KNKT Hampir Putus Asa saat Pencarian CVR Sriwijaya Air SJ 182
Merdeka.com - Cockpit Voice Recorder (CVR) milik pesawat Sriwijaya Air SJ 182 berhasil ditemukan pada Selasa (30/3) malam. Ketua Komite Nasional Kecelakaan Transportasi KNKT Soerjanto Tjahjono bercerita ia sempat hampir putus asa pada pencarian CVR ini.
Dalam konferensi pers di Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta Utara, alasan Soerjanto merasa bimbang karena bagian dari black box pesawat nahas itu tak kunjung ketemu, meski pencarian sudah dilakukan 1,5 bulan.
"Dengan beberapa penyelam dari Basarnas dari TNI AL, teman-teman dari Kepulauan Seribu, namun setelah 1 bulan setengah pencarian dengan menggunakan penyelam dengan segala peralatan yang kita punya, tidak membuahkan hasil," ujar Soerjanto, Rabu (31/3).
-
Apa yang dilakukan selama penutupan? Selama penutupan kami memastikan tidak ada pendaki yang melintas terutama yang merayakan malam pergantian tahun di puncak Gunung Gede, karena patroli digencarkan agar tidak ada oknum pendaki nakal yang naik melalui jalur ilegal,' katanya.
-
Apa yang dilakukan selama penutupan Bromo? 'Kawasan hanya terbuka bagi masyarakat yang akan mengikuti ritual Yadnya Kasada, beridentitas sesuai dengan ketentuan yang tertulis pada surat edaran PHDI Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Probolinggo,' katanya. Sementara pada 23-24 Juni, lanjutnya, kawasan hanya dibuka untuk masyarakat dan petugas yang berkepentingan dalam melakukan pembersihan kawasan.
-
Kapan pesawat jet itu hilang? Pesawat menghilang tak lama setelah berangkat dari Burlington pada 27 Januari 1971, dalam perjalanan menuju Providence, Rhode Island.
-
Di mana pesawat jet itu hilang? Pesawat itu hilang di daerah danau 50 tahun lalu.
-
Kenapa pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Kapan NKS dilaporkan hilang? Sebelumnya, NKS sempat dilaporkan hilang oleh keluarganya pada Jumat (6/9) malam, setelah tak kunjung kembali usai berjualan gorengan keliling di daerah tersebut.
KNKT bersama tim gabungan kemudian memutuskan menghentikan pencarian sementara selama 1 pekan. Momen ini juga dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi metode pencarian.
Pencarian CVR kembali dilanjutkan menggunakan kapal Drag Head Suction Hopper Dredger (DSHD) untuk mengangkat lumpur di titik lokasi keberadaan CVR. Area pembersihan lumpur seluas 90x90 meter.
Tebalnya lumpur tidak membuat proses pencarian lekas berbuah manis. Tiga hingga empat hari, CVR tak kunjung didapat oleh tim. Soerjanto bahkan takut menjawab pihaknya tidak sanggup lagi menemukan CVR.
"Saya sempat ditanya teman-teman 'Sur, kalo CVR-nya enggak ketemu bagaimana?' saya bilang 'saya enggak bisa jawab, saya belum siap menjawab kalau CVR-nya enggak ketemu'. Saya, apapun usahanya, sampai nanti kita menyerah semuanya, baru saya akan mengatakan tidak sanggup," ujarnya.
Di hari terakhir pencarian menggunakan kapal DSHD, CVR masih belum berhasil ditemukan. Namun, pada malam harinya, tim berhasil menemukan dan mengangkat bagian penting pesawat itu ke daratan.
"Alhamdulillah, tadi malam yang merupakan malam terakhir di dalam pencarian lanjutan ini bisa kita temukan CVR ini," pungkasnya.
Black box merupakan komponen penting pada badan pesawat untuk merekam riwayat perjalanan pesawat. Black box terdiri dari Flight Data Recorder (FDR) dan Voice Cockpit Recorder (VCR). Untuk FDR SJ 182, ditemukan terlebih dahulu pada Selasa (12/1) atau tiga hari sejak pesawat dikonfirmasi jatuh di area Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1).
Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak jatuh di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1). Pesawat itu mengangkut 62 orang yang terdiri dari 6 kru aktif, 46 penumpang dewasa, 7 anak-anak, dan 3 bayi.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KNKT akan memeriksa seluruh serpihan dan menganalisis percakapan pilot dengan petugas pengaturan lalu lintas udara untuk mengetahui penyebab jatuhnya pesawat.
Baca SelengkapnyaInformasi Basarnas, pesawat Smart Air diawaki pilot Kapten M. Yusuf serta seorang Engineer on Board (EOB) bernama Deni S.
Baca SelengkapnyaPesawat Smart Air dengan nomor penerbangan PK-SNN mengalami kecelakaan sehingga jatuh di kawasan Bukit Narif Krayan Tengah
Baca SelengkapnyaTim SAR menghentikan pencarian KM Sanjaya 86 yang karam di perairan Bali sepuluh hari lalu. Sebanyak 16 nelayan yang ada di kapal itu masih hilang.
Baca SelengkapnyaKNTK sementara melakukan pengecekan apa sebenarnya masalah utama sehingga pesawat batal terbang.
Baca SelengkapnyaMaskapai perlu memperhatikan waktu dan kualitas istirahat pilot dan awak pesawat lainnya, yang mempengaruhi kewaspadaan dalam penerbangan.
Baca SelengkapnyaUpaya evakuasi terhadap puing atau badan pesawat PK-IFP ini dilakukan sebagai langkah proses investigasi atas penyebab kecelakaan tersebut.
Baca SelengkapnyaPilot dan copilot atau first officer Batik Air tertidur secara bersamaan selama 28 menit saat pesawat berada di ketinggian 36.000 kaki.
Baca SelengkapnyaUpaya penyelamatan akan beralih statusnya menjadi "pemulihan".
Baca SelengkapnyaSebanyak 11 anak buah kapal (ABK) akhirnya ditemukan selamat setelah sempat terombang-ambing di Selat Malaka. Mereka ditemukan nelayan yang melintas.
Baca SelengkapnyaBatik Air buka suara pasca temuan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) perihal Pilot dan copilot tertidur selama 28 menit
Baca SelengkapnyaPesawat Boeing surveillance atau pengintai, untuk membantu proses pencarian kapal LCT XX yang hilang di Laut Papua.
Baca Selengkapnya