Kisah TNI arogan dimarahi komandan sampai kencing di celana
Merdeka.com - Jenderal Soemitro terkenal galak. Saat Orde Baru, pria bertubuh subur ini sempat jadi Panglima Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban.
Ada cerita menarik saat Soemitro bertugas sebagai panglima di Kalimantan Timur. Dia memarahi perwira TNI yang arogan hingga orang tersebut terkencing-kencing di celana.
Februari 1965, Soemitro ditugaskan Jenderal Ahmad Yani menjadi panglima Kodam Mulawarman menggantikan Brigjen Haryo Kecik.
-
Siapa yang terlibat dalam kontak tembak? Kontak tembak terjadi antara Satuan Tugas Batalyon Infanteri (Satgas Yonif) 133/Yudha Sakti dengan OPM wilayah Sorong Raya.
-
Apa yang dilakukan koboi tersebut? Seorang pria ngamuk dan menembakan senjata api berkali-kali.
-
Apa yang dilakukan mobil dinas TNI itu? Selama perjalanan pula, mobil dinas TNI tersebut tidak terlihat menyalakan sirine dan rotator.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Di mana koboi ini menembakkan senjatanya? Peristiwa yang terjadi di daerah Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut) beredar di media sosial.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
Saat itu situasi di Kalimantan sedang panas. Massa Partai Komunis Indonesia (PKI) kerap menggelar aksi dan menyindir para 'jenderal kanan' TNI AD.
Dalam peringatan hari buruh, Soemitro tersinggung dengan pidato-pidato provokasi semacam itu. Dia sudah mau meledak. Yang membuat Generaal Mitro makin marah, dia melihat tiga perwira TNI ikut tertawa mendengar pidato dari ketua Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia. Salah satu organisasi yang dekat dengan PKI.
"Gigi saya gemeretak menahan emosi. Panglima mereka dicaci maki ketua Sobsi kok malah mereka ketawa-ketawa," kata Soemitro geram.
Kisah ini diceritakan Soemitro dalam buku biografinya yang berjudul Dari Pangdam Mulawarman Sampai Pangkopkamtib. Buku ini ditulis Ramadhan KH dan diterbitkan Pustaka Sinar Harapan.
Maka keesokan harinya Brigjen Soemitro memanggil seluruh perwiranya. Dimarahi ketiga orang itu. Mereka adalah Letkol Rusmono, Letkol Sujono dan Letkol Kartono. Ketiganya pejabat teras di Kodam Mulawarman.
"Kamu begundalnya PKI," Dia menunjuk orang-orang itu. "Kamu, kamu dan kamu! Kamu sekarang juga berhenti. Saya bebaskan kamu!" amuk Soemitro.
Kemarahan Soemitro makin meledak manakala tahu kelakuan arogan Sudjono. Seringkali Sudjono bertindak bak koboi. Sedikit-sedikit main tembak. Mobil disalip orang, main tembak. Tak ada yang berani menghentikan dia.
Maka dipanggilnya lagi Sudjono dan dimarahi. "Hei Djono, katanya di zaman Haryo, kamu jagoan nembak ya di sini?"
"Kamu disalip orang, kamu langsung nembak kendaraan di depanmu. Sekarang, keluarkan pistolmu. Kalau kamu laki-laki keluarkan pistolmu," tantang Soemitro.
"Ayo keluarkan pistolmu!" teriak Soemitro.
Letkol Sudjono gemetaran.
"Kencing di celana dia. Benar-benar kencing," kisah Soemitro soal kejadian itu.
Ketiga perwira tadi kemudian dikenai tahanan rumah oleh Soemitro.
Soemitro menilai tidak pantas seorang prajurit menebar ketakutan pada rakyat. Apalagi pistol yang harusnya dipakai melawan Malaysia saat itu, malah dipakai menembaki mobil yang menyalip kendaraannya.
"Dia merasa jago tembak, itu kejam sekali. Dan itu menguntungkan PKI karena dimana-mana PKI menciptakan rasa mencekam dan ketakutan," kata Soemitro menggambarkan suasana tahun 1965.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prada Nurrahman menegur pengemudi mobil yang lantas menghubungi Danki Brimob Polda Sumut.
Baca SelengkapnyaPria berseragam TNI viral terlibat keributan dengan sopir mobil katering di kawasan Cileungsi, Kabupaten Bogor.
Baca SelengkapnyaPraka DRB tega membacok komandannya di Kabupaten Manokwari Selatan, Provinsi Papua Barat, Sabtu lalu.
Baca SelengkapnyaAnggota TNI AD Praka Drik Rian Bayoa di Manokwari, Papua Barat membacok komandannya Letkol Inf Tamami.
Baca SelengkapnyaPomdam Jaya/Jayakarta membenarkan pria bersama istrinya mengintimidasi sopir ambulans adalah anggota TNI.
Baca SelengkapnyaBegini jadinya kalau Kopral TNI sidak barak Tamtama pakai tongkat komando.
Baca SelengkapnyaAksi penganiayaan prajurit TNI terhadap sejumlah orang relawan Ganjar-Mahfud MD di Jalan Perintis Kemerdekaan, Boyolali, Jawa Tengah berbuntut panjang.
Baca SelengkapnyaDengan tampah penuh emosi, pria berseragam TNI AL tersebut keluar dari mobil, dan langsung memukul MAF hingga terluka
Baca SelengkapnyaSeorang anggota TNI jadi korban pengeroyokan oleh sekelompok orang tidak dikenal (OTK
Baca SelengkapnyaKasad melalui Pangdam IV/Diponegoro, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Boyolali atas kejadian ini.
Baca SelengkapnyaDua relawan memainkan gas saat melintas di jalan Perintis Kemerdekaan, sehingga menimbulkan kebisingan dan terjadi cekcok.
Baca SelengkapnyaPegawai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) kena semprot TNI usai melempar umpatan ketika ditegur masuk jalur TransJakarta
Baca Selengkapnya