Kisah Soeharto beri pengamen kerja karena sering hormat
Merdeka.com - Munarti Ari dan Herman Obos, pengamen yang biasa beroperasi di perempatan Megaria sampai depan kampus Universitas Indonesia Salemba. Sering kali aktivitas mereka terganggu manakala Presiden Soeharto melintas.
Kejadian itu terus dialami setiap hari Rabu dan Jumat, ketika Soeharto dengan dikawal pasukan pengaman presiden lewat menuju lapangan golf Rawamangun. Melihat kondisi itu tiba-tiba saja terlintas ide di kepala Munarti.
Akhirnya, pada tahun 1986 di bawah terik matahari, bersama Herman, Munarti merencanakan sesuatu saat Soeharto melintas. Sambil menenteng gitar dan biola, keduanya memberikan hormat. Selama sebulan hal itu terus dilakukan.
-
Di mana Soeharto disambut dengan lagu Genjer-Genjer? Dalam kunjungan itu, ada satu hal yang unik. Ribuan rakyat menari dan menyanyi menyambut Rombongan Presiden Soeharto di stadion.Awalnya semua berjalan lancar. Tiba-tiba mereka bernyanyi lagu genjer-genjer dengan bersemangat. Rupanya pihak Kamboja belum tahu kalau lagu ini menjadi lagu terlarang setelah G30S tahun 1965.
-
Siapa yang jadi ajudan Presiden Soeharto? Berkat rekam jejaknya di bidang militer, pada tahun 1974 Try terpilih menjadi ajudan Presiden Soeharto. Mengutip situs tni.mil.id, sejak saat itu, karier suami Tuti Sutiawati ini meroket tajam.
-
Bagaimana reaksi Soeharto mendengar lagu Genjer-Genjer? Soeharto tampak terkejut, minimal heran. Namun dia hanya tersenyum. Senyum yang misterius seperti biasa.
-
Siapa yang menjadi ajudan Soeharto? Pada tahun 1974, Kolonel Try Sutrisno Diangkat Menjadi Ajudan Presiden Soeharto Empat tahun Try menjabat ajudan presiden.
-
Di mana Ir. Soekarno diasingkan? Melansir dari situs indonesia.go.id, pada tanggal 6 Februari 1949, Ir. Soekarno, Agus Salim, Mohammad Roem, dan Mr. Ali Sastroamidjojo pun diasingkan ke Muntok yaitu Pesanggrahan Menumbing.
-
Siapa yang menghormati Presiden Soekarno dengan nama Jembatan Soekarno? Dulunya Jembatan Soekarno Sebelum berubah nama menjadi Jembatan Ampera yang dikenal sekarang, nama jembatan ini awalnya bernama 'Jembatan Soekarno'. Mengapa? hal ini karena sebagai bentuk penghormatan kepada presiden pertama Indonesia dari masyarakat Suamtera Selatan.
"Beberapa saat jelang presiden lewat, jalanan tempat kami mencari nafkah disterilkan. Saya sering diusir dan hampir ditempeleng," kenang Munarti dalam buku 'Pak Harto The Untold Stories' terbitan Gramedia Pustaka Utama.
Ternyata apa yang dilakukan Munarti berdampak positif, tiap kali lewat depan RSCM iring-iringan mobil presiden berjalan lebih perlahan. Menurut Munardi, keajaiban terjadi pada bulan berikutnya. Tentu, hal itu sungguh di luar dugaan. Bagaimana tidak, mobil yang membawa Soeharto mendekati mereka.
"Kaca hitam jendela belakang mobil turun perlahan dan munculah senyuman khas Pak Harto. Seketika saya dan Obos memberi hormat dan berseru, Selamat siang, Pak."
Rupanya itu menjadi titik balik dalam kehidupan keduanya. Pada Juli di tahun yang sama seorang utusan Mbak Tutut, putri Pak Harto mencari mereka. Kemudian, keduanya dibawa ke kantor PT Citra Lamtorogung Persada di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat.
