Komisi III DPR kritik Kepala BNN, sebut penangkapan Fidelis zalim
Merdeka.com - Komisi III melakukan rapat kerja pengawasan terhadap kinerja Badan Narkotika Nasional (BNN). Anggota Komisi III Fraksi Partai Demokrat, Erma Suryani Ranik, mengkritik penangkapan Fidelis Ari, PNS asal Kabupaten Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.
Fidelis ditangkap karena kedapatan menanam ganja sebagai obat untuk istrinya Riawati (39), menderita penyakit sumsum tulang belakang atau dikenal Syringomyelia.
Erma membawa bukti postingan foto Fidelis melalui akun Facebook pribadinya. Dalam postingan itu, Fidelis terlihat tengah berada di kantor BNN Kabupaten Sanggau untuk berkonsultasi soal aturan penanaman tanaman ganja digunakannya sebagai obat pada 14 Februari lalu. Namun, BNN meresponnya dengan menangkap Fidelis.
-
Siapa yang mengomentari penangkapan caleg narkoba? Mengomentari hal ini, Sahroni menyebut bahwa penangkapan itu membuktikan jika kepolisian tidak tebang pilih dalam memberantas pelaku peredaran narkoba.
-
Apa tindakan Bareskrim Polri terhadap caleg narkoba? Bareskrim Polri menangkap calon anggota legislatif (Caleg) Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tamiang berinisial S, terkait perkara tindak pidana narkoba.
-
Siapa yang ditangkap terkait narkoba? Sosok suami Irish Bella kembali tertangkap dalam kasus narkoba, menunjukkan situasi yang mengkhawatirkan.
-
Siapa yang ditangkap karena kasus narkoba? Penangkapan Ammar Zoni ini ternyata tak membuat Irish Bella ambil pusing, ia bahkan tetap sibuk syuting.
-
Siapa yang ditangkap polisi terkait kasus narkoba? 'Satu lagi Yogi Gamblez, bukan yang main di Preman Pensiun, tapi Serigala Terakhir. Yang berperan sebagai AKP Jaka. Dari kedua orang ini, dari salah satunya kami menemukan barbuk narkotika jenis ganja dan dua-duanya setelah kami lakukan cek urine awal positif narkoba menggunakan ganja, untuk kedua orang tersebut sampai sekarang kami sedang melakukan pendalaman perannya sebagai apa,' kata Panjiyoga kepada wartawan di Polres Metro Jakarta Barata, Jumat (10/5) malam.
-
Siapa yang diperiksa oleh KPK? Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Edward Omar Sharif Hiariej alias Eddy Hiariej rampung menjalani pemeriksaan penyidik KPK, Senin (4/12).
"Saya mengkritik anak buah bapak, ada foto anak buah bapak BNN Kabupaten Sanggau, Fidelis sedang berkonsultasi dengan anak buah bapak mengobati istrinya. Dia hanya posting foto, 14 Februari 2017. Kemudian tanggal 19 Februari BNN Sanggau, bawa wartawan menggerebek," kata Erma di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (11/4).
Padahal, Erma mendapat informasi hasil tes urin menunjukkan Fidelis negatif menggunakan narkotika. Artinya, kata dia, ganja ditanam di halaman rumah Fidelis benar-benar digunakan sebagai obat untuk penyakit istrinya. Dia meminta Budi mengevaluasi proses penangkapan dilakukan Kepala BNN Provinsi Kabupaten Sanggau.
"Padahal bapak dua anak yang istrinya sudah meninggal ini konsultasi, dia sudah tes, negatif gunakan narkoba," tegasnya.
Politisi Demokrat ini menduga, Kepala BNN Kabupaten Sanggau hanya mencari muka agar dinilai berprestasi dengan menangkap Fidelis. Apalagi, dalam konferensi persnya, BNN menyebut 'telah berhasil menangkap' Fidelis. Dia heran, tidak mungkin Fidelis menggunakan atau menjual ganja jika dia berani berkonsultasi ke BNN.
"Saya berharap ini tidak terjadi, mari memberantas narkoba sesuai dengan porsinya. Mana ada orang lagi usaha, konsultasi ke BNN, ditangkap dengan hal berita seorang PNS ditangkap tanam 11 pohon ganja. Bapak harus tahu kinerja anak buah Bapak," tandas Erma.
Kritik tersebut diklaimnya bukan sebagai dukungan atas legalisasi ganja di Indonesia. Hanya saja, Erma merasa cara BNN menangkap Fidelis tidak sesuai prosedur. "Saya tidak dukung legalisasi penggunaan ganja, tapi cara yang digunakan BNN sanggau ini zalim," ujarnya.
