Komnas HAM kecam pernyataan Sultan soal 'separatis di Yogyakarta'
Merdeka.com - Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Natalius Pigai mengecam pernyataan Gubernur DIY Sri Sultan HB X yang tersebar di sebuah media dengan judul 'Jangan Ada Separatis di Yogyakarta'. Menurutnya pernyataan tersebut merupakan multi tafsir mengingat diucapkan oleh Sultan yang juga merupakan seorang raja.
"Pernyataan Sultan itu bias, karena mengundang multitafsir, " ujar Natalius Pigai dalam keterangan pers di Yogyakarta, Rabu (20/7).
Natalius Pigai menjelaskan Sultan HB X itu memiliki tiga kedudukan. Kedudukan tersebut ialah sebagai Gubernur, sebagai tokoh nasional, dan sebagai raja Ngayogyakarta Hadiningrat.
-
Siapa yang memimpin Dewan Revolusi Jawa Tengah? Kolonel Sahirman yang dipengaruhi PKI membentuk Dewan Revolusi Jawa Tengah.
-
Kenapa Jawa disebut sebagai pusat kerajaan bersejarah? Pulau Jawa adalah pusat dari beberapa kerajaan bersejarah yang berperan penting dalam membentuk budaya dan sejarah Indonesia.
-
Siapa pemimpin Keraton Surabaya? Kadipaten Kasepuhan dipimpin Bupati Raden Tumenggung Panji Condronegoro.
-
Siapa Ratu terkenal di Jawa? Salah satu tokoh Kerajaan Holing yang mencuri perhatian dunia adalah Ratu Shima.
-
Apa itu Rajah? Rajah merujuk pada praktik pengobatan lisan dengan mengucapkan doa-doa. Pasiennya bukan menderita penyakit biasa, melainkan penyakit yang bersifat magis atau menggunakan kekuataan gaib.
Menurut Natalius Pigai, pernyataan Sultan yang mengatakan 'Jangan Ada Separatis di Yogyakarta' tersebut bisa dimaknai oleh rakyat Yogyakarta sebagai sabda dari seorang sultan sebagai raja Kraton.
"Pernyataan Sultan Ini bisa dimaknai sebagai titah raja oleh warga Jawa yang menganggap sultan adalah rajanya," ujarnya.
Natalius Pigai melanjutkan, permasalahan lain dari pernyataan itu adalah yang ditunjuk sebagai separatis itu menggeneralisir semua mahasiswa Papua di Jogja. Karena tidak disebutkan oknum yang ditunjuk.
"Dan Sultan menyebutnya mahasiswa Papua, itu terlalu umum, tidak ditujukan pada individu atau oknum tertentu.
Dengan adanya pernyataan multitafsir yang sudah tersebar di masyarakat Yogyakarta, maka menimbulkan ancaman pada mahasiswa Papua di Jogja. Hal itu juga mengancam kehidupan keberagamaan di Yogyakarta.
"Makanya dari opini publik yang terbentuk dari pernyataan tersebut akan ada 25 ormas yang akan menemui Sultan membahas sepatisme di Yogyakarta."
Menurut Natalius, semestinya gubernur DIY sebagai pemerintahan memastikan perlindungan warganya akan penegakan HAM. Pemerintah tidak bisa melarang pendapat, pikiran dan perasaan seseorang.
"Pemerintah tidak bisa melarang pendapat pikiran dan perasaan seseorang, meskipun pendapat itu bertentangan dengan pendapat umum, misalkan soal PKI, terorisme, dll," ujarnya.
Untuk itu Natalius Pigai meminta Gubernur DIY mengklarifikasi pernyataannya tersebut. Itu dilakukan untuk menjaga keberagaman kehidupan di Yogyakarta. "Untuk itu semestinya gubernur harus mengklarifikasi ucapannya," ungkap Natalius Pigai.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hanya saja, Sultan menerangkan bahwa DIY diakui sebagai daerah istimewa karena asal-usul, sejarah dan budayanya.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto memberikan sindiran keras atas pernyataan Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia soal jangan macam-macam dengan Raja Jawa.
Baca SelengkapnyaAde Armando dinilai sangat mencoreng nama Partai Solidaritas Indonesia.
Baca SelengkapnyaRaja Keraton Yogyakarta Sri Sultan HB X pun angkat bicara tentang isi pidato Bahlil soal Raja Jawa.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP menyinggung soal pihak-pihak tertentu yang berupaya mengubah kedaulatan menjadi sebuah ‘kerajaan’.
Baca SelengkapnyaMereka protes atas pernyataan anggota PSI Ade Armando terkait politik dinasti di DI Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaHal itu ia ungkapkan sebagai tanggapan terhadap pernyataan Ketua Umum DPP Partai Golkar Bahlil.
Baca SelengkapnyaBahlil tak merinci siapa sosok 'Raja Jawa' yang dimaksud. Istana mempersilakan menafsirkan sendiri.
Baca SelengkapnyaKetua Umum DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep merespons pernyataan kadernya Ade Armando soal politik dinasti di Daerah Istimewa Yogyakarta
Baca SelengkapnyaMega mempertanyaan kepahaman Bahlil soal 'Raja Jawa'.
Baca SelengkapnyaSri Sultan Hamengku Buwono I adalah pelopor dalam berdirinya Kesultanan Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaTerkait penyelesaian sengketa dan konflik pertanahan, Menteri ATR/Kepala BPN menyampaikan, harapan besarnya adalah aset kasultanan ini bisa terjaga.
Baca Selengkapnya