Kolaborasi Jadi Kunci Ketepatan dan Kecepatan Penyaluran Bansos
Merdeka.com - Pemerintah melalui Kementerian Sosial terus berupaya memberikan perlindungan dan jaminan sosial bagi masyarakat terdampak pandemi Covid-19, terutama yang tinggal di wilayah penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Salah satunya penyaluran Bantuan Sosial (bansos) yang diharapkan dapat menjadi jaring pengaman kesejahteraan masyarakat, sekaligus menstimulasi perekonomian agar terus bergerak.
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Tubagus Ahmad Choesni, menegaskan jika Bansos memiliki manfaat ganda.
-
Bagaimana cara pemerintah bagikan bansos? Menko PMK juga menyarankan Kemensos memberikan pembinaan untuk korban judi online yang mengalami gangguan psikososial.
-
Kenapa Bansos diberikan? Tujuan dari program ini adalah untuk membantu meringankan beban ekonomi bagi masyarakat yang kurang mampu, terutama dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan.
-
Apa yang diselamatkan Kemensos terkait penyaluran Bansos? Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menyampaikan progres perbaikan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang di tahun 2020 banyak mendapatkan catatan dari BPK, BPKP, dan KPK. Dalam acara yang diselenggarakan di Gedung ACLC KPK tersebut Mensos Risma menyatakan potensi kerugian negara penyaluran Bansos lebih dari Rp523 M/bulan dapat diselamatkan melalui penidaklayakan penerima Bansos yang dilakukan bersama Pemerintah Daerah sebanyak 2.284.992 Keluarga Penerima Manfaat (KPM)
-
Apa itu Bansos PKH? Berbagai jenis bantuan sosial, seperti Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT), Bantuan Langsung Tunai (BLT), dan Program Keluarga Harapan (PKH), akan tetap dilanjutkan.
-
Apa yang dibagikan pemerintah? Secara keseluruhan tidak ada pernyataan bahwa pemerintah membagikan bansos melalui situs judi online.
"Penyaluran bansos diharapkan dapat membantu daya beli masyarakat yang membutuhkan. Lalu, ketika Bansos tersebut dimanfaatkan oleh KPM (Keluarga Penerima Manfaat, red) untuk konsumsi, maka hal tersebut dapat mendorong pemulihan ekonomi," kata Tubagus dalam dialog virtual Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN, Rabu (1/9).
Selain Bansos reguler yang disalurkan setiap tahun, pemerintah juga menyalurkan Bansos nonreguler untuk membantu masyarakat di masa pandemi. Salah satunya diberikan dalam bentuk Bantuan Sosial Tunai (BST) yang disalurkan melalui PT Pos Indonesia dan telah masuk tahap penyaluran ke-5 dan 6 sebesar Rp600 ribu per Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Selain itu, ada pula bantuan beras sebanyak 10 kilogram per KPM untuk 28,8 juta KPM yang disalurkan melalui Bulog. Guna memastikan kuantitas dan kualitas beras medium layak untuk konsumsi, lanjutnya, Menteri Menko PMK Muhadjir Effendy langsung melakukan pengecekan secara acak terhadap beras yang akan didistribusikan.
Pengadaan Bansos tidak hanya dilakukan oleh pemerintah pusat. Tubagus menegaskan dalam proses ini, pemerintah pusat bekerja sama dengan pemerintah daerah, TNI, Polri, dan masyarakat. Pemerintah pun dikatakan Tubagus mengapresiasi setiap inisiatif dan keterlibatan semua pihak dalam upaya membantu masyarakat yang sedang kesulitan.
Kolaborasi seperti ini salah satunya sudah diterapkan dalam program pembagian Sembilan Bahan Pokok (Sembako) di Sukoharjo, Jawa Tengah. Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Sukoharjo, Jawa Tengah AKBP. Wahyu Nugroho pada kesempatan yang sama, mengatakan jika pihaknya secara rutin membagikan beras beserta pelengkap kepada masyarakat terdampak pandemi serta yang tengah melakukan isolasi mandiri.
