Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Sumarti, korban mutilasi di Hongkong lulusan SD & berbakti

Kisah Sumarti, korban mutilasi di Hongkong lulusan SD & berbakti Keluarga Sumarti Ningsih. ©2014 merdeka.com/chandra iswinarno

Merdeka.com - Geger berita dimutilasinya dua warga Indonesia di Hongkong oleh bankir asal Inggris Rurik George Caton Jutting, membuat warga di Desa Gandrungmangu Kecamatan Gandrungmangu Cilacap Jawa Tengah gempar. Lantaran salah satu korbannya, Sumarti Ningsih (25) diketahui beralamat di RT 02/RW 05 Desa Gandrungmangu.

Saat disambangi merdeka.com, Senin (3/11) malam, rumah duka yang berada di tengah permukiman penduduk sudah ramai dikunjungi tetangga. Seorang tetangga yang juga masih kerabat keluarga Sumarti Ningsih, Ngatiman mengatakan Sumarti Ningsih memang beralamat di rumah tersebut. "Dia memang tinggal di sini sejak kecil," ujarnya.

Ngatiman mengatakan, selama ini Sumarti Ningsih atau yang akrab disapa Martini oleh warga sekitar dikenal supel. Bahkan, ia dikenal sebagai anak yang berbakti pada orangtua.

Lalu bagaimana keluarga mengenang Sumarti? Berikut kisahnya:

Sumarti Ningsih ingin bahagiakan orangtua

Kerabat keluarga Sumarti Ningsih, Ngatiman menyebut jika Sumarti Ningsih atau yang akrab disapa Martini oleh warga sekitar dikenal supel. Martini juga sangat berbakti kepada kedua orangtuanya."Martini itu orang yang ingin membahagiakan orangtua. Bahkan, ia tidak ingin membebani orang tuanya," ucap Ngatiman kepada merdeka.com, kemarin.Sumarti Ningsih (25) dimutilasi dan dimasukkan ke dalam koper, sementara satu lainnya meninggal saat perjalanan ke rumah sakit akibat luka sayatan yang parah di bagian leher.

Tak mau susahkan orangtua, Sumarti Ningsih rela hanya tamat SD

Ahmad Kaliman, ayahanda almarhumah Sumarti Ningsih juga menyebut anaknya itu sangat berbakti kepada orangtua. Dia bahkan pernah meminta Martini untuk melanjutkan sekolah. "Martini hanya lulusan SD, setelah lulus dia pergi ke Jakarta. Padahal waktu itu, saya ingin dia melanjutkan sekolah. Tetapi, dia malah bilang nggak ingin ngerepotin orangtua, lagi pula cari uang susah, katanya Martini waktu itu," kenang Kaliman.Di mata keluarga, Sumarti merupakan sosok yang lincah dan ceria. Meski begitu, Kaliman mengaku terkejut saat mendengar kabar anaknya yang nomor tiga ini meninggal dibunuh bankir asal Inggris. "Saya kaget dan shock. Saya cuma berharap pembunuhnya diberikan hukuman sesuai perbuatannya," ucapnya.

Sumarti berencana pulang ke Cilacap Minggu kemarin

Berkali-kali, Ahmad Kaliman mencoba menghubungi nomor telepon seluler yang dimiliki Sumarti Ningsih sepanjang Senin (3/11). Namun, tak ada nada sambung bahkan jawaban sekali pun."Saya hubungi nomornya Martini tidak bisa. Padahal dia janji akan pulang tanggal 2 November, tetapi tidak tahu kabar beritanya," ujarnya saat ditemui di rumahnya di Desa Gandrungmangu Kecamatan Gandrungmangu Cilacap Jawa Tengah.Namun, tak disangka pada sore hari, Kaliman kedatangan petugas dari Polres Cilacap yang memberitahu anaknya telah tiada. Kabar tersebut sontak membuatnya kaget. "Saya tunggu dari kemarin, tadi saya juga telpon dan SMS tidak nyambung. Pas tadi sore orang dari agen juga mengabarkan Sumarti Ningsih sudah tidak ada," ucapnya.

