Klarifikasi soal gempa dan tsunami 57 meter di Pandeglang, BPPT warga tak panik
Merdeka.com - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi meminta warga tidak panik terkait pemberitaan potensi tsunami besar di Jawa bagian Barat. Perekayasaan Bidang Kelautan Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika Pantai (BTIPPDP) BPPT, Widjo Kongko, mengatakan potensi tsunami setinggi 57 meter yang disampaikannya adalah hasil kajian akademis awal.
"Maka perlu dilakukan tindak lanjut berupa kajian menggunakan data lebih akurat, khususnya di daerah perairan pantai," kata Widjo di Gedung BPPT, Jakarta, Jumat (6/4).
Warga masyarakat diminta untuk tenang dan tidak panik serta beraktivitas seperti biasa. "Masyarakat diimbau untuk tenang dan tetap meningkatkan kewaspadaan serta tetap mengacu informasi dari BMKG atau BNPB sebagai lembaga resmi yang diberi mandat memberi peringatan gempa bumi," jelas Widjo
-
Apa saja dampak gempa Bandung? Akibat kejadian ini, sejumlah bangunan rumah dan sekolah di wilayah Pangalengan hingga Kabupaten Garut rusak parah bahkan hancur. Berikut potret dampaknya.
-
Bagaimana tsunami itu terjadi? Pemicu awalnya terjadi ketika suhu yang menghangat menyebabkan lidah gletser yang menipis runtuh, demikian temuan para peneliti. Kondisi itu mengguncang lereng gunung yang curam, menyebabkan longsoran batu dan es menghantam Dickson Fjord di Greenland.
-
Siapa yang mengklarifikasi kabar tsunami? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam memberikan klarifikasi bahwa kabar adanya tsunami yang terjadi di Kota Batam dan Tanjungpinang pada Selasa (17/9), adalah kabar bohong atau hoaks.
-
Bagaimana kerusakan bangunan akibat gempa Bandung? Bangunan rumah yang hancur rata-rata sudah terbuat dari tembok batu bata. Kondisi hancurnya juga beragam, ada yang rusak ringan hingga cukup berat.Salah satu yang mengalami kerusakan parah adalah bangunan SDN Cirawa, di Kertasari, Kecamatan Cibereum, Kabupaten Bandung.Mengutip Jabar Quick Response, dampak dari gempa ini membuat atap dari beberapa ruang kelas roboh.
-
Kenapa gempa Batang terjadi? Bisa jadi gempa yang terjadi di Batang berkaitan erat dengan keberadaan Patahan Weleri.
-
Apa dampak Gempa Bantul? Gempa M 6,4 Bantul berdampak pada sejumlah kerusakan.
Widjo lantas menyampaikan permintaan maaf bila pemberitaan yang beredar membuat keresahan masyarakat.
"Permohonan maaf BPPT kepada masyarakat Indonesia sekiranya hasil studi awal potensi tsunami yang sekiranya untuk konsumsi akademis telah membuat keresahan," katanya.
Dia menambahkan, potensi tsunami besar di Jawa bagian Barat bukan suatu hal yang harus ditakuti. Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa, Wahyu Pandoe, mengatakan potensi tsunami berbeda dengan prediksi tsunami. Oleh karena itu, tidak ada hal yang perlu ditakutkan.
"Tidak untuk menakuti, tidak sama sekali. Potensi ini hanya gambaran bila ada potensi besar tsunami wilayah mana yang terdampak," kata Wahyu.
Menurut Wahyu, dengan adanya kajian potensi tsunami justru menjadikan awal masyarakat dan pemerintah untuk mengantisipasi bencana.
"Artinya kita harus antisipasi kondisi terburuk. kita harus melakukan pemodelan yang lebih detil, kemudian setelah itu untuk mitigasi dan kita harus melihat Ancaman detil, membuat peta ancaman detil, membuat peta resiko, membuat jalur evakuasi dan lain lain," ujarnya
Meski potensi tsunami maksimum 50 meter itu masih kajian awal, namun tidak ada salahnya menjadi titik awal antisipasi bencana tsunami terutama daerah aman pinggir pantai.
"Mulai diatur jarak perumahan yang aman, gedung yang aman. Jangan fokus ke angka (besar gempa) saja. Lihat bagaimana kesiapan masyarakat mengenai potensi gempa dan tsunami," jelasnya.
Sebelumnya, Perekayasaan Bidang Kelautan Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika Pantai (BTIPPDP) BPPT, Widjo Kongko mengatakan, potensi tsunami setinggi 50 meter yang disampaikannya adalah hasil kajian akademis awal.
"Maka perlu dilakukan tindak lanjut berupa kajian menggunakan data lebih akurat, khususnya di daerah perairan pantai," kata Widjo.
Reporter: Delvira Hutabarat
Sumber: Liputan6.com
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BMKG mengimbau masyarakat agar tidak panik dan mempercayai kabar atau berita hoaks
Baca SelengkapnyaBMKG mengimbau warga tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Baca SelengkapnyaBMKG mencatat sebanyak 26 kali gempa susulan pasca-gempa bermagnitudo 5,0 di Kabupaten Bandung, Jawa Barat
Baca SelengkapnyaMeski tinggi risiko, warga di sekitar pantai mengaku tak ingin pindah atau mencari tempat tinggal baru yang lebih aman.
Baca SelengkapnyaPemerintah perlu memperhatikan penanggulangan bencana Megathrust ini sesuai Undang-Undang tentang Penanggulangan Bencana.
Baca SelengkapnyaMakna kalimat tinggal menunggu waktu muncul lantaran Selat Sunda dan Mentawai-Siberut memang dalam kondisi geografis yang dapat memicu gempa besar.
Baca SelengkapnyaGempa tersebut terletak di laut berjarak 65 kilometer Selatan Kota Pacitan, Jawa Timur pada kedalaman 50 kilometer.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau tidak panik dan tetap mengacu pada informasi dari BMKG.
Baca SelengkapnyaPusat gempa tersebut berada di laut sebelah Barat Pulau Karatung atau berjarak 110 kilometer barat laut Karutung, Sulawesi Utara, di kedalaman 141 kilometer.
Baca SelengkapnyaInformasi terbaru dari tim Badan Geologi melaporkan aktivitas Gunung Ruang masih tinggi sebagaimana hasil dari pengamatan yang dilakukan pada Jumat (3/5) malam.
Baca SelengkapnyaPeristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 03.37 WIB.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Baca Selengkapnya