Kolektor uang kerajaan kuno hingga pecahan dolar Zimbabwe
Merdeka.com - Bagi seorang kolektor, mengumpulkan benda-benda antik memiliki nilai kepuasan tersendiri. Dimana benda tersebut berada, pasti akan dicari sampai dapat, ke manapun itu. Bahkan sampai harus keluar negeri sekalipun.
Hal itu pula yang dilakukan oleh Puji Harsono, kolektor uang kuno asal Bandung. Ia memiliki ribuan jenis uang kuno, baik uang yang berbentuk kertas maupun uang koin dari mulai zaman kerajaan, zaman penjajahan, dan pasca-kemerdekaan. Semua tersimpan rapi dalam sebuah katalog khusus.
Hampir seluruh wilayah Indonesia pernah dia datangi, demi menambah koleksi uang kuno tersebut. Mulai dari Jawa tengah, Jawa Timur, Aceh, Pelembang, Bali hingga Makassar. Tak jarang dia harus berburu sampai ke luar negeri seperti Hongkong dan Singapura untuk mendapatkan barang yang diincarnya tersebut. Semua koleksi tersebut didapatkan dari rekan sesama kolektor ataupun dari masyarakat.
-
Siapa yang menyimpan koin-koin tersebut? “Menurut kami harta karun ini mungkin milik seorang pedagang atau tuan tanah yang tinggal di area tersebut dan menyimpan tabungannya selama bertahun-tahun. Dan apapun alasannya dia menyembunyikannya di dalam persembunyian ini“
-
Siapa yang menemukan koin-koin ini? Saat meneliti bagian situs yang rusak, arkeolog dari Universitas Tubingen Jerman melihat koin-koin kecil berkilauan di tanah yang gembur.
-
Siapa yang disebut mendapat tawaran uang? Uang bernilai fantastis itu disebut agar Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mundur dari posisinya selaku calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan.
-
Kenapa uang koin Rp500 bunga melati menarik perhatian kolektor? Uang koin bunga melati Rp500 menarik perhatian kolektor karena keunikan dan nilai sejarahnya.
-
Siapa yang memiliki harta karun koin tersebut? Para ahli meyakini harta karun tersebut merupakan tabungan dari seorang petani lokal yang kaya, yang memperoleh kekayaannya dengan memasok gandum dan ternak kepada tentara Romawi.
-
Mengapa koin-koin itu dianggap harta karun? Koin-koin tersebut secara resmi dianggap sebagai harta karun setelah kurator menyimpulkan setidaknya ada dua koin yang mengandung lebih dari 10 persen logam mulia menurut beratnya, berusia lebih dari 300 tahun, dan ditemukan bersama-sama.
Puji menuturkan, awal ketertarikannya pada uang kuno sudah dimulai sejak Sekolah Dasar (SD). Saat itu orang tua Puji memiliki koin-koin zaman Belanda yang digunakan sebagai alat tukar pada masa itu.
"Waktu itu saya lihat uang koin bergambar Ratu Wilhelmina nilainya 2,5 gulden. Huruf timbulnya bagus sekali. Nah dari situ mulai tertarik," ujar Puji kepada Merdeka.com saat ditemui di kawasan Jalan Trunojoyo, Kamis (29/10).
Puji mengaku lebih tertarik dengan koleksi uang-uang lokal Indonesia ketimbang uang asing, terutama uang koin pada zaman kerajaan-kerajaan di Indonesia. Alasannya uang koin yang digunakan pada zaman kerajaan memiliki karakteristik dan keunikan tersendiri. Hal itu pula yang membuat puji jatuh hati dengan uang-uang koin tersebut.
Hal itu pula yang membuat pria yang juga berprofesi sebagai seorang konsultan pajak ini rela untuk meluangkan waktu belajar sejarah dan belajar membaca huruf Arab dan Jawa kuno. Pasalnya sebagian besar koleksi dari uang-uang koin tersebut bertuliskan huruf Jawa Kuno
"Masih banyak yang belum terungkap. Misalnya dulu koin Palembang cuma ada berapa biji, sekarang ratusan macemnya. Koin Bangka satu biji pun enggak dapat. Banten cuma ada dua jenis. Sekarang saya punya lima jenis. Ini belum diungkap, harus diteliti," ungkap Puji.
Tak mudah untuk mendapatkan koleksi uang koin kuno yang saat ini dia dapatkan. Puji mengaku sudah berkeliling ke berbagai wilayah di Indonesia untuk mencari barang buruan yang Ia cari.
"Saya harus keliling satu-satu. Ada temuan di Palembang, saya pergi ke Palembang. Kemarin di Aceh ada temuan uang dirham, saya ke sana. Tapi lama-lama sudah kenal. Jadi bisa lewat sms atau email. Kalo dulu kan susah, di daerah, mana ada email," ucap dia
Puji mencontohkan, ada beberapa koin kerajaan yang sulit dicari seperti koin Cirebon. Di wilayah asalnya sendiri dia tidak berhasil mendapatkannya. Beruntung Ia berhasil mendapatkan satu koin kerajaan Cirebon dari seseorang di Jakarta.
