Komarudin Hidayat: Jangan Ada Lagi Label NKRI Bersyariah
Merdeka.com - Cendekiawan Muslim Komarudin Hidayat mengkritisi munculnya rekomendasi Ijtima Ulama IV soal NKRI bersyariah. Dia meminta agar wacana seperti itu tidak dimunculkan.
"Jadi kita harus kembali ke substansi. Jangan ada lagi label-label itu (bersyariah) deh. Label itu hanya emosi saja. Itu (wacana NKRI bersyariah) pepesan kosong saja," kata Komarudin dalam keterangannya, Selasa (20/8).
Komarudin mengatakan tanpa label bersyariah pun sejatinya bangsa Indonesia telah melaksanakan hal tersebut. Dia mencontohkan, agama senang dengan kebersihan sehingga ada menteri kesehatan yang mana menunjukkan kesehatan itu berawal dari kebersihan.
-
Siapa yang mengkritik pernyataan Kartika Putri? Pernyataan kontroversialnya tentang mengaji menyebabkan dia menjadi sasaran cibiran netizen.
-
Apa yang diusulkan Cak Imin terkait IKN? Cak Imin mengusulkan membangun 40 kota lain untuk ditingkatkan levelnya agar menyamai Jakarta.
-
Apa yang diminta Komnas HAM dari Polda Jabar? 'Sebagai salah satu upaya dalam memastikan penegakan hukum atas kasus tersebut, Komnas HAM kembali meminta keterangan Polda Jawa Barat,' kata Uli dalam keteranganya, Selasa (21/5).
-
Apa yang digali Komnas HAM? Usman ditanya seputar peran Pollycarpus dan peran orang lain di tempat kejadian perkara kematian Munir. Komnas HAM juga bertanya sosok yang terlibat dalam perencanaan pembunuhan Munir.
-
Apa pernyataan kontroversial Kartika Putri? Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, Kartika Putri menjadi viral karena mengusulkan ide adanya adu mengaji antara calon presiden (capres).
-
Siapa yang mengkritik Kartika Putri? Kartika dan Habib Usman langsung mendapat kritik pedas dari netizen yang menyatakan mereka terlalu banyak mengeluarkan komentar tidak pantas saat sedang beribadah.
"Substansi agama itu sebenarnya di negeri ini sudah dilaksanakan, misalnya agama mengajarkan anti-korupsi yang mana saat ini ada KPK. Lalu agama anti-kebodohan ada pendidikan. Jadi sebenarnya tanpa label itu pun sudah dilaksanakan," tuturnya.
Menurutnya, agama itu sebenarnya bagian dari perilaku budaya dan politik. Dengan demikian masyarakat harus menyadari bahwa agama merupakan suatu komunitas dan menjadi suatu yang realitas di Indonesia.
"Karena agama itu pada akhirnya adalah apa yang ditafsirkan, dihayati dan dilaksanakan oleh manusia atau umatnya," ujar Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) ini. (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BPIP Yudian Wahyudi Kembali menjadi sorotan publik usai membuat aturan bagi Paskibraka putri yang beragama Islam melepas jilbab saat pengukuhan di IKN.
Baca SelengkapnyaHaedar menyampaikan, meskipun sudah dibolehkan memakai jilbab bagi anggota Paskibraka, pihaknya menyayangkan keputusan melepas jilbab sebelumnya.
Baca SelengkapnyaAgama harus mejadi perekat, maka tempat ibadah bukan menjadi tempat pemecah belah.
Baca SelengkapnyaIndonesia harus kuat dari berbagai upaya destabilisasi gencar dilakukan khususnya dari kelompok dan jaringan teror.
Baca SelengkapnyaHNW menjelaskan, rencana tersebut tidak sesuai dengan filosofi sejarah KUA di Indonesia.
Baca SelengkapnyaUntuk mengatasi permasalahan di negara ini bukan sebuah sistem baru, tapi persatuan dan kesatuan.
Baca SelengkapnyaNurul Arifin mengeluhkan terkait polemik salam lintas agama yang belakangan diharamkan Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Baca SelengkapnyaArief mengingatka Indonesia memiliki ideologi Pancasila sehingga perkawinan sesama jenis tidak boleh dibairkan.
Baca SelengkapnyaMahfud MD mengatakan, etika yang rapuh sejak era Orde Baru telah melahirkan praktik KKN.
Baca SelengkapnyaKetum MUI Kiai Haji Anwar Iskandar meminta calon Presiden dan Wakil Presiden hingga pimpinan partai politik hati-hati dalam bercanda soal agama.
Baca SelengkapnyaPerdebatan tentang urgensi mendirikan negara Islam sudah selesai ketika pendiri bangsa sepakat dengan format Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, Indonesia haruslah menjunjung tinggi keberagaman
Baca Selengkapnya