'Kita rela mengecor kaki karena semen membelenggu Indonesia'
Merdeka.com - Aksi cor kaki menolak pembangunan pabrik semen yang dilakukan 9 perempuan asal Pegunungan Kendeng, Jawa Tengah masih terus dilakukan. Kaki mereka akan terus dibelenggu kerasnya semen yang membeku sampai Presiden Joko Widodo menemui mereka.
Saat ini, 9 perempuan yang kakinya dicor ini masih bertahan di Lembaga Bantuan Hukum Jakarta Pusat. Didampingi, Komnas Perempuan, Kontras dan LBH Jakarta, mereka akan menggelar aksi lanjutan di Istana Negara siang ini.
Rieb Ambarwati (32), perempuan yang kakinya ikut dicor mengatakan warga punya cukup alasan untuk menolak penambangan semen di kampungnya itu. Alasannya adalah pabrik yang akan dibangun itu akan merusak lingkungan tempat mereka tinggal, tanah yang menjadi sumber penghasilan mereka pun akan tergerus dan rusak secara bertahap.
-
Mengapa petani Kendeng menolak pabrik semen? Untuk menolak pembangunan itu, pada tahun 2016 dan 2017 lalu mereka melakukan aksi cor kaki. Mereka memprotes pembangunan pabrik tersebut karena dibangun di wilayah karst yang berfungsi untuk menyerap air. Selain itu Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang dilakukan pihak terkait dinilai tidak transparan.
-
Kenapa buruh Semarang menolak Tapera? 'Setelah 50 tahun, uang iuran itu baru akan terkumpul Rp48 juta. Lima puluh tahun lagi, mana ada harga rumah Rp48 juta. Rumah saat ini paling murah saja Rp155 juta. Jadi ini cuma akal-akalan pemerintah saja. Menurut kami ini bukan jaminan sosial,' kata Aulia Hakim, sekretaris KSPI Jateng, mengutip YouTube Liputan6 pada Senin (10/6).
-
Siapa yang terpengaruh dengan rasa sperma yang tidak enak? Banyak wanita merasa tidak nyaman dengan bau atau rasa yang ditimbulkan, sehingga bisa mengurangi kenikmatan saat berhubungan intim.
-
Bagaimana cara boikot produk? Mereka mengeluarkan deklarasi berupa instruksi atau 'Irsyadat Majelis Ulama Indonesia', di Gedung MUI Jakarta (10/03). Salah satu dari lima poin instruksi MUI itu secara tegas, 'Menyeru umat Islam agar mulai bulan Ramadan ini untuk tidak menggunakan lagi produk yang diproduksi oleh perusahaan yang terafiliasi Israel dan pendukungnya, seperti produk kebutuhan konsumsi sahur, berbuka puasa, dan barang hantaran Lebaran (hampers) maupun produk-produk lainnya.'*
-
Bagaimana keluar sperma bisa batalkan puasa? Namun, ada juga ulama yang berpendapat bahwa keluarnya air mani tanpa adanya hubungan suami istri yang sah atau tidak disengaja, maka tidak membatalkan puasa. Pendapat ini didasarkan pada dalil yang menyatakan bahwa puasa hanya batal jika seseorang bersetubuh secara utuh.
-
Siapa yang memboikot produk? Sejumlah negara di Teluk dan negara mayoritas Islam memimpin dalam survei ini.
"Awalnya saya dengar tuh di kampung ku ada pabrik semen. Masyarakat pada takut kena dampaknya. Kita berkumpul di mana supaya tidak ada pabrik semen," kata Rieb di LBH, Jakarta Pusat, Rabu (13/4).
Dia menyebut bila PT Semen Indonesia diperbolehkan membangun pabriknya di sana, dampak buruk akan dihadapi warga Gunung Kendeng. Pertama, sumber mata air akan hilang dan makhluk hidup tak akan bisa hidup.
"Mata air kan sumber kehidupan, bumi kita dibuat tambang semua akan mati. Tumbuh-tumbuhan, hewan manusia kala enggak ada mata air akan mati semua," jelasnya.
Kedua, menurutnya, pabrik semen dan semua aktivitas produksinya akan menimbulkan debu yang sangat berbahaya bagi kesehatan warga kampungnya.
"Debu berbahaya buat pernapasan, setahuku itu debunya malah makin parah. Sedangkan debu kalau di kampung gilingan padi sudah begitu banyak, apalagi pabrik semen," jelas Rieb.
Sebelumnya, Rieb mengibaratkan semen yang membelenggu kaki mereka seperti bumi yang mati, karena semen bisa membuat semua makhluk hidup sekitarnya tak dapat hidup.
"Kita rela mengecor kaki karena semen membelenggu Indonesia, semen ini ibarat bumi, jadi kalau udah dibuat semen akan mati semua. Makanya ibu-ibu menolak adanya penambangan semen," ujarnya.
Rencananya, siang ini 9 perempuan ini akan kembali menyambangi Istana Negara untuk menindak lanjuti aspirasi yang mereka sampaikan kemarin.
Untuk diketahui, dalam aksi ini ada sekitar 12 orang yang turut serta. Adapun 9 orang yang kakinya dicor dan 3 lainnya membantu segala aktivitas mereka. Mereka berasal dari Purwodadi, Pati, dan Rembang.
Kesembilan perempuan itu adalah Supini, Surani, Riem Ambarwati, Deni, Ngadinah, Sukinah, Karsupi, Murtini dan Surani.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berbagai tantangan mereka hadapi, mulai dari proyek penambangan hingga serangan hama tikus
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi VI DPR, Fraksi PDIP Rieke Diah Pitaloka dengan lantang mengatakan di depan Dirut Semen Indonesia, untuk tidak lagi membangun pabrik.
Baca Selengkapnya