Kisah si penjual ikan asal Aceh terpilih jadi pasukan Paskibraka
Merdeka.com - Pagi berganti siang, Ricky Satria Pratama (16) tidak langsung istirahat melepaskan penat atau bermain, selepas pulang sekolah di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Seunagan, Kabupaten Nagan Raya, Aceh.
Ricky melepas seragam putih-abu-abunya, berganti pakaian biasa untuk bekerja menjadi penjual ikan keliling dengan menggunakan becak. Berdagang ikan sudah dia lakoni sejak masih duduk di kelas 2 Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Saban hari tanpa mengenal lelah, terus mengenderai becak mesinnya menjajakan ikan kepada pelanggan tetapnya. Dia harus keliling hingga empat kecamatan demi menghabiskan barang jualannya, yaitu kecamatan Seunagan, Suka Makmur, Seunagan Timur dan Beutong, Kabupaten Nagan Raya.
-
Kenapa Raffi bantu biaya sekolah? Informasi ini diungkapkan oleh adik almarhum, Dolly. Selain membantu dalam hal biaya sekolah, Dolly selaku anggota keluarga terdekat juga ikut memberikan bantuan untuk keperluan lainnya.'Semua yang berkaitan dengan sekolah sudah dibayarin Aa Raffi. Cuma dia kelas 4 SD saat itu kan, sekarang kelas 6 ada program baru, kayak beli ini (keperluan) baru nah itu nggak masuk, jadi ke saya,' ujar Dolly ketika diwawancara di wilayah Tendean, Jakarta Selatan.
-
Siapa penerima program 'Kanggo Riko'? Sasaran program ini adalah keluarga dengan ekonomi kurang mampu, yang diprioritaskan perempuan kepala rumah tangga.
-
Bagaimana anak ini mencari uang? Mampu mengumpulkan uang hingga Rp150 ribu untuk digunakan membantu orang tua yang berprofesi sebagai nelayan.
-
Kenapa anak ini harus kerja? Di usianya masih masih belia, RA yang duduk di kelas 6 Sekolah Dasar (SD) ini harus merasakan kerasnya hidup. Ia harus menjadi tulang punggung keluarga dan merawat orang tuanya.
-
Apa pekerjaan anak ini? Di usianya masih masih belia, RA yang duduk di kelas 6 Sekolah Dasar (SD) ini harus merasakan kerasnya hidup. Ia harus menjadi tulang punggung keluarga dan merawat orang tuanya.
-
Apa pekerjaan impian pemuda itu? Seorang pemuda China bergelar PhD bidang fisika dari Universitas Stanford, Amerika Serikat, terpilih menjadi pegawai negeri sipil di pedesaan.
Badai petir tidak dia gubris demi mencari sesuap nasi, guna memenuhi kebutuhan hidup dia dan satu adikya. Saat hujan tiba, waktu itulah dia merasa sedih harus menghadapi beratnya kehidupan ini untuk menafkahi hidupnya.
Ricky dan adiknya Anjeli Dwita yang masih duduk di kelas 2 SMP tinggal bersama dengan neneknya, setelah kedua orangtuanya pisah. Ayahnya seorang prajurit TNI berpangkat Sertu bernama Amilin dan bertugas menjadi Babinsa di Nagan Raya.
"Penghasilan saya antara Rp 30 ribu hingga Rp 60 ribu. Uang itu untuk jajan sendiri dan juga adik," kata Ricky kepada merdeka.com, Senin (27/7).
Suka duka menjadi penjual ikan keliling banyak telah dia lewati. Salah satu peristiwa yang selalu dia ingat ketika ban becak motornya bocor, dia sendirian harus mendorong becak hingga 200 meter dengan muatan penuh. Belum lagi bila hujan datang secara tiba-tiba.
Kendati demikian tidak membuat Ricky patah arang untuk bertahan hidup dan membantu ayahnya memenuhi kebutuhan ekonomi. Dia sendiri tidak mau tergantung pada ayahnya, apa lagi dia anak pertama merasa bertanggung jawab pada adiknya yang tinggal bersamanya.
Meskipun dia seorang penjual ikan keliling di Nagan Raya, tetapi Ricky yang berasal dari keluarga kurang mampu tetap bisa membuktikan meraih cita-citanya menjadi seorang Paskibraka tingkat nasional.
Setelah proses panjang dan ikut seleksi yang ketat, dia bersama dengan seorang rekannya Nadilla Tasya Aprilia (16) sukses mewakili Aceh menjadi pasukan Paskibraka di Jakarta. Dari 70 kandidat seluruh Aceh, dia terpilih bersama 3 rekannya untuk ikut seleksi di Jakarta. Seleksi di Jakarta, Rikcy bersama rekannya Tasya dinyatakan lolos seleksi dan Selasa (28/7) sekira pukul 07.00 WIB, akan terbang ke Cibubur untuk masuk latihan.
Nadilla Tasya Aprilia berasal dari SMA Negeri 1 Kota Langsa juga bukan dari keluarga yang berada. Nadilla Tasya Aprilia yang akrab disapa Tasya berasal dari keluarga sederhana, berhasil lolos bersama Ricky menjadi pasukan Paskibraka di Jakarta.
