Klarifikasi Kapolres Jayapura Soal Video Polisi Pakai Rotan Agar Warga Disiplin
Merdeka.com - Beredar video berdurasi 1 menit 36 detik yang menampilkan anggota polisi saat menyampaikan imbauan kepada masyarakat melalui pengeras suara dari sebuah mobil. Anggota polisi itu menyampaikan bahwa aparat gabungan bakal turun lebih banyak dan menggunakan rotan apabila ada masyarakat yang masih berkeliaran di jalan. Imbauan ini terkait upaya menekan angka penyebaran virus Corona atau Covid-19.
Merdeka.com mengklarifikasi kebenaran video itu kepada Kapolres Jayapura AKBP Victor Makbon. Karena, video viral tersebut disebut-sebut berada di Jayapura, Papua. Dia membenarkan video tersebut berasal dari wilayah hukumnya. Dalam klarifikasinya itu, Victor lebih dulu meminta maaf atas pesan yang disampaikan anggotanya.
"Jadi itu memang betul anggota kami, mungkin bahasa yang kami bilang mungkin dia salah, keselip lidah ya. Jadi kami mohon maaf atas kejadian itu," kata Victor saat dihubungi merdeka.com, Senin (20/4).
-
Siapa yang meminta polisi untuk tidak mengintimidasi? Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni mengimbau agar kepolisian tidak melakukan intimidasi atau tekanan kepada seluruh pihak menjelang berakhirnya masa kampanye Pemilu 2024.
-
Kenapa polisi mengimbau warga untuk tidak meniru perilaku yang ada di video? 'Kami sudah mengidentifikasi keempat korban yang mabuk dan mengimbau kepada masyarakat untuk tidak meniru perilaku tersebut, karena bisa membahayakan kesehatan dan keselamatan,' kata Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol Adam Erwindi di Banjarmasin.
-
Bagaimana cara polisi tersebut mengancam warga? Dalam rekaman itu, pelaku mengenakan baju putih dan membawa sajam mencengkeram baju korban serta membentaknya.
-
Kenapa Anies meminta masyarakat agar tidak menghukumnya? Oleh karena itu, Anies meminta agar masyarakat tidak menghukumnya dengan janji-janji pemimpin lain yang tidak dipenuhi.
-
Kenapa polisi tersebut mengancam warga? 'Kau belum tahu di keluarga aku banyak yang jadi polisi ye, kau belum tahu dengan aku ye,' kata pelaku mengancam korban.
-
Bagaimana mencegah kekerasan dengan budi pekerti? Salah satu hal yang disebut Aslichah penting dalam mencegah lingkaran kekerasan terutama oleh anak dan remaja ini adalah dengan menyadari perasaan dan karakteristik teman terutama ketika bergurau. 'Jangan dikira namanya guyon, karena bisa jadi yang dilakukan itu bullying. Tiap orang berbeda tipe kepribadiannya ada sanguin, koleris, melankolis, atau plegmatis,' terang Aslichah.
Dia menjelaskan duduk perkaranya. Imbauan agar warga membatasi aktivitas di luar rumah sudah berjalan selama satu bulan. Warga diimbau maksimal berada di luar rumah pukul 14.00 WIT. Namun pada kenyataannya, warga masih membandel. Masih banyak warga yang berkeliaran di luar rumah dan tidak mengindahkan protap kesehatan dalam pencegahan Covid-19.
Karena itu, Polisi bertugas menyosialisasikan imbauan itu secara lebih luas. Anggotanya terlalu bersemangat menyampaikan imbauan itu. Sehingga bahasa yang digunakan kurang tepat.
"Dia saking pedulinya dengan masyarakat, saking semangat. Karena mungkin ada masyarakat yang kurang paham, dia lihat angka ODP, PDP ini terus meningkat, nah ini mungkin karena kelalaian masyarakat. Tapi dia sampaikan dengan antusias sekali, akhirnya terucaplah itu," sambungnya.
Tak Boleh Bernada Ancaman
Victor kembali meminta maaf kepada masyarakat terkait imbauan yang disampaikan anggotanya tersebut. Termasuk ancaman bahwa polisi akan menggunakan rotan untuk menertibkan warga. Menurutnya, itu tidak akan dilakukan. Polisi akan tetap mengedepankan pendekatan kemanusiaan dalam memberikan pendidikan kepada masyarakat.
"Kami juga sudah mengingatkan anggota untuk dalam berucap itu tetap kehati-hatian, kemudian juga tetap semangat juga tentunya," ungkapnya.
Agar kejadian ini tidak terulang, pihaknya berjanji informasi yang akan disampaikan kepada masyarakat akan lebih dipersiapkan dengan baik dan matang. Sebab, dampak buruk bisa terjadi jika informasi yang disampaikan justru menimbulkan keresahan dan kemarahan publik. Dia sudah mengingatkan anggotanya untuk berkata dan bertindak dengan hati-hati ketika memberikan imbauan kepada masyarakat.
