Komisi I Minta Kominfo Tanggung Jawab Soal Kebocoran Data
Merdeka.com - Belakangan ini ramai terjadi dugaan kebocoran data milik masyarakat. Mulai dari BPJS Kesehatan dan teranyar kabar mengenai disusupinya sistem 10 kementerian/lembaga oleh peretas atau hacker China, Mustang Panda.
Anggota Komisi I Syaifullah Tamliha meminta sejumlah pihak benar-benar bertanggungjawab dengan kebocoran data tersebut. Termasuk salah satunya adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika.
"Itu semestinya (Kominfo tanggung jawab), cuma memang perlu undang-undang yang lebih kuat, UU ITE enggak kuat," kata Syaifullah Tamliha kepada wartawan, Selasa (15/9).
-
Siapa yang tangani isu hoaks di Kominfo? Tim AIS Kementerian Kominfo menemukan sebanyak 2.357 isu hoaks dalam kategori kesehatan.
-
Siapa yang minta KPK usut kebocoran OTT? Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku kesulitan dalam mengungkap terduga pelaku yang membocorkan informasi mengenai dugaan kasus korupsi. Hal itu disampaikan Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata.
-
Siapa yang meminta polisi transparan? Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni meminta kepolisian mengusut tuntas dugaan penganiayaan setelah ditemukannya mayat remaja laki-laki bernama Afif Maulana (AM) di bawah jembatan Kuranji, Kota Padang yang diduga dianiaya kepolisian.
-
Siapa yang melaporkan Pejabat Kemenhub? Laporan tersebut teregistrasi LP/B/2642/V/2024/SPKT/Polda Metro Jaya. AK dilaporkan dengan UU nomor 1 tahun 1946 tentang KUHP sebagaimana dimaksud dalam pasal 156 a KUHP.
-
Siapa yang melaporkan dugaan korupsi? Aktivis koalisi masyarakat sipil dari Reformasi Kepolisian melaporkan dugaan adanya korupsi pada institusi Polri.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas verifikasi data KJMU di Jakarta? 'Temuan sementara berdasarkan pemadanan data kami sebanyak 624 orang perlu dicek kembali. Kami berupaya menyediakan basis data kependudukan yang akurat agar program-program Pemprov DKI Jakarta juga bisa tepat sasaran,' kata Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil DKI Jakarta Budi Awaluddin dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (13/3).
Pertanggungjawaban Kominfo itu, kata dia, juga harus disertai dengan undang-undang yang tegas dan pasti. Dia mengatakan sepanjang RUU Pelindungan Data Pribadi belum disahkan, ada celah kebocoran data itu. Namun, kata dia, DPR dan pemerintah tidak ada titik temu.
"Baiknya Presiden terbitkan Perppu pengamanan data. Presiden kan punya kewenangan, nanti tinggal disetujui dan tidak, DPR dan pemerintah mentok," tuturnya.
Sementara itu, Anggota Komisi I DPR Sukamta juga meminta keseriusan melindungi data dan situs strategis milik pemerintah. BSSN dan Kominfo diminta melindungi dunia siber Indonesia.
"Bobolnya data kementerian dan lembaga harus menjadi perhatian serius oleh pemerintah khususnya BSSN dan Kominfo untuk menjaga dan melindungi dunia siber kita," kata Sukamta.
Sukamta menyatakan dirinya sejak lama khawatir soal kebocoran data, apalagi data dunia bisnis dan kesehatan telah bocor, bukan berarti bidang politik tidak ada kebocoran. "Ini hanya soal waktu saja, kapan akan terungkap kebocoran datanya" ujarnya.
Dia meyakini bahwa serangan peretas di bidang politik lebih kuat daripada ekonomi, kesehatan dan sosial. Menurutnya harus dilakukan evaluasi, kemudian pembenahan tata kelola data dan dunia siber di Indonesia secara menyeluruh.
"Pengamanan situs dan data di Indonesia harus diseriusi oleh pemerintah. Kasus pembobolan jutaan data telah berulang kali terjadi," ucap dia menegaskan.
Selain itu, menurutnya, serangan secara massif di berbagai negara yang menjalin kerja sama ekonomi seperti Indonesia saat ini penting untuk diperhatikan.
"Indonesia bekerja sama dengan China di bidang ekonomi, namun menjadi aneh ketika data-data strategis di kementerian dan lembaga disasar oleh peretas China. Apakah ini murni peretasan untuk tujuan prestise dan ekonomis bagi nama kelompok peretas ataukah peretasan ini terjadi secara terstruktur dengan tujuan selain ekonomi," tutur Sukamta.
The Record berdasarkan laporan dari Insikt Group, divisi riset ancaman siber milik Recorded Future menyatakan bahwa grup Hacker Mustang Panda adalah kelompok peretas dengan aksi spionase siber di Asia Tenggara. Insikt menemukan bahwa pada bulan April 2021, ada malware PlugX dari Mustang Panda di dalam jaringan pemerintah Indonesia.
Sukamnta menegaskan spionase oleh Mustang Panda itu kemungkinan juga bukan satu-satunya upaya pembobolan data-data strategis, bisa jadi ada yang lain, namun belum terungkap. Maka tugas BSSN ialah menangkal dan mengungkap setiap spionase data strategis Indonesia agar kasus-kasus pembobolan data bisa tuntas.
"Bila ditemukan ini spionase yang direncanakan, Pemerintah Indonesia perlu melakukan protes kepada Pemerintah China," kata Sukamta menegaskan.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meutya Hafid menegaskan kebocoran data tanpa back up adalah sebuah kebodohan.
Baca SelengkapnyaKomisi I DPR melakukan rapat kerja bersama Kominfo dan Badan Siber dan Sandi atau BSSN, Kamis (27/6).
Baca SelengkapnyaSebanyak 204 juta data pemilih KPU diduga bocor. Diperjualbelikan di darkweb seharga Rp 1 miliar lebih.
Baca SelengkapnyaPimpinan Rapat Komisi I, Meutya Hafid emosi karena Telkom mengumumkan data yang diretas tidak bisa diselamatkan
Baca SelengkapnyaMeutya menegaskan telah memiliki komitmen bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo akan terbuka dalam penanganan kasus tersebut.
Baca SelengkapnyaDalam rapat tersebut, DPR merasa tidak ada kekompakkan antara Menkominfo dan BSSN.
Baca SelengkapnyaDalam rapat tersebut sempat terjadi debat panas antara anggota komisi I DPR dengan BSSN.
Baca SelengkapnyaBudi Arie pun menjamin, jika sistem informasi elektronik selama pesta demokrasi ini tetap aman dan terjamin.
Baca SelengkapnyaDPR geram dengan kabar dugaan kebocoran data 204 juta pemilih oleh KPU.
Baca SelengkapnyaMenurut Abraham, bahwa Menkominfo era dulu tak menghapus situs judi online. Justru menghapus situs wordpress
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin mengaku tidak kaget dengan penangkapan pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital terlibat kasus judi online
Baca SelengkapnyaDalam catatan TB Hasanuddin, di kurun waktu lima tahun ini selalu mendapat laporan adanya serangan cyber.
Baca Selengkapnya