Kisah warga Sidrap, gagal ke Tanah Suci dan sawah terlanjur dijual
Merdeka.com - Maksud hati ingin beribadah tanpa harus menunggu lama hingga puluhan tahun, jalan pintas dipilih namun akhirnya gagal juga. Tertahan di Filipina dan akhirnya dideportasi, padahal sawah sudah melayang, dijual untuk membiayai perjalanan ke Tanah Suci.
Demikian yang dialami pasangan suami istri yang tergolong sudah lanjut usia, La Marola, (70 thn) dan I Coma, (70 thn), warga Desa Mojong, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten Sidrap, Sulsel. Untuk diketahui, daerah terlama calon jamaah haji menunggu di Sulsel adalah dari Kabupaten Sidrap. Daftar tunggu haji mencapai 40 tahun, sedangkan daerah lain di Sulsel rata-rata 29 tahun.
-
Apa itu nisab zakat padi sawah? Nisab zakat padi setara dengan 653 kg padi. Jika hasil panen melebihi atau mencapai jumlah tersebut, maka zakat harus dikeluarkan.
-
Apa yang dijual nenek Niah? Ia berjualan rujak yang berlokasi di Jalan KH. Mansyur Nomor 70 Surabaya, sekitar wisata religi Sunan Ampel.
-
Kenapa Ibu Siti menerima hibah tanah? Surat hibah ini dibuat dengan penuh keikhlasan dan tanpa adanya paksaan dari pihak manapun, dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.
-
Siapa yang menjual sebagian lahan rumah? Sebagai hasilnya, keduanya sepakat untuk memecah lahan yang mereka miliki dan menjual lebih dari sebagian lahan tersebut kepada keluarga yang sekarang menjadi tetangga.
-
Dimana nenek Niah berjualan? Ia berjualan rujak yang berlokasi di Jalan KH. Mansyur Nomor 70 Surabaya, sekitar wisata religi Sunan Ampel.
-
Bagaimana cara menghitung zakat padi sawah? Menghitung zakat pertanian padi memerlukan pemahaman mengenai jenis pengairan yang digunakan dalam proses pertanian. Berikut cara menghitung zakat padi di sawah:
Linda, (17 thn), cucu dari kakek dan nenek ini menunggu kedatangan di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Minggu, (4/9). La Marola dan I Coma berangkat 16 Agustus lalu melalui PT Aulad Amin, mendaftar di Kabupaten Sidrap dan akhirnya dipulangkan hari ini dari Filipina.
"Nenek jual sawah seluas 1 hektare seharga Rp 200 juta kemudian ditambah tabungan untuk mencukupi biaya haji yang disetor ke travel itu sebesar Rp 250 juta. Jadi masing-masing kakek dan nenek Rp 125 juta," tutur Linda.
WNI kasus haji Filipina tiba di bandara Sultan Hasanuddin ©2016 Merdeka.com/MappesonaLinda mengaku, keluarganya tidak tahu menahu kalau berangkat haji melalui travel itu akan bermasalah. Dia masih beranggapan itu adalah jalur resmi. "Apalagi kakek sama nenek sudah tua jadi langsung saja daftar ke travel itu," ujar Linda.
Selain Linda, ada lagi Nurhaeda, (39 thn), warga Kecamatan Tanete Riaja, Kabupaten Barru yang menunggu kedatangan suaminya, Andi Azis.
Suaminya berangkat dengan menggunakan travel Taskiyah melalui penghubung Haji Mahmud. Setoran pertama sebesar Rp 90 juta kemudian tiba di Filipina pelunasan Rp 50 juta sehingga total setoran Rp 150 juta.
"Bapak Andi Azis sempat dua kali bolak balik ke Filipina mengurus paspor. Pilih lewat travel Taskiyah karena ada dua orang tetangga sukses berangkat haji tahun lalu, tanpa ada masalah," tutur Nurhaeda.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di antara mereka, ada seorang nenek berusia 99 tahun yang terlihat semangat untuk menunaikan ibadah haji
Baca SelengkapnyaIa memiliki tips khusus agar bisa naik haji meskipun penghasilan tak menentu.
Baca SelengkapnyaSaat bekerja di Brunei, gaji wanita ini sudah lebih dari 1.000 dolar atau sekitar Rp12 juta lebih. Namun, ia memilih pulang kampung.
Baca SelengkapnyaKehidupan pasutri ini di rantau sudah terbilang serba cukup, tapi mereka memilih menjual seluruh aset demi bisa berkumpul dengan keluarga
Baca SelengkapnyaKisah Supartono, pemulung dan tukang becak asal Ponorogo yang berangkat haji tahun ini.
Baca SelengkapnyaShohib mengungkapkan rasa syukurnya bisa ke Baitullah karena hidupnya sebagai nelayan serba pas-pasa
Baca SelengkapnyaAwalnya ria yang hanya berprofesi sebagai pencari rumput ternak ini, biaya untuk berhaji ibarat langit dan bumi. Sulit dibayangkan olehnya.
Baca SelengkapnyaKisahnya viral dan membawa berkah untuk Mak Sombret.
Baca SelengkapnyaMbah Suhriyeh mengaku tidak mendapatkan banyak uang. Hanya sekitar Rp30-40 ribu perhari saja.
Baca SelengkapnyaBerkat kisahnya yang viral itu juga, Mak Sombret juga mendapat hadiah umrah gratis.
Baca SelengkapnyaJuru parkir ini membuktikan berangkat haji bisa tak hanya bisa dilakukan oleh orang kaya
Baca SelengkapnyaIa tak ingin warga yang sedih kehilangan orang tersayang masih harus berjuang beli tanah makam.
Baca Selengkapnya