Kapolres mengaku, anggota yang menyampaikan imbauan bernada ancaman itu kini menjalani proses pemeriksaan. Menurutnya, baik anggota maupun pimpinan kepolisian, tetap harus bertanggungjawab atas kesalahan yang dilakukan.
"Setiap ada yang mungkin dari pimpinan terlihat salah ataupun dari masyarakat, tentu kita lakukan pemeriksaan untuk evaluasi kita ke dalam ya. Nanti kita lihat apa maksudnya, tapi kalau disampaikan memang mengakui salah berucap seperti itu," tegasnya.
Tidak Akan Gunakan Rotan
Polisi berjanji tak melakukan penindakan dengan cara memukul warga yang membandel. Dia mengingatkan anggotanya untuk tidak menggunakan kekerasan dalam pendekatan kepada warga.
"Memukul ya tidak boleh, kita kan sama-sama dalam kesusahan masyarakat juga, tidak boleh pukul gitu. Tapi kalau memang yang enggak bisa diingatkan, nanti kita periksa juga masyarakat yang mungkin masih belum paham," ucapnya.
"Iya, tidak ada pemukulan, jadi kita koreksi karena salah ucap. Jangan sampai di masyarakat, kok polisi sampai mukul-mukul. Minta maaf lah karena salah ucap," sambungnya.
Pembatasan Aktivitas Warga
Pembatasan aktivitas warga di Jayapura bukan kebijakan baru. Sudah berjalan satu bulan. Seperti di daerah lain, meski ada pembatasan aktivitas tapi tidak memutus mata rantai ekonomi warga.
"Warung ya tetap, maksudnya dibatasi tidak makan di situ, tidak melayani makan di tempat. Jadi kalau pun mau makan dia boleh, tetap makan, bungkus, bawa pergi. Yang kita batasi adalah kerumunan ya, dalam rangka physical distancing," ujarnya.
Fasilitas yang sangat diperlukan publik juga tetap buka. Tidak ada penutupan. "Kalau perkantoran tetap buka ya, perbankan, terus apotek, rumah sakit pasti ya," ucapnya.
Polisi juga menjamin kendaraan yang membawa atau mengangkut logistik atau barang yang diperlukan warga. Kendaraan itu bakal diberikan tanda khusus. Sehingga polisi bisa membantu agar kendaraan itu sampai tujuan tepat waktu.
Dia menilai, sesungguhnya tingkat kesadaran warga Papua terhadap bahaya virus corona sangat tinggi. Dibuktikan dengan banyak warga yang sudah memahami pembatasan aktivitas. Hanya saja, ada beberapa tempat yang perlu mendapat perhatian khusus. Sebab, masih terjadi kerumunan massa.
Kapolres menyebut Pasar Hera. Pasar tersebut dikhawatirkan menjadi epicentrum penyebaran Covid-19. Sehingga perlu dikarantina untuk sementara waktu.
"Kita lakukan pembatasan di dua RW itu kita lakukan. Karena kebetulan RW itu pasar dan hasil evaluasi tim Covid-19 itu, daerah situlah yang memang harus ditreatment khusus juga, supaya penyebarannya berkurang," tutupnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Karena kalimat itu, diakui Yudo, berujung kesalahan tafsir di masyarakat
Baca SelengkapnyaKapolda Jateng yang pasang badan terhadap tukang parkir yang teraniaya. Ia menegaskan polisi bertugas untuk mendidik tukang parkir.
Baca SelengkapnyaPanglima Laksamana TNI Yudo Margono memberikan instruksi piting untuk prajuritnya. Hal itu disalahartikan oleh masyarakat hingga ia meminta maaf.
Baca SelengkapnyaPesan Kapolda Riau untuk para polisi agar tidak bersikap 'sok-sokan'
Baca Selengkapnya. Panglima memerintahkan 'memiting' masyarakat yang melakukan demonstrasi.
Baca SelengkapnyaKapolda NTT menyayangkan perbuatan oknum ormas tersebut terhadap mahasiswa.
Baca SelengkapnyaKapolda Papua Barat Irjen Johnny Eddizon Isir menegaskan situasi sudah kondusif usai bentrok aparat di Pelabuhan Sorong.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan anggota Provos yang sedang melakukan razia motor polisi di lingkungan markas.
Baca SelengkapnyaKaryoto menekankan pentingnya untuk memeriksa kembali kondisi pribadi.
Baca SelengkapnyaJika ditemukan pasukan membandel maka pihaknya tidak akan segan memberikan sanksi
Baca SelengkapnyaPerintah Jokowi mendapat apresiasi banyak pihak, tak terkecuali aktivis.
Baca SelengkapnyaUsman menyoroti penggunaan water cannon, gas air mata, atau penangkapan dan penahanan secara sewenang-wenang kepada pengunjuk rasa.
Baca Selengkapnya