Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Solehuddin: Hidup Bersama 2 Anak di Poskamling & Tak Pernah Tersentuh Bansos

Kisah Solehuddin: Hidup Bersama 2 Anak di Poskamling & Tak Pernah Tersentuh Bansos Kisah Solehuddin: Hidup Bersama 2 Anak di Poskamling. ©2021 Merdeka.com

Merdeka.com - Nestapa dialami oleh kakak-beradik, Zahra Fitriani (9 tahun) dan Salsabilla Putri (8 tahun). Dua gadis cilik ini, selama setahun terakhir tinggal di pos kamling bersama sang ayah, Solehuddin.

Pos kamling yang mereka huni amat tidak layak. Lokasinya di Kelurahan Baratan, Kecamatan Patrang, tidak jauh dari kantor Pemkab Jember, Jawa Timur. Mereka biasa hidup berpindah-pindah. Menjajaki emperan rumah-rumah warga.

“Sebelumnya, kadang tinggal di emperan rumah warga. Dulu pernah kita numpang di rumah kosong, kita bantu bersih-bersih. Tetapi setelah pemiliknya datang, kita tahu diri sehingga pergi,” ujar Solehuddin (32) saat diwawancarai awak media pada Selasa (05/10/2021).

Sebenarnya, Solehuddin masih memiliki keluarga, yakni mertua yang rumahnya ada di Jember. Namun, sejak sang istri meninggal setahun silam, Solehuddin merasa segan untuk tinggal di sana.

“Ada saudara ipar yang mendiami rumah mertua. Kalau mertua sudah meninggal juga,” ujar Solehuddin.

Karena hidup nomaden, pendidikan dua bocah ini juga terganggu. Sejak setahun terakhir, kakak beradik Zahra dan Salsabilla tidak bersekolah. Sebelumnya, mereka sekolah di salah satu SD tempat mereka menumpang tinggal.

“Ada kendala ekonomi, jadi tidak bisa bersekolah. Mereka sering ikut saya kerja,” paparnya.

Solehuddin bekerja serabutan. Terkadang dia membantu bekerja di bengkel. Di musim kemarau, Solehuddin menjual layangan untuk anak-anak. Keluarga ini juga tidak pernah menikmati bantuan sosial dari pemerintah. Sebab, nama mereka tidak masuk dalam daftar resmi pemerintah.

Untuk keperluan mandi dan buang air, keluarga kecil ini biasanya menuju ke sungai terdekat. “Kalau makan, kadang ada warga yang kasih sumbangan. Kadang juga beli di warung,” tutur Solehuddin.

Kisah Solahuddin ini kemudian viral karena diposting salah satu warga. Selang beberapa jam setelah kabar ini tersiar, Pemkab Jember pada Selasa (05/10) siang langsung mendatangi pos kamling tersebut.

“Setelah kita cek, memang benar ada warga yang tinggal di pos kamling. Ini memang tidak layak untuk dihuni, tidak sehat. Kita langsung cari solusi hari ini juga,” ujar M. Haidori, Camat Patrang yang datang bersama jajaran Polsek dan Koramil.

kisah solehuddin hidup bersama 2 anak di poskamling©2021 Merdeka.com

Dinas Sosial Pemkab Jember juga langsung memberikan bantuan. “Lewat musyawarah, tadi kita sempat ajak untuk pindah di sebuah rumah milik Gus Syaif karena lebih layak,” ujar Plt Kepala Dinsos Jember, Widi Prasetyo.

Gus Syaif atau KH Saiful Ridjal Chalim Shiddiq adalah pengasuh Pondok Pesantren Islam (PPI) Asshiddiq Putri (Ashri). Kebetulan, kiai yang juga aktivis sosial ini memiliki rumah kosong tidak jauh dari pos kamling tersebut.

“Tapi dua anaknya ternyata tidak mau tinggal di sana. Karena tidak punya teman main, sepi,” papar Widi.

Akhirnya diputuskan, Solehuddin dan kedua putrinya ditampung di rumah warga yang memiliki kamar kosong. Rumah tersebut tidak jauh dari lokasi pos kamling di Kelurahan Baratan.

“Yang terutama, kita memastikan bahwa dua anak ini bisa kembali melanjutkan sekolah. Ini penting sekali,” tegas Widi.

Dinsos Jember memberikan bantuan berupa jaminan pangan selama 20 hingga 30 hari ke depan untuk keluarga ini. Dinsos juga akan mengupayakan mereka mendapatkan rumah melalui program bantuan rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).

Widi mengakui, keluarga Solehuddin tidak pernah tersentuh program bantuan sosial apapun dari pemerintah. Seperti PKH ataupun BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai).

“Karena memang mereka tidak masuk di dalam data pokok sosial. Sehingga sampai kapanpun, tidak akan bisa terima bantuan. Jadi tadi kita upayakan untuk masuk data. Juga kita berikan jaminan kesehatan,” pungkas Widi.

(mdk/ray)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jauh dari Keramaian, Ini Kisah Satu Keluarga Tinggal di Tengah Hutan Kebumen Selama 30 Tahun
Jauh dari Keramaian, Ini Kisah Satu Keluarga Tinggal di Tengah Hutan Kebumen Selama 30 Tahun

Tak ada pilihan lain bagi Pak Kasimin selain tinggal di tengah hutan. Rumah yang ia tempati merupakan warisan orang tuanya.

