Komnas HAM datangi asrama Papua selidiki kasus pengepungan
Merdeka.com - Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Natalius Pigai mengunjungi asrama mahasiswa Papua di Jalan Kusumanegara Yogyakarta, Rabu (20/7). Kunjungan tersebut mempunyai agenda mencari dan mengumpulkan fakta dari peristiwa pengepungan asrama mahasiswa Papua pada Jumat (15/7), pekan lalu.
Dalam kunjungannya Natalius Pigai memeriksa divisi keamanan, Telius Jikwa, menanyakan kronologi saat ormas dan polisi mengolok-olok dengan perkataan rasis. Natalius menanyakan apakah benar ada kata-kata seperti monyet, anjing, dan babi yang diucapkan aparat dan ormas.
"Betul tidak kalau ormas dan polisi itu mengucap kata rasis seperti monyet, anjing dan babi?" Tanya Natalius.
-
Apa yang diminta Komnas HAM dari Polda Jabar? 'Sebagai salah satu upaya dalam memastikan penegakan hukum atas kasus tersebut, Komnas HAM kembali meminta keterangan Polda Jawa Barat,' kata Uli dalam keteranganya, Selasa (21/5).
-
Siapa yang disurati Komnas HAM? Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) kembali melakukan penyelidikan terkait dengan kasus tewasnya Vina dan kekasihnya, Eky di Cirebon.
-
Apa yang digali Komnas HAM? Usman ditanya seputar peran Pollycarpus dan peran orang lain di tempat kejadian perkara kematian Munir. Komnas HAM juga bertanya sosok yang terlibat dalam perencanaan pembunuhan Munir.
-
Kapan Komnas HAM kirim surat ke Polda Jabar? 'Sebagai salah satu upaya dalam memastikan penegakan hukum atas kasus tersebut, Komnas HAM kembali meminta keterangan Polda Jawa Barat,' kata Uli dalam keteranganya, Selasa (21/5).
-
Siapa yang diperiksa Komnas HAM? Komnas HAM memeriksa mantan anggota Tim Pencari Fakta (TPF) Munir, Usman Hamid untuk menyelidiki kasus pembunuhan Munir yang terjadi 20 tahun lalu.
-
Kenapa honorer Jayapura protes? Mereka melakukan aksi pemalangan atau blokade jalan umum. Fakhiri, menegaskan akan menindak tegas oknum-oknum yang bertindak curang dalam proses seleksi penerimaan pegawai PPPK dan CPNS di Papua, sebagaimana yang menjadi polemik di Pemerintahan Kota Jayapura.
Ketika dimintai keterangan, Telius Jikwa, membenarkan bahwa polisi dan ormas meneriaki mahasiswa Papua dengan kata-kata rasis. Hal itu sempat menyulut emosi massa.
Selain itu, Natalius juga memeriksa Jimmy Hogazao yang menjadi korban pengeroyokan polisi. Ketika dimintai keterangan, Jimmy mengaku kepalanya benjol akibat dipukul pentungan polisi dan pinggangnya dipukul ujung pistol.
Natalius juga meminta keterangan dari salah satu korban yang diborgol polisi di depan asrama Papua, bernama Benediktus Degei. Dia mengaku tangannya luka-luka mengeluarkan darah ketika polisi menendang dengan sepatu laras.
Benediktus Degei mengaku saat dibawa polisi ke Polda DIY, dia tidak mendapatkan perawatan pada lukanya di bagian lengan kanan. Luka tersebut berupa robek sepanjang sejengkal tangan.
Dalam pertemuan tersebut, Natalius akan mencatat semua fakta-fakta. Catatan itu nantinya dijadikan sebagai bukti dalam proses advokasi membela hak-hak mahasiswa Papua yang mendapat tindak represif aparat.
"Saya juga akan menemui Sultan HB X sebagai gubernur DIY untuk berdialog dan menanyakan tanggung jawabnya atas peristiwa pengepungan ini," imbuh Natalius.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menilai situasi konflik dan kekerasan di Papua semakin mencederai HAM.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM menyampaikan delapan rekomendasi agenda HAM yang perlu mendapatkan perhatian khusus pada pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaSekitar tiga hari tim dari Komnas HAM berada di Semarang untuk mengumpulkan bukti dan meminta keterangan saksi dan korban.
Baca SelengkapnyaPigai pun ditanya komitmennya untuk menuntaskan permasalahan pelanggaran HAM masa lalu di Aceh dan Papua.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM mendesak Kapolda Jawa Tengah dan Kapolda Sulawesi Selatan melakukan evaluasi atas dugaan penggunaan kekerasan oleh polisi saat mengamankan demo.
Baca SelengkapnyaKetua Bamus Papua, Willem Frans Ansanay melihat dengan adanya DOB di Papua akan memudahkan penanganan kasus HAM.
Baca SelengkapnyaAktivis kembali menggelar Aksi Kamisan di seberang Istana untuk menuntut penuntasan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu.
Baca SelengkapnyaAksi Kamisan pada awal Februari ini diikuti Forum Alumni Universitas Indonesia, para keluarga korban pelanggaran HAM berat serta para mantan aktivis 98.
Baca SelengkapnyaMencatat ada 8 orang meninggal dunia, terdiri atas lima anggota TNI/POLRI dan tiga warga sipil
Baca SelengkapnyaKPK Periksa Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto hingga menyita ponselnya
Baca SelengkapnyaAsisten Hasto PDIP sebelumnya melaporkan dugaan pelanggaran penyidik KPK ke Dewas dan Komnas HAM.
Baca SelengkapnyaPelaporan ke Dewas KPK dan Komnas HAM itu buntut penyitaan sejumlah barang dan handphone Hasto dan asistennya yang bernama Kusnadi oleh penyidik KPK.
Baca Selengkapnya