Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kivlan ungkap alasan di balik perseteruan Wiranto dan Prabowo

Kivlan ungkap alasan di balik perseteruan Wiranto dan Prabowo Kivlan Zen. ©2014 Merdeka.com/Sukma Alam

Merdeka.com - Mantan Kepala Staf Kostrad Mayjen (purn) TNI Kivlan Zen membeberkan kenapa mantan Panglima ABRI, Jendral (Purn) TNI Wiranto begitu memusuhi Prabowo Subianto . Bahkan, berharap mantan Pangkostrad itu kalah di Pilpres 9 Juli mendatang.

Hal ini diungkap Kivlan Zen yang juga Deputi Tim Pemenangan Prabowo - Hatta dalam acara diskusi nasional bertema: "Pertahanan Keamanan, Energi, Politik, Ekonomi Sosial dan Budaya dalam Kerangka NKRI" sekaligus acara buka puasa bersama di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (1/7).

Menurut purnawirawan TNI kelahiran Langsa, Aceh, 24 Desember 1946 silam ini, para jenderal senior di tubuh TNI AD, tidak suka dengan Prabowo , karenakan mantan Danjen Kopassus itu bersama alumni Akabri tahun 1971 ke atas, mendukung penuh tampuk kepemimpinan nasional diserahkan kepada sipil atau menghapus Dwi Fungsi ABRI ketika Pemerintah Indonesia kembali stabil.

Dan sesuai rencana, pengelolaan negara oleh sipil itu akan dilakukan setelah tahun 2002. Namun, sebelum rencana itu terwujud, rakyat Indonesia sudah tidak sudi dipimpin oleh Presiden Soeharto . Peristiwa Mei 98-pun pecah.

Soeharto lengser saat reformasi digemakan para mahasiswa pro demokrasi dan elemen masyarakat. "Tapi para jenderal di bawah komando Jendral Wiranto tidak suka dengan wacana tersebut, sehingga berusaha mati-matian mempertahankan Dwi Fungsi ABRI."

"Makanya pasca-kepemimpinan Pak Harto ( Soeharto ) yang digantikan Pak Habibie (BJ Habibie), Wiranto cs terus berusaha menyingkirkan Prabowo dengan segala cara. Saya ini saksi hidup kalau Prabowo tak terlibat kerusuhan Mei 98," tegas Kivlan.

Dan dengan dicabutnya Dwi Fungsi ABRI, lanjut Kivlan, tugas keamanan diserahkan kepada Polri. Sedangkan TNI bertugas memperkuat sistem pertahanan, baik dari ancaman dalam negeri maupun luar negeri.

Sistem pertahanan itu, masih kata dia, akan menjadi kuat maka perlu melibatkan seluruh warga negara sehingga dikenal dengan istilah Hankamrata. "Faktanya, hingga kini bangsa ini belum bisa melindungi seluruh Tumpah Darah Indonesia, bahkan lalu lintas udara kita dikuasai negara kecil seperti Singapura."

"Karena itu, Indonesia ke depan memerlukan pemimpin yang tegas dan bisa melindungi seluruh Tumpah Darah Indonesia. Dari dua pasangan Capres dan Cawapres yang ada, menurut saya yang terbaik adalah Prabowo - Hatta ," ungkap dia memuji.

Menurutnya, ancaman yang akan dihadapi Indonesia ke depan, datang dari negara-negara di belahan dunia utara. "Setelah diketahui, maka kita perlu melakukan pembangunan jangka panjang untuk memperbaiki sistem pertahanan dan keamanan agar sarana dan prasarana militer diperbaharui," katanya.

Sistem Alutsista di Indonesia, kata dia lagi, dibanding dengan Singapura, teknologinya kalah 30 tahun. "Sedangkan dengan Malaysia, teknologi kita kalah 15 tahun. Adalah salah besar jika seorang Capres menyalahkan kenapa militer kita beli Tank Leopard yang bisa merusak jalan. Padahal itu adalah bagian dari main battle tank supaya pertahanan Indonesia tak dipandang sebelah mata oleh negara-negara lain," tegas Kivlan.

