Komnas HAM Desak Kapolda Sultra Segera Ungkap Kasus Tewasnya Dua Mahasiswa Saat Demo
Merdeka.com - Kapolri Jenderal Tito Karnavian telah melantik tiga Kapolda baru, yakni Kapolda Sulawesi Tenggara (Sultra) Brigjen Pol Merdysam, Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw, dan Kapolda Riau Irjen Agung Setya Imam Effendi. Pelantikan dilakukan di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (30/9).
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) meminta kepada Merdysam untuk segera mengungkap tewasnya dua mahasiswa di Kendari saat melakukan aksi unjuk rasa. Di mana, dua mahasiswa tersebut tewas terkena peluru tajam dan pukulan benda tumpul.
"Peristiwa ini menjadi tantangan kepolisian khususnya Kapolda yang baru untuk bisa mengungkapkan. Kalau sudah terungkap umumkan ke publik siapa pelakunya," kata Komisioner Pengkajian dan Penelitian Komnas HAM, Mohammad Choirul Anam, di Gedung Komnas HAM, Jalan Latuhari, Jakarta Pusat, Senin (30/9).
-
Bagaimana Komnas HAM mengungkap pelaku? 'Ada penggalian fakta tentang peran-peran Pollycarpus atau peran-peran orang lain yang ada di tempat kejadian perkara atau yang terlibat dalam perencanaan pembunuhan Munir atau yang menjadi alasan TPF ketika itu untuk melakukan prarekonstruksi, melacak percakapan nomor telepon dan lain-lain lah,' kata Usman di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Jumat (15/3).
-
Kenapa pelaku menikam mahasiswa? 'Motifnya, pelaku merasa ditipu dan sakit hati kepada korban,' ungkapnya.
-
Siapa mahasiswa yang tewas di Bali? Mahasiswa asal Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Aldi Sahilatua Nababan (23) ditemukan tewas di kamar indekosnya di Bali.
-
Kenapa Kemnaker ajak mahasiswa kolaborasi? 'Kita perlu kolaborasi dan sinergi untuk mendapatkan bonus demografi,' ucap Menaker saat memberikan sambutan pada Sosialisasi Pasar Kerja yang diselenggarakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Jakarta, Rabu (7/2/2024) di Jakarta.
-
Apa yang diminta Komnas HAM dari Polda Jabar? 'Sebagai salah satu upaya dalam memastikan penegakan hukum atas kasus tersebut, Komnas HAM kembali meminta keterangan Polda Jawa Barat,' kata Uli dalam keteranganya, Selasa (21/5).
-
Apa tuntutan mahasiswa saat itu? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya 2. Rombak Kabinet Dwikora 3. Turunkan Harga-Harga
Menurut Choirul, hasil autopsi sudah menyatakan bahwa salah satu mahasiswa tersebut, Randi (21), tewas terkena peluru tajam. Bahkan, Tito telah memerintahkan untuk menyelidiki kasus ini.
"Polisi berjanji karena polisi sudah mengirim dua tim, tim Propam dan Itwasum," ujarnya.
Pasca hasil autopsi sudah diketahui, Choirul meminta kepolisian agar melakukan uji balistik dan forensik guna mengetahui siapa pelaku penembakan. Tak hanya itu, dia juga meminta Kapolda mendalami setiap fakta yang ada di lapangan termasuk pemeriksaan saksi-saksi saat kejadian tersebut.
"Karena cerita lapangan akan menentukan siapa pelakunya bahwa ada uji balistik dan forensik iya tapi uji balistik dan forensik memiliki keterbatasan," tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sekitar tiga hari tim dari Komnas HAM berada di Semarang untuk mengumpulkan bukti dan meminta keterangan saksi dan korban.
Baca SelengkapnyaUli enggan membeberkan perkembangan penyelidikan yang tengah dilakukan oleh Komnas HAM.
Baca SelengkapnyaDia terpaksa diboyong menggunakan mobil ambulans karena terluka di bagian mata.
Baca SelengkapnyaKapolda NTT menyayangkan perbuatan oknum ormas tersebut terhadap mahasiswa.
Baca SelengkapnyaKorban merupakan mahasiswa baru asal Fakultas Kehutanan Untad.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM mendesak Kapolda Jawa Tengah dan Kapolda Sulawesi Selatan melakukan evaluasi atas dugaan penggunaan kekerasan oleh polisi saat mengamankan demo.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM juga berkoordinasi dengan LPSK untuk memastikan tidak ada intervensi terhadap saksi yang diperiksa.
Baca SelengkapnyaAksi persekusi dan penganiayaan terhadap mahasiswa Papua yang berunjuk rasa di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaDia juga memastikan akan memanggil Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar untuk dievaluasi di DPR.
Baca SelengkapnyaPolda Jawa Tengah merespons desakan pencopotan Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar
Baca SelengkapnyaPolisi ke depan lebih baik membawa pentungan seperti di negara maju.
Baca SelengkapnyaPolitisi Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengatakan, senjata api itu seharusnya digunakan oleh aparat bila dalam kondisi terdesak dan darurat
Baca Selengkapnya