Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Komnas HAM Sebut Pendeta Yeremia Ditembak Wakil Danramil Hitadipa

Komnas HAM Sebut Pendeta Yeremia Ditembak Wakil Danramil Hitadipa Ilustrasi garis polisi. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengungkapkan dari hasil penyelidikan peristiwa kematian Pendeta Yeremia Zanambani pada 19 September 2020, terdapat temuan dugaan pelaku penembakan adalah Wakil Danramil Hitadipa Intan Jaya.

"Berangkat dari pengakuan korban sebelum meninggal kepada dua orang saksi, yang mengaku bahwa melihat pelaku berada di sekitar TKP pada waktu kejadian dengan 3 atau 4 anggotanya," ujar Komisioner Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM Mohammad Choirul Anam, Selasa (3/11).

Berdasarkan temuan Komnas HAM RI dan Komnas HAM Perwakilan Papua, terdapat rangkaian peristiwa sebelum terjadinya kematian Pendeta Yeremia Zanambani yang terjadi pada 17-19 September 2020 siang. Rangkaian peristiwa berawal dari terjadinya penembakan yang menyebabkan kematian Serka Sahlan serta perebutan senjatanya sehingga mendorong dilakukan penyisiran dan pencarian senjata yang dirampas.

Warga Hitadipa, termasuk Pendeta Yeremia, kemudian dikumpulkan dalam pencarian senjata dan diminta mengirimkan pesan agar senjata segera dikembalikan dalam kurun waktu 2-3 hari.

Setelah itu, terjadi penembakan lagi terhadap salah seorang anggota Satgas Apter Koramil di pos Koramil persiapan Hitadipa bernama Pratu Dwi Akbar Utomo yang dinyatakan meninggal dunia setelah dievakuasi ke RSUD Kabupaten Intan Jaya. Kematian itu memicu rentetan tembakan.

Sementara Wakil Danramil Hitadipa Intan Jaya dan sejumlah anggotanya melakukan penyisiran dan disebut menuju kandang babi lokasi penembakan Pendeta Yeremia. Choirul Anam menuturkan terdapat temuan tubuh Pendeta Yeremia menderita luka terbuka maupun luka akibat tindakan lain yang mengarah pada kesimpulan korban mengalami penyiksaan dan/atau tindakan kekerasan lain.

"Jadi penyebab kematiannya bukan karena ditembak, penyebab kematiannya adalah karena kehilangan banyak darah makanya itu terjadi dialog 5-6 jam sampai beliau meninggal," ujar Choirul Anam, dilansir Antara.

Atas temuan itu, Komnas HAM merekomendasikan agar kematian Pendeta Yeremia Zanambani diungkap sampai aktor yang paling bertanggung jawab serta pelaku diproses hukum dengan profesional, akuntabel dan transparan.

Upaya Mengaburkan Fakta

Komnas HAM juga menilai terdapat upaya pengaburan fakta-fakta peristiwa kematian Pendeta Yeremia Zanambani pada 19 September 2020, setelah melakukan penyelidikan di lapangan.

"Terdapat upaya mengalihkan/mengaburkan fakta-fakta peristiwa penembakan di TKP berupa sudut dan arah tembakan yang tidak beraturan yang dibuktikan dengan banyak titik lubang tembakan dengan diameter yang beragam," ujarnya.

Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), Komnas HAM menemukan setidaknya terdapat 19 titik lubang dari 14 titik tembak pada bagian luar dan dalam kandang babi, atap kandang serta luka akibat tembakan di pohon.

Sementara berdasarkan penghitungan jarak tembak dengan posisi lubang peluru, diperkirakan jarak tembak berkisar 9-10 meter yang berasal dari luar kandang dan diarahkan ke TKP dan sekitarnya dengan sudut acak.

Di TKP, Komnas HAM juga menemukan bekas-bekas tembakan di dinding gubuk tempat Pendeta Yeremia Zanambani ditemukan dan proyektil peluru.