Kemudian, Mbak Tutut meminta kepada Munardi bersama teman-temannya untuk menghibur para tamu dalam acara ulang tahun pernikahan Pak Harto dan Ibu Tien. Bahkan sebelum tampil Mbak Tutut menyediakan pelatih seni.
Singkat kata Munardi menghibur para menteri dan undangan lain. Setelah tampil, Munardi sempat berdialog dengan Pak Harto. Yang mengejutkan Munardi, ketika Pak Harto memintanya menghubungi Mbak Tutut untuk membicarakan pekerjaan.
"Saya buat lamaran ke PT Citra Lamtorogung, tak lama menunggu saya langsung diterima. Pekerjaan saya memperlancar beragam program Banpres dari Pak Harto," katanya. Kala itu Munardi mendapat upah Rp 135.000 perbulan.
Pada 1993, Munardi yang sudah dipindah ke bagian administrasi dan surat-menyurat kembali menyanyi di ulang tahun pernikahan Pak Harto. Seperti sebelumnya, Munardi kembali diajak berdialog oleh Pak Harto.
"Bagaimana Ri, setelah bekerja?" tanya Pak Harto seperti dituturkan oleh Munardi.
"Saya sudah alhamdulillah sekali, Pak. Sekarang saya sudah punya istri dengan lima anak, juga punya rumah," jawab Munardi. Mendengar itu Pak Harto hanya manggut-manggut tersenyum kemudian berkata, "Tolong ditekuni ya."
Kisah pertemuan Soeharto dengan para pengamen ini juga dituturkan dalam autobiografi Soeharto Pikiran Ucapan dan Tindakan Saya yang diterbitkan Cipta Lamtoro Gung Persada halaman 385. Kala itu mereka tak pede menyanyi depan Soeharto.
"Mereka seperti merasa malu, merasa rendah diri dengan pekerjaan mereka itu, tercermin dari lagu-lagu yang mereka nyanyikan," kata Soeharto.
Soeharto menyemangati mereka. Menurutnya seorang pengamen yang mencari rezeki dengan halal masih lebih mulia dari koruptor atau pencuri.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi pengamen tirukan gaya Rhoma irama viral di media sosial. Didoakan ketemu langsung raja dangdut.
Baca SelengkapnyaMomen jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman bertemu dengan pengamen yang sudah dikenalnya dari Letkol.
Baca SelengkapnyaJenderal Dudung nostalgia bareng pengamen yang ia kenal sejak masih letkol. Simak informasi berikut.
Baca SelengkapnyaSebuah video merekam ketika Soeharto didampingi oleh wakil presiden (wapres) eks jenderal TNI bintang 4. Momen nostalgianya berhasil menarik perhatian publik.
Baca SelengkapnyaSekarang banyak aksi pengemudi pakai sirene minta diistimewakan di jalan tol. Presiden Soeharto punya kisah menarik.
Baca SelengkapnyaDari sisi pemerintahan, Ganjar pun terus mendorong perkembangan musisi lokal agar dapat naik kelas.
Baca SelengkapnyaDia tak segan untuk berjoget kayang di depan publik bahkan hingga dilirik Jokowi.
Baca SelengkapnyaPresiden Soeharto memimpin langsung Upacara HUT Kemerdekaan RI ke-24 di Istana Merdeka, Jakarta pada 17 Agustus 1969.
Baca SelengkapnyaMomen Presiden Soeharto lakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat (AS) pasca Bung Karno dilengserkan.
Baca SelengkapnyaBukan hanya dikenal sebagai orang yang dermawan, ada beberapa sikap jenderal bintang satu Polri ini yang mengundang pujian. Apakah itu?
Baca SelengkapnyaPotret lawas Presiden Soeharto dan Wakil Presiden Soedharmono saat menghadiri Upacara HUT RI ke-46 mencuri perhatian warganet.
Baca SelengkapnyaLagu rakyat Banyuwangi itu terlarang setelah G30S/PKI. Kok bisa diputar?
Baca Selengkapnya