Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

'Kita rela mengecor kaki karena semen membelenggu Indonesia'

'Kita rela mengecor kaki karena semen membelenggu Indonesia' Petani semen kaki di depan Istana. ©2016 Merdeka.com/Muhammad Luthfi Rahman

Merdeka.com - Aksi cor kaki menolak pembangunan pabrik semen yang dilakukan 9 perempuan asal Pegunungan Kendeng, Jawa Tengah masih terus dilakukan. Kaki mereka akan terus dibelenggu kerasnya semen yang membeku sampai Presiden Joko Widodo menemui mereka.

Saat ini, 9 perempuan yang kakinya dicor ini masih bertahan di Lembaga Bantuan Hukum Jakarta Pusat. Didampingi, Komnas Perempuan, Kontras dan LBH Jakarta, mereka akan menggelar aksi lanjutan di Istana Negara siang ini.

Rieb Ambarwati (32), perempuan yang kakinya ikut dicor mengatakan warga punya cukup alasan untuk menolak penambangan semen di kampungnya itu. Alasannya adalah pabrik yang akan dibangun itu akan merusak lingkungan tempat mereka tinggal, tanah yang menjadi sumber penghasilan mereka pun akan tergerus dan rusak secara bertahap.

Orang lain juga bertanya?

"Awalnya saya dengar tuh di kampung ku ada pabrik semen. Masyarakat pada takut kena dampaknya. Kita berkumpul di mana supaya tidak ada pabrik semen," kata Rieb di LBH, Jakarta Pusat, Rabu (13/4).

Dia menyebut bila PT Semen Indonesia diperbolehkan membangun pabriknya di sana, dampak buruk akan dihadapi warga Gunung Kendeng. Pertama, sumber mata air akan hilang dan makhluk hidup tak akan bisa hidup.

"Mata air kan sumber kehidupan, bumi kita dibuat tambang semua akan mati. Tumbuh-tumbuhan, hewan manusia kala enggak ada mata air akan mati semua," jelasnya.

Kedua, menurutnya, pabrik semen dan semua aktivitas produksinya akan menimbulkan debu yang sangat berbahaya bagi kesehatan warga kampungnya.

"Debu berbahaya buat pernapasan, setahuku itu debunya malah makin parah. Sedangkan debu kalau di kampung gilingan padi sudah begitu banyak, apalagi pabrik semen," jelas Rieb.

Sebelumnya, Rieb mengibaratkan semen yang membelenggu kaki mereka seperti bumi yang mati, karena semen bisa membuat semua makhluk hidup sekitarnya tak dapat hidup.

"Kita rela mengecor kaki karena semen membelenggu Indonesia, semen ini ibarat bumi, jadi kalau udah dibuat semen akan mati semua. Makanya ibu-ibu menolak adanya penambangan semen," ujarnya.

Rencananya, siang ini 9 perempuan ini akan kembali menyambangi Istana Negara untuk menindak lanjuti aspirasi yang mereka sampaikan kemarin.

Untuk diketahui, dalam aksi ini ada sekitar 12 orang yang turut serta. Adapun 9 orang yang kakinya dicor dan 3 lainnya membantu segala aktivitas mereka. Mereka berasal dari Purwodadi, Pati, dan Rembang.

Kesembilan perempuan itu adalah Supini, Surani, Riem Ambarwati, Deni, Ngadinah, Sukinah, Karsupi, Murtini dan Surani.

(mdk/lia)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cerita Petani Kendeng dan Dilema yang Dihadapi, Sering Kena Apes Walau Sudah Gelar Sedekah Bumi
Cerita Petani Kendeng dan Dilema yang Dihadapi, Sering Kena Apes Walau Sudah Gelar Sedekah Bumi

Berbagai tantangan mereka hadapi, mulai dari proyek penambangan hingga serangan hama tikus

Baca Selengkapnya
VIDEO: Rieke PDIP Ngegas Depan Dirut Semen Indonesia
VIDEO: Rieke PDIP Ngegas Depan Dirut Semen Indonesia "Sudahlah, di Toko Bangunan Semen Jadi Batu"

Anggota Komisi VI DPR, Fraksi PDIP Rieke Diah Pitaloka dengan lantang mengatakan di depan Dirut Semen Indonesia, untuk tidak lagi membangun pabrik.

Baca Selengkapnya