Komnas Anak: Sepanjang 2014, 89 anak tewas karena bunuh diri
Merdeka.com - Kasus bunuh diri yang dilakukan oleh anak-anak ternyata menjadi momok menakutkan di Indonesia, karena jumlahnya terus meningkat. Data dari Komnas Anak pada tahun 2014 terdapat 89 kasus bunuh diri anak-anak. Hal tersebut diungkapkan Ketua Komnas Anak Arist Merdeka Sirait
"Sembilan anak itu di usia rentan lima sampai 10 tahun. Sementara 12 hingga 15 tahun ada 39 kasus. Lalu 15 tahun ada 27 kasus," ungkap Arist di Pendopo Gubernur lama, kota Serang.
Arist mengungkapkan dirinya sangat heran ada anak yang berusia lima tahun sudah berupaya melakukan bunuh diri. Kasus tersebut menjadi bukti kegagalan dalam keluarga.
-
Kenapa keluarga ini nekat bunuh diri? 'Kita membutuhkan pemeriksaan scientific, kita butuh pemeriksaan DNA, kita butuh pemeriksaan autopsi psikologi yang kemudian secara komprehensif baru nanti bisa kita simpulkan,' kata Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan dalam keterangannya dikutip Kamis (14/3).
-
Bagaimana cara keluarga itu dibunuh? Terdapat 15 kerangka perempuan, anak-anak, dan pemuda yang tewas akibat pukulan kuat di kepala. Semua mayat pada lokasi ini memiliki tanda bekas pukulan di tengkorak mereka, ini menunjukan pada masanya mayat-mayat tersebut dibunuh secara brutal.
-
Bagaimana keluarga di Malang melakukan bunuh diri? Dua orang korban meninggal dunia yakni ibu, Sulikhah (35) dan anak kedua ARE (13) diduga meminum racun obat nyamuk cair. Sementara Wahaf Efendi (38) memotong urat nadi tangan kiri dan meninggal dunia saat dalam upaya penanganan di rumah sakit.
-
Siapa yang mengungkap kekecewaan atas kegagalan anaknya lolos polisi? 'Saya Bhabinkamtibmas Desa Sanur Kauh, Denpasar, Bali sudah mengabdi 20 tahun di masyarakat. Pernyataan ini saya tujukan kepada Bapak Kapolri,' ungkapnya.
-
Di mana pembunuhan keluarga itu terjadi? Arkeolog menemukan situs pemakaman massal ini di Desa Koszyce, Polandia. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sampel DNA kerangka tersebut mengungkap sebuah keluarga besar tewas secara brutal di lokasi ini.
-
Bagaimana anak menerima keadaan keluarga yang hancur? Ajari aku bagaimana caranya menerima keadaan tanpa membenci kehidupan.
"Ini menurut saya keluarga telah gagal dalam hal ini. Keluarga di Indonesia sekarang lebih mengedepankan teriakan-teriakan dan marah-marah dalam mendidik anak," terang dia.
Menurut Arist di zaman sekarang orangtua tidak boleh lagi mendidik anak dengan cara kekerasan, dan juga orangtua agar dapat mengontrol anak-anak dalam menonton televisi dan dalam penggunaan gadget yang disinyalir menjadi pemicu berpengaruh.
"Selain itu, pengaruh gadget dan internet serta tontonan menjadi pemicu paling berpengaruh anak-anak untuk melakukan bunuh diri. Banyak tontonan sekarang, remaja-remaja yang putus cinta dan dimarahi orang tua mencoba bunuh diri. Ini yang kemudian ditiru oleh anak-anak," katanya.
Arist menyarankan, orangtua lebih dapat memberikan arahan kepada anak-anak, pendekatan yang lebih mengutamakan komunikasi pada anak. "Pengaruh teknologi juga perlu diawasi tentu saja dengan pendekatan yang lebih mengutamakan komunikasi," ujarnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sang anak berinisial AKE (12) sempat keluar rumah untuk minta tolong kepada tetangga, namun ayah, ibu, dan kembarannya tak selamat
Baca SelengkapnyaSaat polisi melakukan olah TKP, diketahui ada dua jenazah yang ditemukan dengan tangan saling terikat
Baca SelengkapnyaINFOGRAFIS: Data Mengejutkan Kasus Bunuh Diri Anak
Baca SelengkapnyaAyah korban sekaligus pelaku juga diduga coba bunuh diri setelah membunuh anak-anaknya.
Baca SelengkapnyaPeran keluarga sangat vital dalam menjaga kestabilan kondisi mental anak-anak.
Baca SelengkapnyaSatu keluarga terdiri dari ayah, ibu dan dua anak nekat lompat dari lantai 21 apartemen Penjaringan
Baca SelengkapnyaSeorang ayah di Jagakarsa, Jakarta Selatan tega membunuh 4 anaknya sendiri.
Baca SelengkapnyaBanyak faktor yang menjadi pemicu, salah satunya ketidakmampuan untuk mengendalikan amarah.
Baca SelengkapnyaSekeluarga Tewas di Malang Diduga Bunuh Diri Bersama
Baca SelengkapnyaWarga menduga sebelum insiden itu, sempat terjadi Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) antar Panca dengan istrinya.
Baca SelengkapnyaAroma anyir seperti bau bangkai mengitari kediaman keluarga tersebut setelah empat anak ditemukan tewas pada Rabu (6/12).
Baca SelengkapnyaTiga orang sekeluarga di Kabupaten Malang, Jawa Timur ditemukan tewas Selasa (12/12).
Baca Selengkapnya