Keberhasilan Ricky dan Tasya yang diraih saat ini bukanlah hadiah yang datang secara tiba-tiba. Ricky sendiri mengaku apa yang diraih saat ini berkat keuletannya dan didikan orangtuanya yang militer, membuat dia disiplin dan memiliki motivasi besar.
"Ini juga berkat didikan ayah, saya selalu dididik disiplin selama ini," ulasnya.
Kini Ricky bersama Tasya sudah berangkat ke Cibubur, Selasa (28/7) pukul 07.00 WIB menggunakan maskapal Garuda melalui Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM), Blang Bintang. Ricky bersama Tasya masuk kamp karantina untuk mengikuti latihan menjadi pasukan Paskibraka pada 17 Agustus 2015 mendatang.
Ricky dan Tasya mengaku akan berlatih keras agar bisa mengharumkan nama Serambi Makkah. Ricky berkeinginan terpilih dalam pasukan 8 dan berkesempatan menjadi pasukan pengerek bendera. Sedangkan Tasya berkeinginan bisa dipercaya menjadi pasukan pembawa baki bendera pusaka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Soal cita-cita, Ricky berkeinginan bisa menjadi lebih baik dari orangtuanya. Ricky berkeinginan masuk Akademi Militer (Akmil).
"Saya bangga sama ayah yang telah mendidik saya, jadi saya ingin membanggkan Ayah dan saya ingin masuk Akmil," ungkapnya.
Sedangkan Tasya mengaku setelah tamat SMA nanti bercita-cita masuk Akademi Polisi (Akpol). Namun dia mengaku akan bekerja keras untuk membuktikan terlebih dahulu dalam pasukan Paskibraka di Jakarta, bahwa Aceh patut diperhitungkan.
Sementara itu Koordinator pelatih Paskibraka Aceh, Alta Zaini mengaku sangat terharu mereka bisa lolos menjadi pasukan Paskibraka di Jakarta. Terlebih setelah dia mengetahui kedua yang lolos itu berlatar belakang ekonomi pas-pasan.
"Mereka lolos sejak seleksi dari Aceh bukan sengaja, tetapi ini kebetulan saja mereka berlatar belakang ekonomi sederhana seperti itu," ungkap Alta Zaini dengan berlinang air mata.
Alta Zaini mengku tidak memberikan target apapun kepada perwakilan Aceh untuk Paskibraka di Jakarta. Akan tetapi, Alta Zaini berharap kepada mereka agar memberikan yang terbaik untuk Aceh dan tidak lekas puas dengan apa yang dia peroleh.
"Saya sudah latih mereka di atas rata-rata, semoga mereka bisa mendapatkan posisi yang terbaik nantinya dan bisa mengharumkan nama Aceh," tukasnya.
Sedangkan Pangdam Iskandar Muda (Pangdam IM), Meyjend TNI Agus Kriswanto saat menerima kunjungan pasukan Paskibraka perwakilan Aceh meminta agar terus berlatih. Dia meminta kepada perwakilan Aceh untuk bersaing dengan sehat dan tidak saling mengalahkan.
"Apapun posisi yang ingin diraih, jangan bersaing, tetapi berikan yang terbaik agar bisa meraih apa yang diinginkan," tukasnya. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah petinggi Polda Sulsel datang menghampiri, memberi apresiasi.
Baca SelengkapnyaSering mendapat cemoohan, penjual ikan cupang ini akhirnya berhasil menjadi anggota polisi.
Baca SelengkapnyaTanggung jawab itu dipikul Iki setelah ibunya sakit lalu meninggal dan ayahnya minggat dua tahun lalu.
Baca SelengkapnyaTerungkap, ada salah satu siswa SPN yang merupakan putra dari tukang penjual kicimpring, keripik khas Tanah Pasundan.
Baca SelengkapnyaMantan Pemain Timnas Indonesia Banting Setir Jadi Pembudidaya Ikan, Ajak Masyarakat Sukses Bersama
Baca SelengkapnyaAgung yang memiliki modal Rp50.000 membeli 20 ekor ikan mas koki dan membuat kolam di dapur rumah orang tuanya.
Baca SelengkapnyaKisah inspiratif ini tak hanya menunjukkan ketekunan dan kerja keras, tetapi juga menghargai setiap usaha dalam mencapai tujuan hidup.
Baca SelengkapnyaAnak seorang penjual ayam berhasil menjadi seorang Perwira Polisi. Berkat kerja kerasnya, ia mampu menggapai mimpi untuk menjadi Polisi.
Baca SelengkapnyaCerita anggota polisi pilih berjualan ikan di malam hari setelah selesai berdinas.
Baca SelengkapnyaRifki Apriansyah diganjar Adhi Makayasa Bintara Polri di momen kelulusannya sebagai siswa.
Baca SelengkapnyaPerusahaan logistik Achmadi kini memiliki 200 klien yang kebanyakan merupakan perusahaan asal Jepang.
Baca Selengkapnya