Menurut Puji pada masanya koin-koin tersebut digunakan sebagai alat tukar untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan. Pada masa itu, empat buah koin perak bisa digunakan untuk membeli seekor kambing.
Untuk yang berbahan dasar emas nilainya lebih besar lagi. Ada koin emas yang kalo ditimbang 38 gram. Berdasarkan literatur, yang besar-besar ini biasa digunakan untuk bayar pajak atau juga bisa untuk membeli beberapa ekor sapi.
"Ada koin emas dari zaman kerajaan Syailendra. Kerajaan ini ada pada tahun 850-950 Masehi. Ada lagi koin yang lebih besar lagi beratnya 760 gram. Nilainya lebih besar lagi. Namun saya tidak punya koleksinya," katanya.
Puji mengaku pernah ada yang menawar salah satu koleksinya koin peraknya hingga Rp 50 juta. Namun Ia enggak menjualnya. Sebab jumlahnya hanya beberapa saja di dunia.
Adapun koleksi Puji lainnya, dia memiliki uang kertas yang beredar di Indonesia sejak berdirinya republik ini. Uang-uang cetakan sejak tahun 1945, 1947, 1948, 1957,1959, 1960, 1964,1967 dari mulai nominal 1 sen hingga 100 rupiah. Dia juga memiliki uang ORI (Oeang Republik Indonesia) uang pertama muncul setelah Indonesia merdeka.
Koleksi unik lainnya yang dimiliki oleh Puji yakni satu lembar uang kertas negara Zimbabwe yang bernilai fantastis yakni 100 triliun dolar Zimbabwe. Uang ini merupakan cetakan tahun 2008.
Namun, menurut Puji, uang dengan nominal itu tidak bernilai apa-apa, sebab uang senilai seratus triliun itu dicetak pemerintah Zimbabwe saat kurs mata uang negara tersebut anjlok. Pada saat itu di negara Zimbabwe tengah mengalami inflasi sangat tingi, sehingga percetakan uang dilakukan dengan nominal tinggi.
"Nominal uang saat itu senilai dengan 300 dolar amerika. Tapi akhirnya turun karena hiper inflasi di sana. Kalau dirupiahkan hanya sebesar Rp 4000. Cuma yang menariknya dari seratus triliunnya itu yang menjadi menarik," ungkap Puji
Selain itu Puji juga memiliki koleksi uang koin yang diklaim hanya satu satunya berada di dunia. Yakni sebuah koin emas yang berasal dari kerajaan Aceh. Koin ini ia dapatkan dari seseorang di Aceh sebesar Rp 3 juta.
Koin ini menjadi alat tukar pada masa Sultan Aladin bin Ali dari Kerajaan Aceh Darussalam pada tahum 1537-1571. Sebuah koin emas seberat 2,4 gram uang merupakan satu-satunya di dunia.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Uang koin kuno telah menjadi daya tarik luar biasa bagi para kolektor, membentuk suatu komunitas yang bersemangat untuk mengejar kepingan-kepingan bersejarah.
Baca SelengkapnyaCelengan yang sudah disimpannya sejak SD dibuka. Kondisi uang di dalamnya cukup menyita perhatian publik.
Baca SelengkapnyaTak Ada yang Tahu, Selama 700 Tahun Harta Karun Ini Tersembunyi di Pinggir Jalan Raya, Jumlahnya Ratusan
Baca SelengkapnyaPara ahli meyakini koin-koin tersebut diimpor dari Praha.
Baca SelengkapnyaHarta karun berupa ribuan keping koin ini memiliki berat total 15 kilogram.
Baca SelengkapnyaKejagung menilai akan lebih mudah jika pada akhirnya Zarof akan 'bernyanyi' terkait temuan uang tersebut.
Baca SelengkapnyaKoin-koin itu diduga dulunya milik seorang petani kaya di daerah tersebut.
Baca SelengkapnyaHarta karun ini ditemukan menggunakan detektor metal di ladang kecil.
Baca SelengkapnyaCerita penemuan harta karun bermula ketika keenam buruh sedang menggali tanah sawah untuk dijual sebagai tanah urug.
Baca SelengkapnyaKepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Harli Siregar mengatakan, puluhan saksi diperiksa itu belum termasuk keluarga Zarof Ricar.
Baca SelengkapnyaPria tak dikenal itu terlihat menggali potongan-potongan harta karun berpotensi bernilai jutaan dari tanah.
Baca SelengkapnyaDalam sebuah proyek konstruksi warga yang hendak memasang pipa menemukan pelat logam kecil yang ternyata harta karun koin abad ke-14.
Baca Selengkapnya