Baca Selengkapnya
Dua Bocah Bernasib Pilu Ditinggal Ortunya Pergi dari Rumah, Aksi Kakak Rawat Adik Seadanya bikin Hati Tersayat
Dua Bocah Bernasib Pilu Ditinggal Ortunya Pergi dari Rumah, Aksi Kakak Rawat Adik Seadanya bikin Hati Tersayat

Ditinggal orangtua, dua bocah ini harus tinggal sebatang kara. Aksi kakak rawat adik seadanya begitu menyayat hati.

Baca Selengkapnya
Nasib Pilu Kakak Beradik Tinggal Sebatang Kara Ditinggal Ortu, Hidup Berdua di Gubuk Tak Layak Huni
Nasib Pilu Kakak Beradik Tinggal Sebatang Kara Ditinggal Ortu, Hidup Berdua di Gubuk Tak Layak Huni

Dua kakak beradik itu pun bertahan hidup dengan memprihatinkan.

Baca Selengkapnya
Kisah Keluarga Pemberani yang Tinggal di Kampung Mati Tengah Hutan Cilacap, Hidup Berdampingan dengan Babi Hutan
Kisah Keluarga Pemberani yang Tinggal di Kampung Mati Tengah Hutan Cilacap, Hidup Berdampingan dengan Babi Hutan

Saat musim hujan tiba, kampung itu benar-benar terisolir karena jalan ke sana terhalang aliran air sungai yang deras

Baca Selengkapnya
Miris Bocah Ini Tinggal di Kampung Mati Tengah Hutan Makan Nasi Pakai Garam 'Terakhir Menu Pakai Telur di Bulan Puasa'
Miris Bocah Ini Tinggal di Kampung Mati Tengah Hutan Makan Nasi Pakai Garam 'Terakhir Menu Pakai Telur di Bulan Puasa'

Sebuah keluarga yang memiliki dua bocah perempuan terpaksa harus tinggal di kampung mati tengah hutan dan setiap hari makan nasi pakai garam.

Baca Selengkapnya
Membentengi Perkampungan dari Serangan DI/TII, Cerita Pensiunan Prajurit TNI AL Ini Sampai Sekarang Tinggal di Tengah Hutan
Membentengi Perkampungan dari Serangan DI/TII, Cerita Pensiunan Prajurit TNI AL Ini Sampai Sekarang Tinggal di Tengah Hutan

Potret rumah seorang pensiunan TNI AL yang ada di tengah hutan di Sumedang, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya
Anak Broken Home ini Pilih Tinggal Sendiri di Hutan Pakai Tenda, Ngaku Tak Lagi Mendapat Perhatian
Anak Broken Home ini Pilih Tinggal Sendiri di Hutan Pakai Tenda, Ngaku Tak Lagi Mendapat Perhatian

BM sempat tidur di teras rumah orang dan emperan toko, di halaman masjid.

Baca Selengkapnya
Pasangan Lansia Hidup dengan Damai di Tengah Hutan, Rumahnya Sederhana Berdinding Bilik Bambu
Pasangan Lansia Hidup dengan Damai di Tengah Hutan, Rumahnya Sederhana Berdinding Bilik Bambu

Ada banyak cara bagi seseorang untuk hidup tenang dan bahagia. Misalnya saja seperti yang dilakukan oleh pasangan lansia di Kampung Curug.

Baca Selengkapnya
Pemuda Telanjang Dada Keturunan Rohingya Bertahan Hidup di Hutan, Usai Orangtua Angkat Meninggal Dunia
Pemuda Telanjang Dada Keturunan Rohingya Bertahan Hidup di Hutan, Usai Orangtua Angkat Meninggal Dunia

Pemuda Telanjang Dada Keturunan Rohingya Bertahan Hidup di Hutan, Usai Orangtua Angkat Meninggal Dunia

Baca Selengkapnya
Pulang dari Transmigrasi, Pria Gunungkidul Ini Memilih Hidup Sendiri di Gubuk Pinggir Jurang Tepi Laut
Pulang dari Transmigrasi, Pria Gunungkidul Ini Memilih Hidup Sendiri di Gubuk Pinggir Jurang Tepi Laut

Walaupun keluarganya sudah membujuknya untuk tinggal bersama mereka, namun Mbah Subeno tetap memilih tinggal menyendiri di sana.

Baca Selengkapnya
Orang Tua ke Hutan Berbulan-bulan, Bocah Papua Ini Hanya Tinggal Berdua dengan Adiknya
Orang Tua ke Hutan Berbulan-bulan, Bocah Papua Ini Hanya Tinggal Berdua dengan Adiknya

Bocah Papua harus rela tinggal berdua dengan adiknya selama berbulan-bulan karena orang tua mereka bekerja mencari kayu gaharu di tengah hutan.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Kampung Terpencil di Puncak Bukit Wonogiri, Hampir Semua Warganya  punya Motor Trail
Mengunjungi Kampung Terpencil di Puncak Bukit Wonogiri, Hampir Semua Warganya punya Motor Trail

Terlihat rumah-rumah di Kampung Popok cukup sederhana dengan nuansa Jawa.

Baca Selengkapnya