Terdapat bekas pengambilan sejumlah proyektil peluru, kata Choirul Anam, tetapi keberadaan peluru yang terdapat di lubang kayu balok masih belum diketahui. Sementara Polri menyampaikan hanya menemukan proyektil peluru di sekitar tungku.

Selain itu, Komnas HAM memandang penguburan korban tidak lama setelah kejadian merupakan upaya agar pemeriksaan terhadap jenazah korban untuk menemukan penyebab kematian tidak dilakukan.

Terkait hasil penyelidikan itu, Komnas HAM mengeluarkan rekomendasi di antaranya agar dilakukan pendalaman informasi dan keterangan dari anggota TNI di Koramil persiapan Hitadita, termasuk struktur komando efektif dalam peristiwa kematian Pendeta Yeremia dan hal yang melatarbelakangi-nya.

Tanggapan Kapolda dan Pangdam

Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengakui belum bisa mengetahui siapa pelaku penembakan dan penganiayaan yang menewaskan Pdt Yeremias Zanambani di Hipadipa. Sampai saat ini kami masih menyatakan pelaku yang menembak serta menganiaya Pdt Yeremia hingga meninggal sebagai orang tak dikenal (OTK) dan anggota masih melakukan penyelidikan. Butuh beberapa tahapan hingga bisa menentukan siapa pelakunya termasuk barang bukti pendukung dan olah TKP. "Mohon bersabar karena penyidik masih melakukan penyelidikan guna mengungkap kasus tersebut," harap Irjen Pol Waterpauw. Diakui, rencana melakukan autopsi dengan mengali kuburan korban atau eksomasi saat ini sedang dipersiapkan sehingga dapat dilakukan tanpa mendapat kendala. Tidak mudah mempersiapkannya mengingat harus ada jaminan keamanan yang didukung cuaca, kata Waterpauw seraya menambahkan, belum diputuskan kapan dilaksanakan. "Pihak keluarga pada intinya sudah menyetujui dengan syarat melibatkan TGPP dan Komnas HAM," kata Kapolda Papua. Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab yang mendampingi Kapolda Papua menyatakan siap memproses bila ada anggota TNI-AD yang terlibat dalam tewasnya Pendeta Yeremias."Kami pasti memproses anggota bila nantinya ada yang terlibat," tegas Mayjen TNI Asaribab. Pendeta Yeremias Zanambani ditemukan meninggal setelah ditembak saat memberi makan ternak babi di Hipadipa, Kabupaten Intan Jaya, tanggal 19 September lalu.

Mahfud Sebelumnya Duga Ada Keterlibatan TNI

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md menyampaikan hasil investigasi Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya. Hasilnya, TGPF menemukan adanya dugaan keterlibatan aparat keamanan dalam penembakan yang menewaskan pendeta Yeremia Zanambani."Mengenai terbunuhnya pendeta Yeremia pada 19 September 2020, informasi dan fakta-fakta yang didapatkan tim di lapangan menunjukkan dugaan keterlibatan oknum aparat," jelas Mahfud dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (21/10).Pendeta Yeremia tewas di Distrik Hitadipa Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua pada 19 September 2020. Kendati begitu, Mahfud menyebut adanya kemungkinan keterlibatan pihak ketiga."Meskipun ada juga kemungkinan dilakukan oleh pihak ketiga," ucap dia.

