba.
"Sampai akhirnya saya mengikuti layanan rehabilitasi secara mandiri. Jadi saya datang dengan kesadaran sendiri bersama salah satu layanan rehab yang ada di Palembang. Saya ikuti kegiatan rehabilitasi di situ. Akhirnya saya menyelesaikan tahapan program dan Alhamdulillah sampai dengan sekarang saya clear, saya benar-benar tidak menggunakan lagi," ucap Eddy.
Terakhir Eddy pun menyampaikan pesan kepada mereka yang saat ini tengah terjerembap dalam ketergantungan narkoba untuk segera berobat atau merehabilitasi diri. Ia juga meminta mereka untuk meninggalkan pergaulan atau lingkungan yang memicu untuk kembali mengonsumsi zat haram tersebut.
"Dan jangan sungkan-sungkan untuk mengikuti layanan rehabilitasi. Karena tanpa rehab, menurut saya akan sangat sulit bagi pecandu untuk benar-benar pulih dan berada dalam komunitasnya," pesannya.
"Bergaulah dengan komunitas-komunitas yang positif yang menjadi penggerak anti narkoba. Seperti saya, saya ikuti pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan baik oleh BNN," sambungnya.
Berkat komitmennya keluar dari jeratan narkoba, Eddy kini membantu Polda Sumatera Selatan untuk merehabilitasi polisi menyalahgunakan narkoba di sana.
Reporter: Yopi Makdori
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Memiliki ketergantungan dengan obat-obatan terlarang, pria asal Palembang ini mengidap penyakit skizofrenia. Ada sebuah fakta menyentuh hati yang terungkap.
Baca SelengkapnyaSidang KKEP Banding terhadap pemohon Irjen Pol. Teddy Minahasa berlangsung hari ini di Ruang Rapat Itwasum Mabes Polri.
Baca SelengkapnyaEpy Kusnandar, aktor senior Indonesia, baru saja menyelesaikan proses rehabilitasi narkoba. Mari kita lihat aktivitasnya saat ini!
Baca SelengkapnyaTeddy Minihasa divonis hukuman seumur hidup atas kasus narkoba.
Baca SelengkapnyaAktivitas tersangka sudah lama diselidiki polisi sampai akhirnya ditangkap setelah rumahnya digerebek pada Selasa (23/7).
Baca SelengkapnyaKang Mus ditetapkan sebagai tersangka kasus penyalahgunaan narkoba.
Baca SelengkapnyaTeddy Minahasa Putra dijatuhi hukuman pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) alias dipecat karena melanggar etik.
Baca SelengkapnyaKapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengaku geram atas perbuatan anak buahnya.
Baca SelengkapnyaEmpat personel kepolisian di Makassar dipecat karena desersi dan terlibat narkoba.
Baca SelengkapnyaKapolres Salatiga secara simbolis mencoret foto sebagai tanda pemberhentian polisi yang bertugas.
Baca Selengkapnyandri telah delapan kali melakukan pengawalan sehingga 150 kg sabu dan 2.000 butir pil ekstasi lolos beredar.
Baca Selengkapnya