Kisah tukang mi ayam berangkat haji setelah ayah menolak diberangkatkan
Merdeka.com - Seorang perempuan muda pedagang mi ayam bakso dan siomay kaki lima di Medan menabung bertahun-tahun untuk memberangkatkan ayahnya ke Tanah Suci. Hasilnya justru dia yang pergi berhaji tahun ini.
Sekitar tahun 2004, Linda Safitri (32) memantapkan niat untuk menghajikan ayahnya, M Yusuf. Dia pun mengumpulkan sedikit demi sedikit uang hasil dari membantu sang ayah berjualan mi ayam bakso di emperan depan Gedung DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol, Medan. Mereka berjualan menggunakan becak gerobak sejak 22 tahun lalu.
"Saya berniat, ya Allah bila terkumpul, uang ini untuk naik haji ayah saya," kata Linda seusai mengikuti tepung tawar jemaah haji Kota Medan, Selasa (18/7).
-
Bagaimana Rusdi berjualan mi ayam? Berjualan dengan Gerobak Dorong Mengutip kanal YouTube Boengkoes, Senin (15/1), Rusdi biasanya berjualan mi ayam dengan gerobak dorong. Rusdi biasa berjualan secara berpindah-pindah, mulai dari SD Raffles, sampai lapangan yang mengadakan pasar ramai.
-
Bagaimana kakek Hamid mendapatkan penghasilan? Dengan mengandalkan diri sendiri yang tak lagi prima, Hamid berjualan kerupuk.
-
Bagaimana cara Mbah Karto berjualan ayam goreng di awal? Pada masa itu, Mbah Karto masih berjualan ayam kampung dengan berkeliling dari pintu ke pintu. Namun sejak istrinya ikut berjualan, cara berjualannya berubah dengan cara menetap.
-
Dimana Sate Haji Ishak berjualan? Mengutip tangerangkota.go.id, pedagang sate ini sudah 70 tahun berjualan di kawasan kuliner Pasar Lama Kota Tangerang. Bahkan dari tempat, resep, sampai gerobaknya tetap sama sejak 1954 silam.
-
Di mana Pak Suud berjualan Mi Ayam Kelor? Masa pensiun dimanfaatkan betul oleh Muhammad Suud untuk berjualan mi ayam, di Desa Surodinawan, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, Jawa Timur.
-
Bagaimana Pak Rohmat bisa berangkat haji? Diawali dari niat tersebut, mereka mampu melunasi talangan haji berkat kegigihan dalam menabung.
Setelah 7 tahun, uang yang diperlukan terkumpul. Linda pun mengajak ayahnya mendaftar haji. "Alhamdulillah terkumpul pada tahun 2011. Pas bulan puasa, saya bilang, 'Ayah ayo ke bank, saya mau ayah berangkat haji'. Tetapi, ayah saya tidak mau," jelas warga Jalan Sumarsono Gang Mesjid, Medan Helvetia ini.
Linda tak menyerah. Dia terus merayu ayahnya untuk bersedia berangkat haji. Namun, sang ayah menyatakan belum siap. "Karena ayah belum siap, makanya saya yang berangkat menggantikan ayah," sebutnya.
Dari pendaftaran haji pada 2011, Linda mendapat porsi berangkat tahun ini. Dia tergabung dalam kelompok terbang (Kloter) 17 Embarkasi Medan. Mereka akan terbang ke Tanah Suci pada 8 Agustus mendatang.
Tahun ini terdapat 8.433 calon jemaah haji Embarkasi Medan. Seluruhnya terbagi dalam 22 kloter. Sesuai jadwal, kloter 1 dari Kabupaten Langkat akan masuk asrama haji Sabtu (21/7) sore. Mereka akan terbang dari Bandara Kualanamu, Deli Serdang, menuju Madinah, Arab Saudi, pada Minggu (22/7) pukul 18.00 Wib.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kisah Supartono, pemulung dan tukang becak asal Ponorogo yang berangkat haji tahun ini.
Baca SelengkapnyaMbah Suhriyeh mengaku tidak mendapatkan banyak uang. Hanya sekitar Rp30-40 ribu perhari saja.
Baca SelengkapnyaPak Beno adalah seorang pengusaha mie di Bantul lulusan SMP yang pernah mengalami jatuh bangunnya kehidupan.
Baca SelengkapnyaMeski kondisi tubuhnya sudah tak sekuat saat muda, nenek 69 tahun ini sangat antusias menuju Tanah Suci.
Baca SelengkapnyaPada saat itu, orangtua Eni dulu berjualan mi pangsit kepeting dan pakai campuran lainya yang tidak halal.
Baca SelengkapnyaDia mendapatkan kuota prioritas lansia dan pendamping lansia, sehingga tidak menunggu antrian terlalu lama.
Baca SelengkapnyaKisah hidup Adit, remaja yang putus sekolah demi cari uang untuk bantu perekonomian keluarga.
Baca SelengkapnyaDiakuinya, sang putra tak mau bekerja hingga masih meminta uang.
Baca SelengkapnyaSimak cerita haru seorang kakek 70 tahun yang menderita stroke rela tetap bekerja demi keluarga.
Baca SelengkapnyaWalau sempat malu, namun tekad kuatnya membalas budi orang tua membuatnya bersemangat dalam berjualan dimsum di pinggir jalan.
Baca SelengkapnyaMbah Tono sudah 26 tahun menabung untuk berangkat haji
Baca SelengkapnyaOmzet penjualan siomaynya kini tembus Rp100 juta per bulan. Begini kisah inspiratifnya.
Baca Selengkapnya