Kisah Tommy Winata bangun asrama Kopassus di Cimanggis
Merdeka.com - Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menunjuk Chief Eksekutif Officer (CEO) Mayapada Group, Dato Sri Tahir, sebagai Penasihat Bidang Kesejahteraan Prajurit TNI. Moeldoko menyebut Tahir memberikan kontribusi dalam peningkatan kesejahteraan prajurit TNI.
Tahir berencana melakukan pengadaan 1.000 rumah bagi prajurit, yang akan dibangun di sekitar ibukota Jakarta.
"Saat ini masih ada sekitar 250 ribu prajurit yang belum memiliki rumah tinggal. Hal ini menunjukkan separuh prajurit TNI yang ada harus dipikirkan kesejahteraannya di bidang perumahan," kata Moeldoko.
-
Siapa yang menjadi Panglima TNI? Saat Indonesia merdeka, Surono dan kawan-kawannya bergabung dengan Barisan Keamanan Raktay (BKR) di Banyumas. Di sinilah Surono selalu mendampingi Soedirman yang kelak menjadi Panglima TNI.
-
Siapa yang memimpin misi TNI? Mereka harus menyelundupkan senjata untuk membantu Bangsa Aljazair yang berjuang demi kemerdekaannya.
-
Siapa yang memimpin pasukan TNI dalam Operasi Trikora? Mayjen Soeharto menjadi Panglima Komando Mandala dalam Operasi Trikora tahun 1962.
-
Siapa yang memakai seragam TNI? Chef Renatta kelihatan keren banget pake seragam TNI biru.
-
Apa penghargaan yang diterima Panglima TNI? Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dianugerahi penghargaan Meritorious Service Medal dari Pemerintah Singapura.
-
Siapa yang mengesahkan TNI? Sehingga pada tanggal 3 Juni 1947 Presiden Soekarno mengesahkan secara resmi berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Hal ini menimbulkan polemik dan pro-kontra. Namun rupanya bukan sekali ini saja TNI mengangkat penasihat dari luar.
"Bukan sesuatu hal yang baru apalagi aneh," kata anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya, Jumat (19/9).
Tantowi berpesan agar TNI tak menggunakan uang para pengusaha itu. Sebab seperti kata pepatah, tak ada makan siang yang gratis.
Pengangkatan pengusaha menjadi penasihat atau rekanan di TNI memang bukan hal baru. Kurangnya dana dari pemerintah membuat para komandan menggandeng para pengusaha untuk kesejahteraan anak buahnya.
Masalah perumahan ini pun pernah dihadapi Sintong Panjaitan saat memimpin Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Sekitar tahun 1986, Brigjen Sintong menciutkan Kopassus dari 6.844 personel menjadi cuma 2.300. Namun walau personel diciutkan, tetap saja para prajurit Kopassus belum memiliki perumahan yang layak.
Banyak pensiunan yang masih tinggal di asrama, sementara Kopassus yang masih aktif tinggal di luar asrama. Sintong juga sedih saat tahu banyak veteran baret merah yang berjasa tapi belum punya rumah.
Sintong putar otak. Dia menemui Dirjen Agraria, Muhammad Isa. Mereka mendapat tanah seluas 100 hektar di wilayah Cimanggis, Bogor. Letaknya tak terlalu jauh dari Cijantung.
Setelah peninjauan itu, Sintong mengumumkan kepada para penggarap kalau tanah latihan akan dijadikan sasaran tembakan meriam. Dalam waktu singkat para penggarap pun pergi.
Di Cimanggis, dibangun tiga komplek asrama dengan dana dari Asabri. Pembangunan perumahan beserta gedung sekolah dari TK sampai SMA, plus sarana olahraga dilakukan pengusaha Tommy Winata.
Demikian ditulis Hendro Subroto dalam Biografi Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando. Buku tersebut diterbitkan Kompas tahun 2009.
Sintong menekankan pada Tommy Winata agar komplek perumahan yang dibangun itu bermutu baik. Dalam waktu satu tahun, pembangunan asrama beres. Sintong memuji rumah yang kini walau sudah ditempati lebih dari 20 tahun tetap dalam keadaan baik.
Peresmian komplek asrama Cimanggis kala itu dilakukan Kepala Staf TNI AD Jenderal Try Sutrisno. Para pensiunan yang tinggal di asrama Cijantung pun dipindah ke Cimanggis. Begitu juga dengan para PNS Kopassus.
Sementara itu pasukan Kopassus yang masih aktif dapat tinggal di asrama Cijantung. Sintong pun bisa memberikan rumah para veteran yang memiliki jasa untuk Kopassus.
(mdk/gib)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Joko Widodo meresmikan Gedung Graha Utama Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah, Senin (29/1).
Baca SelengkapnyaAgus Subiyanto pernah gagal masuk sekolah calon bintara, bahkan ditolak saat melamar jadi satpam sebuah mal di Bogor.
Baca SelengkapnyaSosok ini merupakan salah satu tokoh penting dalam sejarah politik dan militer Indonesia.
Baca SelengkapnyaHendropriyono menggenggam erat tangan Jenderal sepuh Try Sutrisno
Baca SelengkapnyaSelain dikenal sebagai putra dari Wakil Presiden Indonesia ke-6 Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno, Mayjen Kunto Arief Wibowo rupanya punya garis keturunan keluar
Baca SelengkapnyaPotret sederhana memperlihatkan Mayjen Kunto Arief yang sedang berfoto dengan ayahnya yang bukan sosok sembarangan.
Baca SelengkapnyaPrabowo menegaskan pembangunan gedung ini guna membentuk watak dan mental para taruna calon pemimpin TNI.
Baca SelengkapnyaDiketahui, bahwa Mayjen Kunto Arief bersahabat dengan Mayjen Bangun Nawako sejak berpangkat Letnan Dua (Letda).
Baca SelengkapnyaJenderal TNI Agus Subiyanto menerima kunci rumah Panglima dari Laksamana Yudo Margono sambil mengadakan acara doa bersama bersama anak yatim.
Baca SelengkapnyaDjon tegas memberikan arahan dan laporan kepada seluruh peserta upacara yang dihadiri Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaIni perjuangan sosok jenderal legendaris TNI. Siapa sangka bocah penyemir sepatu itu menjadi Panglima.
Baca SelengkapnyaTry Sutrisno memiliki karir politik yang mentereng. Pada tahun 1956, dia diterima menjadi taruna di Atekad.
Baca Selengkapnya