Tidak hanya menyalurkan bantuan beras dari pemerintah, kepolisian juga berupaya memberdayakan produk lokal dalam program tersebut. Misalnya, menggunakan lele hasil panen kolam budidaya di polsek setempat, atau sayur dan tanaman obat yang ditanam oleh warga, ke dalam paket bantuan yang disalurkan. Selain itu, pihaknya juga membantu penyaluran donasi dari pihak swasta.
"Tim Bhabinkamtibmas dan Babinsa sangat memahami situasi di lapangan, tentang siapa saja yang benar-benar membutuhkan bantuan ini. Karena itu, melalui kolaborasi penyaluran sembako ini dapat disalurkan secara tepat. Saat distribusi, kami juga menggunakan kendaraan roda dua agar dapat menjangkau jalan-jalan kecil yang tidak dapat dimasuki mobil,” ujar Wahyu.
Selain memberikan bantuan, pihak kepolisian juga aktif mengajak warga untuk meningkatkan ketahanan pangan secara mandiri dengan memanfaatkan lahan untuk menanam atau beternak. Menurutnya, kegiatan seperti ini sangat penting untuk membantu masyarakat untuk bertahan di tengah situasi tekanan ekonomi.
Penyaluran Bansos yang tepat sasaran memang selalu menjadi perhatian banyak pihak. Dalam ini, pemerintah terus berusaha melakukan pemutakhiran, validasi, dan verifikasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang menjadi sumber data penerima Bansos.
Direktur Riset INDEF (Institute for Development of Economics and Finance) Berly Martawardaya berharap upaya tersebut terus dijalankan, karena program Bansos sangat penting untuk melindungi warga miskin pada masa krisis, dapat menolong masyarakat yang betul-betul membutuhkan.
Pada kesempatan ini Berly pun mengharapkan pemerintah dapat memperbanyak program digitalisasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Hal itu, lanjutnya, bisa dilakukan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan pengetahuan digital sebagai upaya mengoptimalkan kinerja mereka pelaku UMKM.
Tubagus menggarisbawahi, bahwa penyaluran Bansos membutuhkan kerja sama dan kolaborasi banyak pihak, baik pemerintah pusat atau daerah, TNI/Polri, serta masyarakat. Bagi masyarakat yang ingin mendapatkan informasi tentang bansos atau hendak melakukan pelaporan, dapat mengakses https://cekbansos.kemensos.go.id/
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjawab tudingan bantuan sosial (bansos) dipolitisasi menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Baca SelengkapnyaPenyaluran bansos yang dilakukan oleh Kementerian Sosial mencapai Rp37,4 triliun untuk Program Keluarga Harapan (PKH) bagi 10 juta KPM.
Baca SelengkapnyaKaesang Pangarep membalas sindiran Ganjar dan Anies soal penyaluran bansos.
Baca SelengkapnyaKaesang menilai bansos justru bermasalah jika dikorupsi saat Covid-19.
Baca SelengkapnyaMereka yang berhak menerima adalah mereka yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Baca SelengkapnyaAirlangga menjelaskan berbagai bantuan sosial yang diberikan pemerintah adalah program yang dijalankan setiap tahun.
Baca SelengkapnyaSementara pada 2024, penyaluran bansos dilakukan kembali secara reguler tanpa persoalan DTKS maupun modalitas transfer.
Baca SelengkapnyaJK juga minta tidak dilakukan jelang masa pencoblosan yakni 14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaPenghentian penyaluran bansos beras dilakukan untuk menghindari politisasi terhadap program pemerintah.
Baca SelengkapnyaSaat ini banyak rakyat atau keluarga miskin yang membutuhkan bantuan akibat kenaikan harga bahan-bahan pokok.
Baca SelengkapnyaPemerintah kembali menyalurkan berbagai bantuan sosial (bansos) bagi masyarakat yang kurang mampu pada bulan November 2024
Baca SelengkapnyaSelain itu, ditengarai juga ada peluang politisasi bansos yang bisa ditafsirkan sebagai menguntungkan paslon tertentu.
Baca Selengkapnya