Komisi III DPR bisa minta PPATK telusuri rekam jejak Komjen Budi
Merdeka.com - Anggota DPR Komisi III dari fraksi Gerindra Martin Hutabarat mengatakan, cara Jokowi dalam mencalonkan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri tidak santun. Harusnya Jokowi memberitahu Jenderal Sutarman terlebih dahulu sebelum melakukan pergantian.
"Jokowi ini mengajukan calon Kapolri tetapi cara penyampaiannya kita nilai tidak sesuai ilmu kesantunan. Sebaiknya dia memberitahukan dulu kepada Kapolri bahwa dirinya akan diberhentikan, karena dia masih ada 9 bulan lagi sebelum memasuki masa pensiun. Bahkan Sutarman pun terkesan tidak tahu mengenai hal tersebut. Ini cara yang tidak bijak dan tidak sesuai etika kesantunan," kata Martin saat ditemui di DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (12/1).
Martin juga menyayangkan sikap Jokowi yang menurutnya tidak konsisten dalam menerapkan sistem perekrutan jabatan di kabinetnya, karena tidak menyertakan pihak-pihak terkait untuk memverifikasi calon Kapolri tersebut.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Siapa yang disebut Jokowi sebagai sosok yang keliru? “Karena ia percaya sumber daya planet bumi terbatas. Akan tetapi, ternyata Thanos keliru.“
-
Mengapa Jokowi digugat? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Apa yang dibilang Jokowi soal kampanye? 'presiden boleh berkampanye.''
-
Siapa yang usulkan Jokowi jadi pemimpin? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
Dirinya juga mengatakan bahwa nantinya, Komisi III bisa saja melakukan verifikasi ulang guna memastikan kelayakan Komjen Budi Gunawan, sebagai calon Kapolri pilihan Jokowi.
"Jokowi seharusnya jangan tidak memperhatikan etika kesantunan, dan konsistensi juga harusnya dilibatkan. Kalau penyusunan menteri melibatkan KPK dan PPATK, harusnya kali ini juga demikian. Tapi kita mendukung Jokowi jika hanya mengajukan 1 calon. Karena ini memperkuat sistem presidensial, dan komisi III akan melanjutkan. Jadi kelihatannya akan mulus," kata Martin.
"Soal Komisi III akan meminta pendapat KPK dan PPATK, itu bisa saja dilakukan. DPR pun bisa mengundang masyarakat untuk mendapatkan masukan mengenai calon Kapolri ini, kemudian bisa memutuskan untuk setuju atau tidak setuju," tambahnya. (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi mengingatkan tidak semua data keamanan negara bisa dibuka sembarangan.
Baca SelengkapnyaKunto menerangkan, dengan menunjuk relawannya, Jokowi juga tidak harus konsultasi dengan pimpinan parpol jika ingin mengambil kebijakan di Kominfo.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi buka suara dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan tindak nepotisme.
Baca SelengkapnyaPrabowo-Gibran bertekad melanjutkan apa yang sudah dikerjakan oleh Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaButet dinilai menghina Presiden Jokowi saat membacakan pantun di kampanye Ganjar Pranowo.
Baca SelengkapnyaMoeldoko mengingatkan tidak usah berlebihan. Dia menyebut data yang dikantongi Jokowi bersumber dari hasil survei.
Baca SelengkapnyaDirektur TKN Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko, menanggapi pernyataan Hasto, yang menyebut Prabowo tidak bisa seperti Jokowi
Baca SelengkapnyaJokowi nilai debat capres ketiga justru serang pribadi tak bahas substansi
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyoroti lokasi saat Presiden Jokowi menyatakan Presiden boleh kampanye dan memihak.
Baca SelengkapnyaKepala Basarnas Marsekal Madya Henri Alfandi diduga terima suap Rp88,3 miliar.
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan tak mengintervensi seleksi calon pimpinan (capim) KPK.
Baca SelengkapnyaMenurut Faisal, apa yang disampaikan oleh Agus Rahardjo tidak disertai dengan bukti-bukti otentik dan berdasarkan fakta-fakta hukum.
Baca Selengkapnya