Kisah Supiyem, tuna netra dan hidup seorang diri di rumah reyot
Merdeka.com - Seorang nenek duduk termenung di dalam sebuah rumah reyot yang sudah tidak layak huni di lingkungan RT 02/RW 06, Desa Sembir, Kelurahan Bugel, Kecamatan Sidorejo, Salatiga, Jawa Tengah. Di tangan nenek tuna netra itu tergenggam sebuah tongkat kayu menjadi penyangga saat dia berdiri.
Adalah Supiyem (78 tahun), seorang janda sudah bertahun-tahun terpaksa tinggal seorang diri di rumahnya meski sesekali delapan anaknya secara bergantian mengunjunginya.
Rumah Supiyem jauh dari kesan layak huni karena hampir roboh, dan sejumlah tiang penyangganya sudah terlihat rapuh.
-
Apa kerugian negara akibat korupsi timah? Sebagaimana diketahui, sejauh ini nilai kerugian negara akibat korupsi tersebut senilai Rp271 triliun.
-
Kapan PT Timah rugi Rp450 miliar? Perusahaan berkode saham TINS ini mencatat rugi sekitar Rp450 miliar. Virsal mengatakan penyebab terbesar kerugian tersebut karena harga timah di pasar global tengah mengalami penurunan. Alhasil, pendapatan yang dicatatkan PT Timah Tbk ikut turun.
-
Bagaimana PT Timah mengalami kerugian? 'Penurunan produksi, harga jual menurun itu karena di pasar dunia itu oversupply,' sambung Virsal. Virsal mencatat ada sejumlah negara yang produksinya mengalami peningkatan. Salah satu yang disebut Malaysia karena produksinya mampu bertambah sepanjang 2023 lalu.
-
Apa yang menyebabkan permasalahan keuangan di Sumatera? Masalah Keuangan Melonjaknya inflasi ini membuat Pemerintah Provinsi Sumatra harus mencari cara untuk menyelesaikan masalah tersebut.
-
Kenapa rumah dinas bupati terbengkalai? Dilansir dari kanal YouTube Bucin TV, istana putih itu dari awal direncanakan akan menjadi rumah dinas bupati. Namun setelah selesai dibangun pada tahun 2013, rumah itu tidak pernah digunakan sama sekali.
-
Kenapa kerugian negara dibebankan ke PT Timah? 'Sehingga kewajiban ini melekat ada di PT Timah,' ujar Febri di Jakarta, Kamis, (30/5).
"Mau bagaimana lagi, adanya seperti ini ya saya terima saja. Saya sudah tidak bisa apa-apa. Kalau hujan semua bagian rumah bocor, saya harus cari tempat berteduh agar tidak terkena air hujan," kata Supiyem saat ditemui di rumahnya, Jumat (3/4).
Supiyem mengatakan, delapan anaknya memang tinggal tidak jauh dari rumahnya. Meski demikian, Supiyem menyadari, kedelapan anaknya juga hidup pas-pasan. Sehingga Supiyem jarang mengeluhkan kondisinya yang serba kekurangan.
Meski beberapa kali ditawari tinggal bersama salah satu anaknya, Supiyem selalu menolak. Saat ditanya mengenai perhatian sejumlah pihak terkait bantuan, Supiyem mengaku tidak pernah mengharapkan hal tersebut.
Supiyem juga mengatakan belum pernah ada pihak manapun yang menawarkan bantuan ke rumahnya.
Salah satu anak Supiyem, Sabar 40 (tahun) mengatakan, selama ini dia hanya bisa memperbaiki sejumlah atap rumah ibunya jika memiliki uang lebih. Sabar yang saban hari bekerja sebagai buruh kasar mengatakan, saat hujan turun, dia mendatangi rumah ibunya buat membantu pindah dari kamar tidurnya agar tidak terkena tetesan air hujan.
"Kalau diajak ke rumah anak-anaknya, ibu tidak pernah mau. Setiap hujan turun, saya datang ke rumah ibu untuk memastikan tidak terkena air hujan karena atap kamar bocor. Selama ini ibu juga belum pernah ditawari bantuan untuk renovasi rumah," kata Sabar.
Hal yang sama diungkapkan oleh salah satu tetangga Supiyem, Masal Gurusinga 45 (tahun). Masal mengatakan, Supiyem pernah satu kali mendapatkan bantuan dari pemerintah kota Salatiga untuk memperbaiki rumahnya pada 2009 lalu hanya sebesar Rp 2,5 juta. Dana itu kemudian digunakan untuk menambal lantai rumah dengan semen.
Masal berharap, Supiyem dapat memperoleh bantuan perbaikan rumah secara total lantaran kondisi rumahnya kian hari kian memprihatinkan.
"Harapannya segera dapat bantuan. Setahu kami pemerintah ada program bedah rumah. Bahkan di wilayah kami sudah ada beberapa warga yang rumahnya lebih layak dari Nenek Supiyem justru mendapatkan bantuan," tandas Supiyem.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di usia yang sudah sangat renta dengan segala keterbatasan fisiknya, ia harus tetap mengais rezeki.
Baca SelengkapnyaKakek di Gorontalo hanya santap parutan kelapa untuk mengganjal perut lapar hingga disorot warganet.
Baca SelengkapnyaHanya dapat 15 ribu rupiah sehari dan harus nafkahi lima orang anak, perjuangan pria ini bikin haru.
Baca SelengkapnyaWalau hidup serba kekurangan, ia tampak selalu tersenyum
Baca SelengkapnyaUntuk bertahan hidup, kakek Samudi hanya melakukan usaha sebisanya yakni dengan berjualan daun singkong.
Baca SelengkapnyaSejumlah serikat buruh di Yogyakarta memperingati Hari Buruh atau May Day
Baca SelengkapnyaIa mengaku sudah tinggal sendirian di gubuk tersebut selama tiga tahun.
Baca SelengkapnyaTangisnya pecah saat Bupati Kediri datang ke rumahnya
Baca SelengkapnyaRisma menangis saat mendengar cerita dari anggota Komisi VIII Fraksi Partai Golkar Ali Ridho.
Baca SelengkapnyaWalau usianya telah renta, namun Mbah Soiman masih bekerja keras di ladang
Baca SelengkapnyaImas, ibu dari dua anak di kampung Bandung Barat membocorkan berapa biaya hidup dalam satu bulan saat hidup di kampung.
Baca SelengkapnyaViral pengemis wanita ucap 'Aa kasian aa' ramai di media sosial. Kisah di baliknya begitu sedih.
Baca Selengkapnya