Orangtua minta jasad Sumarti bisa dipulangkan apapun bentuknya

Ahmad Kaliman mengaku, tidak pernah mempunyai firasat akan kehilangan anak nomor tiganya, hasil perkawinan dengan Suratmi. Namun, ia mengaku sekitar seminggu lalu bermimpi, Sumarti naik kapal terbang melintas di atas rumahnya. "Saya melihat dia berada di jendela pesawat sedang naik kapal terbang dari sini. Tetapi kan itu hanya mimpi saja saya rasa," ucapnya.Entah suatu kebetulan atau tidak, saat itu bertepatan dengan tanggal 1 November pada Sabtu lalu. Meski begitu, Ahmad berharap jasad anaknya bisa kembali ke tanah air untuk dikubur. "Saya ingin jasad anak saya bagaimana pun bentuknya bisa dipulangkan ke Indonesia," tegasnya.

Orangtua berharap pembunuh Sumarti dihukum mati

Ahmad Kaliman, ayahanda Sumarti Ningsih, masih tampak lemas saat ditemui di ruang tamu di kediamannya yang berada di Desa Gandrungmangu Cilacap Jawa Tengah. Ia ditemani kerabat dekat dan tetangganya terlihat sabar menghadapi kenyataan anaknya yang nomor tiga meninggal dibunuh di Hongkong."Saya baru tahu saat ada petugas dari Polres (Cilacap) yang datang ke rumah tadi sore. Dia tanya apakah saya punya anak bernama Sumarti Ningsih yang bekerja di Hongkong," ujarnya saat ditemui, Senin (3/11) malam.Ahmad kemudian mengiyakannya. Setelah itu, ia baru mengetahui anaknya sudah meninggalkannya. Berita itu diperkuat dengan kabar yang diterimanya dari keponakan yang bekerja di Hongkong. "Tadi saya ditelepon sama keponakan yang tinggal di Hongkong. Dia bilang Sumarti Ningsih meninggal dibunuh oleh bankir dari London," ucapnya.Pun sebelumnya, ia juga mendapat kabar serupa dari agen tempat penempatan kerja Sumartini. "Dia bilang saya harus tabah, karena Martini sudah jadi jasad dan sekarang di kantor polisi Hongkong. bilangnya itu, Marti sudah hilang sudah dibuang ke pinggir laut dibungkus," ucapnya.Kondisi tersebut sempat membuat Ahmad shock dan terpukul. Sebab menurutnya Martini tidak melakukan kesalahan apa pun. "Saya tidak tahu kenapa dia dibunuh. Saya berharap, pelaku pembunuhnya harus menerima perlakuan yang sama. nyawa diganti nyawa," ucapnya geram.

(mdk/hhw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Usai Berurusan dengan Polisi, Guru Honorer Supriyani Bakal Diloloskan PPPK Jalur Afirmasi
Usai Berurusan dengan Polisi, Guru Honorer Supriyani Bakal Diloloskan PPPK Jalur Afirmasi

hal tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Sekolah Menengah Abdul Mu'ti beberapa waktu lalu.

Baca Selengkapnya
Kabar Baik, Mendikdasmen Janji Angkat Guru Honorer Supriyani jadi Guru PPPK
Kabar Baik, Mendikdasmen Janji Angkat Guru Honorer Supriyani jadi Guru PPPK

Menteri Dikdasmen Abdul Mu'ti menjelaskan bantuan afirmasi tersebut berupa pemberian kesempatan lulus kepada Supriyani sehingga dapat mengajar dengan lebih baik

Baca Selengkapnya
Mengalami Perundungan Selama 3 Tahun Sekolah, Siswi SMK Depresi hingga Meninggal Dunia
Mengalami Perundungan Selama 3 Tahun Sekolah, Siswi SMK Depresi hingga Meninggal Dunia

Sebelum meninggal dunia, anaknya sempat merasa bahagia setelah kelulusan.

