KLHK Jawab Tudingan Hutan di Kalsel Gundul: Sampaikan Data Ada Aturan Mainnya
Merdeka.com - Musibah banjir yang terjadi di Kalimantan Selatan begitu menyorot perhatian. Betapa tidak, meski beberapa hari cuaca cerah, namun faktanya ketinggian air masih terus terjadi, banjir tak kunjung surut.
Beberapa pihak menilai banjir terjadi lantaran alih fungsi lahan di Kalimantan yang terlampau lewati batas. Setengah lahan di sana disebut-sebut sudah dikuasai pertambangan dan kelapa sawit. Sejumlah data sebagai penguat juga berseliweran di media sosial.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Belinda Margono mengatakan sejumlah informasi dengan menggunakan data biasa muncul saat bencana menimpa suatu daerah. Namun, dalam memaparkan data pun ada aturan mainnya.
-
Bagaimana cara peneliti memperoleh data kuantitatif? Dalam praktiknya, data kuantitatif didapatkan dari beberapa jenis metode penelitian. Pertama metode deskriptif, di mana peneliti memulai penelitian dengan menggambarkan fenomena yang terjadi, dengan gambaran subjek dan objek yang jelas. Kedua, metode komparatif, di mana peneliti mengambil data seobjektif mungkin, kemudian data akan dianalisis dengan teori yang jelas. Ketiga, metode korelasi, di mana data penelitian diambil dengan membandingkan apakah terdapat persamaan pada objek yang hendak diteliti. Keempat, metode survey, di mana peneliti mengumpulkan beberapa sampel berupa subjek orang untuk mencari jawaban konkret dari pertanyaan-pertanyaan penelitian. Metode ex post facto, yaitu metode yang digunakan untuk mendapatkan data yang nantinya akan dianalisis sebab akibat berdasarkan kajian teoritis yang jelas.
-
Bagaimana BMKG memprediksi banjir di Bali? 'Peringatan dini cuaca wilayah Bali yang dibagikan oleh Kantor BBMKG Wilayah III pada Kamis (4/3) pada pukul 05.00 WITA dan 08.00 WITA menginformasikan wilayah Badung dan Denpasar berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hinga lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang,' ujarnya.
-
Bagaimana cara memperoleh data kuantitatif? Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran dengan menggunakan alat yang objektif dan baku.
-
Bagaimana Kaltim dapatkan data desa presisi? Melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Provinsi Kalimantan Timur, Pemerintah Provinsi telah menggandeng berbagai lembaga dan institusi, termasuk Institut Pertanian Bogor (IPB), untuk melakukan monitoring, evaluasi dan pra-laporan data Desa dan Kelurahan Presisi.
-
Apa yang ditemukan di banjir? Seekor ular muncul di tengah banjir yang merendam permukiman warga di kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta, Jumat, (1/12/2023).
-
Bagaimana BPBD tangani banjir Semarang? Endro mengatakan, berbagai upaya sudah dilakukan BPBD seperti menyiagakan pompa portable pada titik yang dilanda banjir, melakukan penanganan sementara di titik-titik longsor, serta melakukan pembersihan lokasi pohon tumbang akibat cuaca buruk itu.
"Data yang ada di Indonesia ini ada tata aturan mainnya, jadi data apa itu harusnya menggunakan institusi dari mana," kata Belinda saat konferensi pers, Selasa (19/1).
Ia menganalogikan informasi soal tutupan lahan serta perubahannya ada di KLHK bagian Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Lingkungan (PKTL).
"Ada juga mengenai info lainnya. Jadi ini ada tata aturan main yang keluar dari BIG selaku induk kebijakan satu peta. Ini tentu untuk menghindari dispute (perdebatan) dan kebingungan berbagai pihak mengenai data mana yang resmi dan bisa dipakai," sambungnya.
Pun ia mengklaim aturan main tata olah data sudah berjalan di KLHK selama 20 tahun. "Sistem ini sudah berjalan selama 20 tahun, dari 2000 sampai sekarang.Untuk proses pembuatan data ini pun, kita tidak kerja sendiri," katanya.
Data-data yang dimiliki KLHK, klaim Belinda, sudah melalui beberapa proses termasuk pengecekan di lapangan.
"Data ini termasuk checking lapangan, jadi tidak ada yang menggunakan model, estimasi. Dengan menggunakan data riil, kondisi yang ada di pulau Kalimantan itu tidak seperti yang di medsos," klaimnya.
Sebelumnya, Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menyatakan banjir yang menerjang Kalimantan Selatan disebabkan alih fungsi lahan. Koordinator Jatam, Merah Johansyah mengatakan 50 persen lahan di Kalimantan Selatan sudah dikuasai pertambangan dan kelapa sawit.
Banjir merendam Kalimantan Selatan pada 12 Januari 2021. Banjir ini menyebabkan 15 warga meninggal dunia, 39.549 jiwa mengungsi, 24.379 rumah terendam dan 10 kabupaten dan kota terdampak. Pemerintah Kalimantan Selatan telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir sejak 14 Januari 2021.
"Jadi dari banyak data-data menyebutkan 1,2 juta hektare dari luas Kalsel sudah konsesi pertambangan, sudah berubah alih fungsi lahan, hutannya sudah gundul mengalami deforestasi," ujarnya saat dihubungi merdeka.com, Selasa (19/1).
Pengalihan fungsi lahan 1,2 juta hektare membuat kawasan hutan di Kalimantan Selatan menjadi kritis. Sehingga saat hujan turun dengan intensitas sedang, hutan tak bisa menyerap air dengan baik. Akibatnya, air hujan mengalir ke sungai dan meluap.
Senada, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalimantan Selatan, Kisworo Dwi Cahyono mengatakan, banjir di Kalimantan Selatan kali ini disebabkan karena 50 persen lahan di Kalimantan Selatan telah beralih fungsi menjadi tambang batubara dan perkebunan sawit.
Menurutnya, curah hujan yang tinggi tidak akan menyebabkan banjir jika luas hutan primer dan sekunder tidak terkikis.
"Dari 3,7 juta hektar luas lahan di Kalimantan Selatan, 1,2 juta hektar dikuasai pertambangan, 620 hektar kelapa sawit," kata Kisworo kepada merdeka.com, Senin (18/1).
Dia memaparkan, 33 persen lahan atau 1.219.461,21 hektar sudah dikuasai izin tambang, sementara 17 persennya atau 620.081,90 hektar sudah dijadikan perkebunan kelapa sawit. Sementara itu, luas hutan sekunder 581.188 hektar dan luas hutan primer hanya 89.169 hektar.
"15 persen atau 234,492,77 hektar IUPHHK-HA (Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam) dan 6 persen atau 567.865,51 hektar IUPHHK-HT (Hutan Tanaman). Hutan sekunder hanya 89.169 hektar, hutan primer 581.188 hektar," ujarnya.
"Sisa lahan hanya 29 persen," ungkap Kisworo.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penggeledahan itu dilaksanakan dalam rangka penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi tata kelola perkebunan dan industri kelapa sawit periode 2005–2024.
Baca SelengkapnyaKejagung menilai kasus ini terbilang mirip dengan perkara Duta Palma,
Baca SelengkapnyaKetua sementara KPK, Nawawi Pomolango mengaku bakal menelaah terlebih dahulu laporan yang dilayangkan oleh Sugeng Teguh.
Baca SelengkapnyaLahan milik perusahaan yang disegel luasnya mencapai ribuan hektare.
Baca SelengkapnyaSaat ini penyidik sedang fokus melakukan analisis terhadap barang bukti.
Baca Selengkapnya