Komisi I DPR Minta TNI Dukung Tenaga Medis di Luar Jawa
Merdeka.com - Anggota Komisi I asal fraksi Gerindra Yan Parmenas Mandenas meminta Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto untuk memberikan perhatian kepada kondisi minimnya tenaga medis di luar Jawa. Dia mengharapkan TNI bisa membantu ketersediaan tenaga medis di daerah-daerah tersebut.
"Kami berharap Panglima di beberapa rumah sakit di wilayah di luar pulau Jawa ini karena keterbatasan dokter dan lain-lain. Sehingga mohon TNI juga bisa mem-backup dari segi ketersediaan tenaga medis dan dokter. Contohnya di Papua ada beberapa dokter yang diperbantukan di RS Tentara di Papua itu terpaksa harus ditarik masuk ke RSPAD," katanya dalam rapat bersama Panglima TNI, Rabu (15/4).
Dia pun mendorong TNI ini untuk memprioritaskan rekrutmen anggota TNI yang bakal menjadi tenaga medis. Ini belajar dari fakta masih kurangnya tenaga medis ketika Covid-19 merebak.
-
Siapa yang diincar TNI? Satu sosok yang diincar para prajurit TNI itu adalah Kapolres Tuban, AKBP Suryono.
-
Apa yang dilakukan TNI? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
-
Apa tugas dari Panglima TNI? Dengan mempertimbangkan banyak aspek dan kepentingan nasional.
-
Siapa yang memimpin misi TNI? Mereka harus menyelundupkan senjata untuk membantu Bangsa Aljazair yang berjuang demi kemerdekaannya.
-
Mengapa Akademi Militer Magelang penting bagi TNI? Di sinilah para pemimpin Angkatan darat memulai karirnya.
-
Siapa yang menjadi Panglima TNI? Saat Indonesia merdeka, Surono dan kawan-kawannya bergabung dengan Barisan Keamanan Raktay (BKR) di Banyumas. Di sinilah Surono selalu mendampingi Soedirman yang kelak menjadi Panglima TNI.
"Memang dengan keterbatasan dokter hari ini, harapan kami, ke depannya Panglima bisa memberikan prioritas bagi proses rekrutmen bagi tenaga dokter maupun tenaga medis," ujarnya.
"Ini kita (TNI) tidak saja peran pertempuran fisik, tapi peran biologis pun sedang kita hadapi sehingga ke depan mungkin rekrutmen tenaga dokter dan perawat menjadi prioritas di internal TNI sehingga membantu memperkuat tugas-tugas pemerintah," imbuh Parmenas.
Menanggapi hal tersebut, Hadi menyampaikan, sejauh ini pihaknya telah berupaya mendukung ketersediaan tenaga medis. Dokter-dokter baik spesialis maupun dokter umum sudah dikerahkan untuk mendukung penanganan Covid-19.
"TNI memiliki tenaga medis dari 3 angkatan itu, dokter spesialis sebanyak 988 orang memang tersebar di 109 RS, dan sebagian ditugaskan di wisma atlet, kemudian RS Pulau Galang, dan ada dokter yang kami tugaskan di wilayah perbatasan, termasuk wilayah pintu masuk TNI dari malaysia," jelasnya.
Sebagai contoh, dia menyebut wilayah perbatasan Tanjung Balai Karimun. Di situ tenaga medis terpantau amat kurang. Karena itulah, TNI menempatkan dokternya untuk mendukung kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).
"Contohnya di Batam, Tanjung Balai Karimun, karena tenaga KKP, kantor kesehatan pelabuhan yang ada di wilayah-wilayah perbatasan sangat kekurangan, sehingga sebagian kita tugaskan di sana. Tapi yang ditugaskan bukan dokter spesialis, jadi masih dokter umum yang disebar ke tempat tersebut," terangnya.
Selain mengerahkan tenaga medis, TNI juga mengerahkan pasukan untuk melakukan kerja-kerja non-medis. Misalnya pelayanan di dapur umum di sejumlah titik yang menjadi pusat pelayanan Covid-19.
"Kemudian kita juga menggerakkan dalam kegiatan ini, tenaga non medis, yang hampir setiap malam mereka juga tidak tidur. Sama seperti tenaga medis. Contohnya, para prajurit yang memberikan pelayanan di dapur umum, baik di RS Atlet, RS pulau Galang dan termasuk tempat lain yang memang terkonsentrasi pasukan TNI dalam rangka pengamanan Covid-19," tutup Hadi.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
RSUD Tamiang Layang harus memiliki dokter sepesialis untuk penyakit-penyakit kritikal.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kasus penyakit katastropik mengalami peningkatan sebanyak 23,3 juta kasus di 2022.
Baca SelengkapnyaRencana Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendatangkan dokter asing menuai polemik. Ada yang mendukung, ada pula yang menolak karena berbagai alasan.
Baca SelengkapnyaKekurangan dokter dirasakan di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Gunungkidul. Lantas berapa jumlah dokter yang dibutuhkan di sana?
Baca SelengkapnyaIndonesia masih kekurangan 120 ribu dokter umum sesuai rasio ideal yang diharapkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
Baca Selengkapnya6.333 Puskesmas yang belum memiliki jumlah tenaga kesehatan yang sesuai standar.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi meminta jajaran anggota kabinet memastikan harga alkes dan obat-obatan.
Baca SelengkapnyaPermasalahan gaji menjadi isu yang beberapa kali disuarakan para tenaga kesehatan.
Baca SelengkapnyaSelain mengisi kekosongan dokter di daerah terpencil, lanjut Azhar, mendatangkan dokter asing bertujuan mentransfer ilmu ke dokter lokal.
Baca SelengkapnyaJokowi tak mau peralatan kesehatan yang sudah ada tak digunakan karena tak ada dokter spesialis.
Baca SelengkapnyaIDI mengungkapkan tidak seimbangnya rasio dokter umum dan spesialis di Indonesia sangat berdampak terhadap kualitas kesehatan di setiap daerah.
Baca SelengkapnyaMenkes menyebut idealnya per 1.000 penduduk di Indonesia ada satu dokter yang menangani
Baca Selengkapnya