Baca Selengkapnya
Tidur Beralaskan Tikar, Begini Cerita Guru Supriyani Selama di Tahanan
Tidur Beralaskan Tikar, Begini Cerita Guru Supriyani Selama di Tahanan

Supriyani mengaku diperlakukan baik oleh para tahanan selama di Lapas Perempuan Kendari.

Baca Selengkapnya
Sambil Menangis Sesenggukan, Siswi SD ini Ungkap Kisah Pilu Sering Dibully karena Jadi Tukang Rongsok
Sambil Menangis Sesenggukan, Siswi SD ini Ungkap Kisah Pilu Sering Dibully karena Jadi Tukang Rongsok

Lastri dibully karena dia tukang rongsokan. Lastri mencari rongsokan untuk menambah penghasilan keluarga.

Baca Selengkapnya
Kisah Perjuangan Ani Ema Susanti Jadi Sutradara Film Ternama Indonesia, Berawal dari Jadi Buruh Migran
Kisah Perjuangan Ani Ema Susanti Jadi Sutradara Film Ternama Indonesia, Berawal dari Jadi Buruh Migran

Ia nekat jadi buruh migran ke Hongkong agar bisa membiayai kuliahnya sendiri

Baca Selengkapnya
Akhir Manis Perjuangan Guru Honorer Supriyani, Lolos dari Jeruji Besi Usai Dituduh Aniaya Anak Polisi
Akhir Manis Perjuangan Guru Honorer Supriyani, Lolos dari Jeruji Besi Usai Dituduh Aniaya Anak Polisi

Putusan bebas guru honorer Supriyani itu disambut ucapan syukur dari para rekan-rekan dan keluarga Supriyani di dalam ruangan sidang.

Baca Selengkapnya
Polri Buka Suara Kasus Guru Honorer Berakhir di Sidang Usai Dituduh Aniaya Anak Polisi & Diduga Diperas Rp50 Juta
Polri Buka Suara Kasus Guru Honorer Berakhir di Sidang Usai Dituduh Aniaya Anak Polisi & Diduga Diperas Rp50 Juta

Kasus ini bermula dari pengakuan siswa D soal temuan luka di tubuh anaknya.

Baca Selengkapnya
Deretan Kejanggalan Kasus Guru Honorer Dituduh Aniaya Anak Polisi, Berujung Supriyani Dibui
Deretan Kejanggalan Kasus Guru Honorer Dituduh Aniaya Anak Polisi, Berujung Supriyani Dibui

Supriyani akan menghadapi persidangan pada Kamis (24/10) besok. Namun, sejak semalam penahanannya ditangguhkan.

Baca Selengkapnya
Mediasi Gagal, Warga Diminta Tetap Jaga Kondusivitas Kawal Kasus Guru Honorer Supriyani
Mediasi Gagal, Warga Diminta Tetap Jaga Kondusivitas Kawal Kasus Guru Honorer Supriyani

MUI mengapresiasi aksi demonstran solidaritas Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan masyarakat turun ke jalan bersama-sama untuk mengawal persidangan.

Baca Selengkapnya
Wanita Ini Sempat Jadi Korban Bully saat SMP dan Kini Sukses Masuk Kuliah Psikologi di UGM, Kisahnya Tuai Simpati Warganet
Wanita Ini Sempat Jadi Korban Bully saat SMP dan Kini Sukses Masuk Kuliah Psikologi di UGM, Kisahnya Tuai Simpati Warganet

Melalui tekad dan keteguhan hati, ia berhasil mengatasi masa lalu kelamnya dan membuka lembaran baru yang penuh harapan dan prestasi.

Baca Selengkapnya
Vonis Bebas Supriyani, Pengacara: Guru Tidak Sertamerta Dikriminalisasi
Vonis Bebas Supriyani, Pengacara: Guru Tidak Sertamerta Dikriminalisasi

Kuasa hukum menilai vonis bebas tersebut membuktikan bahwa kliennya tidak melakukan kekerasan terhadap muridnya.

Baca Selengkapnya