Kisah prajurit TNI AD pilih ngojek daripada jadi beking
Merdeka.com - Kasus perbekingan di Batam yang dilakukan sejumlah anggota TNI tengah jadi sorotan. Kasus bentrokan awal di Batam bulan lalu bahkan dipicu saat beberapa anggota TNI AD mengawal tempat penimbunan BBM ilegal. Penelusuran merdeka.com di Batam, sejumlah anggota TNI AD juga membekingi tempat hiburan malam.
Namun tak semua anggota TNI berkelakuan seperti itu. Seorang kopral di salah satu batalyon infanteri di Jakarta memilih menambah penghasilan dengan cara menjadi tukang ojek.
Setiap sore, jam 16.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB, Kopral Agus (bukan nama sebenarnya) mangkal di kawasan Cawang. Dia memilih ngojek daripada menjadi beking atau mengawal pengusaha.
-
Apa yang dirasakan Bintara TNI? Saat dihampiri sang perekam video, dia lantas nampak berkaca-kaca. Dia mengungkap rasa bangga terhadap sang putra yang kini bakal menjadi calon abdi negara berpangkat lebih tinggi dari ayahnya sendiri.
-
Mengapa para perwira TNI menyelamatkan uang gaji? Agar Uang itu Tidak Jatuh ke Tangan Musuh Dia membagikan uang pada stafnya, yang langsung memasukkan uang ke dalam kantong dan segera melompat menyelamatkan diri.
-
Apa yang dilakukan TNI? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
-
Bagaimana hukuman diberikan pada anggota TNI? 'Kalau dia melanggar kita hukum. Ada aturannya,' imbuh Agus.
-
Hukuman apa yang diberikan pada anggota TNI? 'Kalau dia ada salah, ada punishment ada hukumnya. Hukum disiplin militer.
-
Bagaimana mobil dinas TNI itu di jalan? Hingga traffic light berubah hijau, mobil dinas TNI itu tetap dalam antrean mobil, dan tidak menyelak antrean.
"Enak ngojek Mas. Nggak ada risikonya, selain halal juga membantu orang yang mau berpergian," kata Kopral Agus saat berbincang dengan merdeka.com beberapa waktu lalu.
Agus mengaku gaji sebagai kopral di TNI AD tidak besar. Setelah dipotong pinjaman dan cicilan sana-sini, rata-rata uang yang diberikan untuk keluarganya bahkan kurang dari satu juta.
"Kalau ngojek, saat ramai bisa dapat Rp 150.000. Kalau sepi Rp 50.000 rata-rata. Lumayan nambah-nambah," kata anggota pasukan baret hijau ini.
Menurut Agus dia tak mau jadi beking. Selain melanggar hukum juga berpotensi ribut antar sesama anggota. Apalagi jadi beking tempat hiburan malam atau bisnis ilegal. Bisa-bisa ketahuan komando garnisun atau ribut dengan polisi.
"Saya nggak mau gitu-gituan (jadi beking). Biar ngojek saja. Memang uangnya nggak banyak, tapi kalo jadi beking malu-maluin nama tentara," kata dia.
"Teman saya ada yang kalau malam bawa angkot. Nyupirin angkot punya orang gitu. Ya buat tambah-tambah saja. Ya yang nakal banyak, tapi nggak usah diceritain. Nggak enak teman sendiri," katanya.
Agus meminta namanya disamarkan. Dia malu kalau ketahuan komandannya masuk berita gara-gara ngojek. Tapi dia tak masalah kisahnya ditulis.
"Ya ini buat cerita saja. Nanti aku terkenal gara-gara sampeyan, bukan gara-gara prestasi tapi ngojek. Malu nanti disorakin," katanya sambil tertawa.
Agus bukan satu-satunya TNI yang jadi tukang ojek. Seorang anggota Kodim ada yang ngojek di kawasan Pondok Gede. Pria itu berpangkat Pembantu Letnan Dua. Tinggal menunggu waktu sebelum dirinya pensiun.
"Kalau malam saya ngojek. Kadang sampai jam 11.00 WIB, karena di sini kan jam segitu masih rame. Biasanya yang pulang kerja sampai malam dari Jakarta," katanya.
Tak ada perasaan malu dari bapak TNI itu. Menurutnya ngojek lebih baik daripada ngobyek jadi beking.
"Lho, cari uang nggak pakai seragam kok. Lebih bagus ngojek daripada nakut-nakutin orang sama ngawal-ngawal."
Kapuspen TNI Mayor Jenderal Fuad Basya yang diawancarai merdeka.com mengakui masih ada prajurit TNI terpaksa ngojek untuk menambah penghasilan. Walau secara aturan dilarang, tapi Fuad mengaku bisa memakluminya.
"Secara aturan tidak ada yang mengizinkan itu. Terutama para perwira karena sudah dicukupi dari tunjangan. Kalau prajurit kan tidak punya tunjangan jabatan, mungkin cari waktu bisa-bisa saja," kata Mayjen Fuad.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Eks Panglima TNI rupanya tidak pernah bercita-cita menjadi prajurit TNI.
Baca SelengkapnyaLantaran sering jalan-jalan, pria ini dikira pengangguran oleh netizen. Begini potretnya saat bertugas.
Baca SelengkapnyaMenurut Maruli ada banyak anak buahnya yang ikut merangkap menjadi pengemudi ojek online (ojol).
Baca Selengkapnya"Pasti pengangguran ni jalan terus," ujar salah satu warganet. Ternyata pria ini Komandan Regu.
Baca SelengkapnyaKasad TNI Jenderal Maruli Simanjuntak buka suara terkait usulan dalam Revisi UU TNI agar prajurit bisa berbisnis.
Baca SelengkapnyaLaksamana Yudo Margono mengungkapkan gaji pertamanya saat menjadi prajurit TNI, hanya bisa dipakai untuk beli satu setel baju dan celana.
Baca SelengkapnyaSeorang prajurit TNI membuka dompetnya di monas dan hanya ada uang Rp2 ribu.
Baca Selengkapnya