Menanggapi kritikan Erma, Budi mengakui kasus Fidelis masih didalami. Budi membantah kedatangan Fidelis untuk berkonsultasi terkait penanaman ganja demi menyembuhkan istrinya. BNN Kabupaten Sanggau melakukan tes urine kepada Fidelis. Hasilnya, bapak dua anak itu justru positif menggunakan narkotika.
"Menurut anggota kedatangan dia enggak menyampaikan itu, tidak berkaitan dengan masalah itu tapi ditelusuri anggota ternyata dia menggunakan narkotika," ungkapnya.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan Nila Moeloek soal penggunaan ekstrak ganja dalam untuk penyembuhan. Menkes menyatakan belum ada hasil riset menunjukkan ekstrak ganja bisa digunakan untuk keperluan medis.
"Dan kita sudah koordinasi dengan Menkes apakah ganja ini memang bisa untuk penyembuhan, katanya secara medis belum ada," klaim Budi.
Karena tidak percaya dengan kesaksian Fidelis, mantan Kabareskrim menugaskan Inspektorat Utama BNN Kabupaten Sanggau mendalami masalah tersebut. Akan tetapi, Budi menambahkan, BNN bisa mempertimbangkan unsur kemanusiaan untuk membebaskan Fidelis.
"Kalau memang seperti itu ya kita enggak bisa membiarkan, karena kalau ini jadi persoalan kemanusiaan ya jadi pertimbangan juga. Saya pikir tidak hanya medis tapi juga undang-undang belum ada yang membolehkan," ungkapnya.
Jawaban Budi kembali ditanggapi Erma. Erma menghormati proses hukum yang dilakukan BNN dan Polri atas Fidelis. Hanya saja, dia meminta Budi mengevaluasi prosedur penangkapan Fidelis dengan mempertimbangkan bukti postingan Facebooknya.
"Tapi saya tetap hormati proses hukum. Saya minta bapak tegas mengevaluasi kinerja jajarannya di BNN karena katanya konsultasi bukan ke kepala BNN sana, mungkin informasi yang disampaikan dari yang menerima konsultasi tak semuanya diterima kepala BNN sama," sambungnya.
Budi khawatir, pengakuan Fidelis menanam ganja demi keperluan penyembuhan penyakit istrinya itu dijadikan alasan dan celah bagi LSM untuk melegalkan narkotika golongan I tersebut. Upaya LSM-LSM untuk melegalkan ganja dinilai cukup masif. Dia menyebut banyak LSM yang mendesak BNN melegalkan ganja melalui aksi-aksi demonstrasi.
"Permasalahan ganja untuk kesehatan ini, ada Lingkar Ganja Nasional (LGN), LSM yang selalu mendemo saya berusaha untuk ganja dilegalkan di Indonesia. Di kala kami pertemuan di Amerika, mereka hadir mendemo BNN, melegalkan ganja termasuk melarang hukuman mati," tukasnya.
"Inilah yang menimbulkan pertanyaan kami. Mereka selalu cari kesempatan. Saya yakin mereka didanai negara lain untuk melegalkan ganja di indonesia supaya ada percepatan legal ganja dan narkoba di indonesia," terangnya. (mdk/ang)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kapolda Nusa Tenggara Timur (NTT) Irjen Daniel Tahi Mohang Silitonga rapat dengan Komisi III membahas kasus Ipda Rudy Soik buntut pembongkaran mafia BBM
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi III DPR RI Benny Kabur Harman (BKH) menyatakan siap membantu secara penuh Ipda Rudy Soik.
Baca SelengkapnyaKetua Komisi III DPR berduka karena penegak hukum justru menjadi tersangka kasus hukum.
Baca SelengkapnyaRDP dengan Polda NTT berkaitan dengan kasus pemecatan Ipda Rudy Soik
Baca SelengkapnyaKetua KPK Firli Bahuri ditetapkan sebagai tersangka dugaan pemerasan mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaKeduanya diminta klarifikasi terkait kasus menonjol yang terjadi di wilayah hukum Sulteng dan NTT sehingga menyedot perhatian publik.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi III DPR Fraksi PKS Adang Daradjatun menyoroti tajam dua kasus besar di Polda Sulteng dan Polda NTT
Baca SelengkapnyaRomo C Paschalis Pr menjelaskan kronologi penanganan penyelidikan penimbunan BBM bersubsidi di Kupang, yang berujung pemecatan Ipda Rudy Soik
Baca SelengkapnyaKasus Firli yang menjadi perhatian masyarakat membuat Polda Metro Jaya harus segera mengambil tindakan.
Baca SelengkapnyaMabes Polri menjawab desakan tiga mantan pimpinan KPK yang meminta Firli Bahuri ditahan
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi III DPR dari NTT, Stevano Rizki Adranacus menyatakan siap mengawal kasus tersebut hingga tuntas.
Baca SelengkapnyaBenny menduga Kapolda NTT tengah dikerjai anak buahnya pada kasus Rudy Soik
Baca Selengkapnya