Komisi I ikut soroti goyang oplosan 'Yuk Keep Smile' TransTV
Merdeka.com - Fenomena goyang oplosan di program Yuk Keep Smile Trans TV mendadak jadi heboh di masyarakat. Tak hanya digemari orang dewasa, tayangan ini juga mampu menghipnotis anak-anak.
Kalangan orang tua termasuk, KPAI dan pemerhati anak Seto Mulyadi juga resah dengan tren goyang oplosan yang banyak diikuti bocah-bocah kecil. Mereka menilai goyangan itu tidak mendidik dan berdampak buruk bagi perkembangan anak Indonesia.
Ketua Komisi I DPR (membidangi penyiaran), Mahfudz Siddiq, juga angkat bicara soal fenomena ini. Menurut dia, kehadiran tayangan seperti itu bukti lembaga penyiaran saat ini belum punya standar pembuatan program yang berdasarkan kebudayaan Tanah Air.
-
Apa dampak negatif TV untuk interaksi anak? Televisi adalah salah satu jenis media komunikasi searah, sehingga tidak terjadi komunikasi secara aktif. Oleh karena itu, menonton televisi terlalu sering dapat menyebabkan anak kekurangan keterampilan dalam hal interaksi sosial dengan lingkungannya serta kemampuannya dalam berbahasa.
-
Bagaimana cara mengurangi dampak negatif TV? Membatasi Waktu Menonton:Tentukan batasan waktu menonton televisi. Anak-anak sebaiknya tidak menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar. Pastikan waktu menonton tidak mengganggu aktivitas produktif seperti belajar, bermain, dan berolahraga.
-
Gimana cara suara TV ngaruhin emosi? Sistem limbik otak, yang mengatur emosi, dapat dipengaruhi oleh rangsangan auditori, suara yang menyenangkan dapat membantu mengatur suasana hati dengan mengurangi kadar kortisol dan meningkatkan serotonin.
-
Apa yang bikin penonton klepek-klepek? Bikin Penonton Klepek-Klepek Ibnu jadi pusat perhatian dan bikin penonton klepek-klepek.
-
Siapa yang optimis tentang penonton televisi? Sutanto menunjukkan bahwa minat masyarakat Indonesia tetap tinggi untuk menonton televisi meskipun di era digital.Dia optimis bahwa peminat masyarakat di Indonesia akan tetap terus ada untuk menonton televisi'Televisi is still alive, tv is still be watch a view (Televisi tetap hidu, televisi masih berupa tontonan),' ucap Sutanto.
-
Mengapa penonton televisi di Indonesia tetap tertarik? 'Setelah dilakukan analisis switch off, setelah enam bulan berikutnya kita udah back to normal, hampir seratus persen dari populasi yang pada akhirnya menonton televisi kembali,' ujar Sutanto.
"Lembaga Penyiaran TV saat ini belum punya strategi kebudayaan sebagai acuan dalam pembuatan program, khususnya hiburan. Sehingga menjadi absurd nilai dan perilaku budaya apa yang mau dibangun untuk kepentingan nasional kita," ujar Mahfudz dalam pesan singkat, Senin (30/12).
Termasuk dalam program acara Yuk Keep Smile ini, dia menilai, kontra produktif dengan budaya bangsa. Padahal, kebudayaan sangat dibutuhkan bagi kemajuan bangsa.
"Sehingga program-program hiburan di TV cenderung kontra-produktif dengan karakter dan budaya bangsa yang positif dan kompetitif yang sangat dibutuhkan bangsa ini," imbuhnya.
Wasekjen PKS ini mengakui jika program hiburan di televisi saat ini didominasi perilaku yang tak mendidik. "Misalnya program hiburan didominasi perilaku santai, bullying, obrolan kering makna, dan lain-lain," tambah dia.
Melihat fenomena ini, dia pun meminta agar seluruh pemangku kepentingan di lembaga penyiaran harus duduk bersama membicarakan hal ini. Yang terpenting, lanjut dia, lembaga penyiaran harus berperan aktif dalam mengembangkan kebudayaan.
"Nampaknya semua stake-holder penyiaran perlu duduk bersama merumuskan dan menyepakati strategi kebudayaan Indonesia dan peran lembaga penyiaran," pungkasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Doli menilai tayangan azan yang memperlihatkan sosok Ganjar bisa diartikan sebagai kampanye.
Baca SelengkapnyaPerkembangan tekhnologi yang berkembang dengan pesat, melahirkan berbagai inovasi untuk masyarakat.
Baca SelengkapnyaMasyarakat dan Pemerintah diharapkan memiliki kewaspadaan yang tinggi terhadap gerakan kelompok terlarang.
Baca SelengkapnyaKPI mengimbau Lembaga Penyiaran tidak memihak salah satu capres.
Baca SelengkapnyaKetua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Ubaidillah mendukung penayangan siaran lagu Indonesia Raya tiap pagi di televisi.
Baca SelengkapnyaAnggota Dewan Pers Yadi Hendriana menyebut, ada perbedaan mendasar antara KPI dengan Dewan Pers
Baca SelengkapnyaIndosiar geram banyak pembuat konten 'mencatut' logo dan program untuk dibuat video parodi.
Baca SelengkapnyaPengetatan aturan rokok dalam RPP Kesehatan sebagai aturan turunan UU Kesehatan dinilai akan berdampak bagi masa depan industri kreatif nasional.
Baca SelengkapnyaSeharusnya, kata Jokowi, yang disajikan dalam tahun politik adalah pertarungan gagasan.
Baca SelengkapnyaKartika Putri kini tengah menjadi sorotan. Hal itu lantaran celotehannya yang mengaku ingin mendengar para calon presiden Indonesia mengaji.
Baca Selengkapnya