Kombes Krishna: Aziz bukan daeng, daeng kan gelar
Merdeka.com - Rencana penggusuran kawasan Kalijodo, ternyata mengusik Abdul Aziz, sosok yang disegani warga di sana. Aziz bersama warga mengadu ke Komnas HAM dan DPRD DKI.
Di kalangan warga Kalijodo, Aziz biasa disapa dengan nama daeng di depannya. Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti mengatakan nama itu hanya tambahan saja.
"Aziz mengaku tokoh, dia bukan daeng, Aziz namanya. Daeng kan gelar, dia mengaku daeng? Bukan daeng," kata Krishna di kantornya, Selasa (16/4).
-
Apa yang dulu dikenal sebagai 'kampung preman'? Kampung Badran merupakan salah satu kampung padat penduduk di pusat kota Yogyakarta. Dulu kampung itu dikenal sebagai 'kampung preman'.
-
Apa yang dilakukan preman tersebut? Saat mengemudi, dia dikejutkan lantaran sang preman mengaku terserempet. Seketika, ada adu mulut terjadi. Bahkan, sang preman mengaku memiliki KTA Polri.
-
Siapa yang berhadapan dengan preman? Seorang wanita berhadapan dengan aksi preman di kawasan Palmerah, Jakarta Barat.
-
Apa nama pedukuhan Probolinggo zaman Majapahit? Seiring berjalannya waktu, daerah yang merupakan kawasan perbatasan dua kerajaan besar ini berkembang pesat. Sejarah Pada zaman Pemerintahan Prabu Radjasanagara (Sri Nata Hayam Wuruk), raja Majapahit yang ke IV (1350-1389), Probolinggo dikenal dengan nama Banger.
-
Dimana kejadian penjarahan terjadi? Dalam tayangan yang beredar, warga berbondong-bondong mendatangi lokasi kecelakaan dengan membawa kresek dan karung untuk membawa pulang susu kaleng yang berserakan di jalan raya.
-
Kenapa Kampung Badran disebut 'kampung preman'? Dulu orang-orang Kampung Badran banyak yang tidak punya pekerjaan tapi akrab dengan kekerasan. Kebanyakan dari mereka merupakan pendatang yang datang dari desa lain.'Kalau waktu itu maling dari daerah lain pada kumpul di Badran. Maling dari Surabaya larinya ke Badran,' kaa Sutrisno dikutip dari kanal YouTube Paradoks.
Krishna pada 2001-2004 pernah menjabat sebagai Kapolsek Penjaringan. Dia hafal seluk beluk di Kalijodo. Bahkan saat terjadi keributan antar dua kubu Krishna sempat ditodong senjata api oleh Aziz.
"Ditodong iya, kalau saya 8 orang di situ ada 300 orang bawa tombak, saya rebut-rebutan, konyol kan. Saya pendekatan psikologis saat itu, besoknya baru kita tangkap dengan kekuatan besar," jelasnya.
Menurut Krishna, zaman dulu ada 2.000 preman cari makan di Kalijodo. "Habis dihantam Kalijodo, ada tiga bandar, satu hilang. Aziz tinggal buka toko saja," ungkapnya.
Bagi Krishna untuk meratakan Kalijodo yang dibutuhkan adalah konsistensi. "Kita mau gusur, next-nya apa, habisin, ratakan bikin taman, butuh waktu tuh, konsistensi," tuturnya.
Kalau sekarang Kalijodo kembali mencuat, Krishna melihat kondisinya sudah jauh lebih baik. Meskipun diakui prostitusi di sana masih merajalela. "Sekarang sebenarnya jauh lebih baik," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengenal suku Kalang di Yogyakarta yang berjasa bagi NKRI.
Baca SelengkapnyaPacarpeluk merupakan desa dengan potensi pertanian yang menjanjikan.
Baca SelengkapnyaKini Kampung Krese tampil lebih bersih dan bebas dari banjir.
Baca Selengkapnya