KLHK sebut banjir bandang bukti kerusakan lingkungan makin parah
Merdeka.com - Badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebut, banjir bandang di Kabupaten Garut, Jawa Barat merupakan representasi belum berhasilnya upaya pemulihan daerah aliran sungai (DAS).
Banjir bandang yang menewaskan 24 warga dan 17 orang hilang itu terjadi akibat meluapnya sungai Cimanuk setelah diguyur hujan lebat. Hal itu mengindikasikan kondisi DAS terutama di bagian hulu dalam kondisi rusak parah.
"Sebelum kejadian lokasi di sana diguyur hujan sangat deras dengan intensitas mencapai 225 milimeter per jam. Padahal, angka rata-rata curah hujan di wilayah itu hanya 100 milimeter per jam. Kejadian serupa juga pernah terjadi di Kalimantan," ujar Kepala Badan Litbang dan Inovasi KLHK, Henry Bastaman saat membuka Seminar Nasional Peran Pengelolaan DAS untuk Mendukung Ketahanan Air di Kota Solo, Kamis (22/9).
-
Mengapa banjir bandang terjadi? Di Indonesia sendiri, bencana alam ini sudah marak terjadi di hampir semua titik daerah.
-
Di mana banjir bandang terjadi? Terjangan banjir bandang telah meluluhlantakkan rumah-rumah warga di Ganting, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
-
Apa dampak dari banjir? Banjir tidak hanya menghancurkan rumah dan infrastruktur, tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan.
-
Kenapa banjir bandang terjadi di Sumbar? Mahyeldi menjelaskan banjir bandang itu disebabkan curah hujan yang terbilang esktrem. Sementara hujan hampir tidak terjadi musim panas. Alhasil hujan ekstrem yang turun memicu banjir bandang dan longsor.
-
Apa yang terjadi akibat banjir di Bandung? Hujan lebat yang melanda Bandung sepanjang Kamis (11/1) lalu menyebabkan bencana banjir hingga vira di media sosial.
-
Apa yang menyebabkan banjir bandang di Grobogan? 'Tanggul sungai jebol pada Senin (5/2) malam dan tim BPBD Grobogan langsung ke lokasi kejadian,' kata Kepala BPBD Grobogan Endang Sulistyoningsih dikutip dari ANTARA.
Henry mengatakan, hujan dengan intensitas sangat tinggi itu merupakan dampak dari cuaca ekstrem yang saat ini siklusnya semakin singkat. Dulu, lanjut dia, siklus badai El Nino dan La Nina masih 20 tahunan lalu pada 1997 menjadi 10 tahunan, dan sekarang ini menjadi 5 tahunan.
"Ini mengindikasikan bahwa kerusakan lingkungan dari waktu ke waktu semakin parah. Perilaku manusia yang kurang bertanggung jawab membuat dampak yang ditimbulkannya semakin parah," tandasnya.
Henry menambahkan, kurangnya kesadaran untuk memelihara DAS membuat daya dukung dan daya tampungnya semakin berkurang.
Pola pemanfaatan lahan, kata Henri, seringkali menyebabkan kawasan tutupan hutan di daerah hulu terus berkurang. Daerah atas yang semestinya menjadi hutan lindung justru ditanami sayuran atau tanaman semusim. Akibatnya, kemampuan untuk menyerap air semakin rendah.
Dalam kesempatan sama, Sekretaris Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Hutan Lindung, Murdiyono menyatakan, selain Cimanuk kondisi serupa juga terjadi pada 15 belas DAS lainnya.
"Ada 15 DAS Di Indonesia menjadi prioritas untuk dibenahi. Di antaranya DAS Cimanuk, Bengawan Solo, Citandui, serta Batanghari. Sebagian besar DAS berada di Pulau Jawa," jelasnya.
Kerusakan DAS, menurut dia, di antaranya disebabkan sistem pengelolaan yang buruk serta terjadi pengalihan pemanfaatan lahan di daerah tangkapan air. Hal ini juga yang terjadi di DAS Cimanuk yang menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir dan longsor di Garut, Jawa Barat.
Meskipun pihaknya telah memiliki peta rawan bencana dan memiliki early warning system, tetapi ada hal yang ekstrem yang menyebabkan terjadinya banjir dan longsor di Garut. Kondisi ekstrem tersebut tidak bisa diprediksi oleh sistem yang normal.
"Bencana banjir bandang di Garut itu merupakan momentum untuk melakukan introspeksi diri. Pemerintah dengan dukungan masyarakat harus memulihkan fungsi DAS," pungkasnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banjir bandang itu terjadi diuga disebabkan oleh tanggul yang jebol
Baca SelengkapnyaHujan deras mengguyur sejak siang. Intensitasnya meningkat pada sore hari hingga menjelang petang.
Baca SelengkapnyaBanjir Braga, Kecamatan Sumurbandung akibat tanggul jebol dari Sungai Cikapundung.
Baca SelengkapnyaSaat banjir datang, korban memancing ikan bersama kakaknya yang masih berusia 8 tahun di pinggir sungai.
Baca SelengkapnyaKetua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah meminta Pemprov agar segera mengevaluasi penanganan banjir
Baca SelengkapnyaBNPB mencatat empat titik di Riau terjadi kebakaran hutan dan lahan.
Baca SelengkapnyaBanjir kali ini lebih besar jika dibandingkan dengan kejadian serupa pada awal Februari lalu.
Baca SelengkapnyaWarga sekitar mengungkapkan penyebab Batu Malin Kundang tenggelam
Baca SelengkapnyaDebit air sungai Ciliwung di Bendung Katulampa mengalami penyusutan dengan tinggi muka air (TMA) hanya nol centimeter
Baca SelengkapnyaBanjir menjadi bencana alam yang sering terjadi di kota metropolitan Jakarta. Ternyata, banjir Jakarta telah terjadi sejak lama.
Baca SelengkapnyaKondisi musim kemarau yang panjang membuat warga dilanda krisis air bersih.
Baca SelengkapnyaBMKG memprediksi cuaca ekstrem, terutama hujan dengan intensitas tinggi, terjadi di beberapa wilayah Jawa Barat selama sepekan ke depan.
Baca Selengkapnya