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ganjar Kritik Sikap Politik Tiga Jenderal Purn TNI, Ini Alasannya
Ganjar Kritik Sikap Politik Tiga Jenderal Purn TNI, Ini Alasannya

Menurut Ganjar,  para jenderal ini tidak satu kata antara pikiran, perkataan, dan perbuatan.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Mendidih Darah Ganjar Sindir 3 Jenderal TNI Mencla-mencle Dukung Prabowo
VIDEO: Mendidih Darah Ganjar Sindir 3 Jenderal TNI Mencla-mencle Dukung Prabowo

Ganjar dengan tegas menyebut ketiganya mencla-mencle

Baca Selengkapnya
Prabowo: Sekarang Tidak Boleh Nyindir-Nyindir Lagi, Jangan Ada yang Sebut Angka 11
Prabowo: Sekarang Tidak Boleh Nyindir-Nyindir Lagi, Jangan Ada yang Sebut Angka 11

Usai menang di Pilpres 2019, Jokowi ternyata datang ke kediaman Prabowo.

Baca Selengkapnya
Deretan Jenderal TNI/Polri di Tim Pemenangan Prabowo-Gibran
Deretan Jenderal TNI/Polri di Tim Pemenangan Prabowo-Gibran

Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran ini dipimpin Rosan Roeslani.

Baca Selengkapnya
Ganjar Mengaku Punya Jejak Digital Sikap Tak Konsisten Purnawirawan Jederal di Pemilu
Ganjar Mengaku Punya Jejak Digital Sikap Tak Konsisten Purnawirawan Jederal di Pemilu

Ganjar tidak mempersoalkan dukungan diberikan kepada Prabowo, melainkan menyoroti sikap inkonsisteni purnawirawan jenderal TNI tersebut.

Baca Selengkapnya
Ribuan Purnawirawan TNI/Polri Deklarasi Dukung Prabowo-Gibran, Pede Menang Satu Putaran
Ribuan Purnawirawan TNI/Polri Deklarasi Dukung Prabowo-Gibran, Pede Menang Satu Putaran

Iwan bule menyebut hasil survey di beberapa lembaga elektabilitas Prabowo-Gibran sudah di atas 50 persen.

Baca Selengkapnya
FOTO: Dua Momentum Wiranto: Dulu Copot Pangkat Prabowo, Kini Dilantik Jadi Penasihat Khusus Presiden
FOTO: Dua Momentum Wiranto: Dulu Copot Pangkat Prabowo, Kini Dilantik Jadi Penasihat Khusus Presiden

Jauh sebelum dilantik menjadi Penasihat Khusus Presiden, Wiranto pernah mencopot pangkat Prabowo saat keduanya bersama-sama berada di tubuh militer.

Baca Selengkapnya
Prabowo di Hadapan Eks Istri Komandannya: Saya Nakal, Maaf Kalau Dulu Bikin Sering Repot
Prabowo di Hadapan Eks Istri Komandannya: Saya Nakal, Maaf Kalau Dulu Bikin Sering Repot

Prabowo menjelaskan, selama berkarir banyak pelajaran yang ia petik oleh kepemimpinan Wismoyo.

Baca Selengkapnya
Kini jadi Jenderal Bintang 4, Begini Detik-Detik Prabowo Subianto Dicopot dari Jabatannya Tahun 1998 'Tersenyum Legowo'
Kini jadi Jenderal Bintang 4, Begini Detik-Detik Prabowo Subianto Dicopot dari Jabatannya Tahun 1998 'Tersenyum Legowo'

Momen Prabowo saat dicopot dari jabatannya di tubuh militer kembali jadi sorotan.

Baca Selengkapnya
Jokowi Beri Jenderal Kehormatan ke Prabowo, Begini Respons PDIP
Jokowi Beri Jenderal Kehormatan ke Prabowo, Begini Respons PDIP

Hasto juga menyebut pemberian suatu pangkat terkadang bertentangan dengan fakta-fakta yang terjadi di lapangan

Baca Selengkapnya
Adu Kuat Barisan Purnawirawan Jenderal TNI-Polri Kubu Anies, Ganjar dan Prabowo
Adu Kuat Barisan Purnawirawan Jenderal TNI-Polri Kubu Anies, Ganjar dan Prabowo

Secara perorangan maupun kelompok ada yang bergabung dengan tiga kubu bakal capres. Dukungan purnawirawan TNI-Polri terbelah.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Relawan Anies Pindah Dukungan, Ikut Sedih Prabowo Diserang saat Debat
VIDEO: Relawan Anies Pindah Dukungan, Ikut Sedih Prabowo Diserang saat Debat

Alasan pindah dukungan, usai melihat debat ketiga Pilpres 2024 adanya serangan personal kepada Prabowo.

Baca Selengkapnya