Baca juga:Teka-Teki Proyektil Peluru Hilang di TKP Penembakan Pendeta YeremiaKomnas HAM Temukan Bekas Proyektil Peluru di TKP Penembakan Pendeta Yeremia HilangPolda Papua Soal Seorang Katekisan Katolik Tertembak: Itu Tidak Benar, HoaksSepak Terjang 'Kemabu', KKB Pimpinan Sabinus Waker buat Resah di Tanah PapuaDPR Minta Pemerintah Segera Tindaklanjuti Hasil Investigasi TGPF Intan JayaDiserang TNI-Polri, Satu Anggota KKB Tewas dan Dua Diamankan (mdk/eko)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Personel Satgas Damai Cartenz Tembak Mati Anggota KKB, Begini Kronologinya
Personel Satgas Damai Cartenz Tembak Mati Anggota KKB, Begini Kronologinya

Baku tembak yang terjadi antara personel TNI Polri dengan KKB berakhir dengan tewasnya satu separatis

Baca Selengkapnya
KKB Berulah di Yahukimo, 5 Pendulang Tewas Ditembak
KKB Berulah di Yahukimo, 5 Pendulang Tewas Ditembak

Laporan itu diperoleh dari pendulang yang berhasil menyelamatkan diri dengan berlari dan tiba di pos Kolop.

Baca Selengkapnya
6 Warga Dibantai KKB di Distrik Seredala Yahukimo
6 Warga Dibantai KKB di Distrik Seredala Yahukimo

Kasatgas Humas Damai Cartenz, AKBP Bayu Suseno menambahkan saat ini keenam jenazah telah dievakuasi ke RSUD Dekai Yahukimo.

Baca Selengkapnya
TNI-Polri Buru Anggota OPM Pelaku Penembakan Prajurit di Dekai
TNI-Polri Buru Anggota OPM Pelaku Penembakan Prajurit di Dekai

TNI melakukan pengejaran anggota OPM yang melakukan penembakan terhadap prajurit di Dekai,

Baca Selengkapnya
TNI Beberkan Kronologi 1 Prajurit Gugur Diserang KKB Papua
TNI Beberkan Kronologi 1 Prajurit Gugur Diserang KKB Papua

Serangan KKB menyebabkan dua prajurit TNI menjadi korban.

Baca Selengkapnya
Keluarga Bripda IDF Minta Polisi Pelaku Penembakan Dihukum 'Pati Nyawa' Adat Dayak
Keluarga Bripda IDF Minta Polisi Pelaku Penembakan Dihukum 'Pati Nyawa' Adat Dayak

Keluarga Bripda IDF Minta Polisi Pelaku Penembakan Dihukum 'Pati Nyawa' Adat Dayak

Baca Selengkapnya
Satgas Damai Cartenz Lumpuhkan 2 Anggota KKB di Yahukimo
Satgas Damai Cartenz Lumpuhkan 2 Anggota KKB di Yahukimo

KKB yang berhasil dilumpuhkan adalah kelompok Kopi Tua Heluka dan kelompok Yotam Bugiangge

Baca Selengkapnya
Penyergapan Markas KKB di Yahukimo, Dua Orang Tewas
Penyergapan Markas KKB di Yahukimo, Dua Orang Tewas

Satu anggota Brimob terluka akibat tembakan KKB. Dia langsung mendapatkan perawatan.

Baca Selengkapnya
Satu KKB Tewas Ditembak saat Serang Pos TNI di Intan Jaya
Satu KKB Tewas Ditembak saat Serang Pos TNI di Intan Jaya

KKB melakukan penyerangan dari arah pemukiman warga.

Baca Selengkapnya
Momen Menegangkan TNI-Polri Rebut Wilayah Homeyo Intan Jaya dan Evakuasi Guru hingga Jenazah Korban Penembakan OPM
Momen Menegangkan TNI-Polri Rebut Wilayah Homeyo Intan Jaya dan Evakuasi Guru hingga Jenazah Korban Penembakan OPM

Proses evakuasi tersebut menggunakan helikopter gabungan TNI Angkatan Darat, Polri, serta pesawat TNI Angkatan Udara.

Baca Selengkapnya
OPM kembali Buat Onar Serang Pos TNI di Nduga Papua, Satu Anak Buah Egianus Kogoya Tewas Tertembak
OPM kembali Buat Onar Serang Pos TNI di Nduga Papua, Satu Anak Buah Egianus Kogoya Tewas Tertembak

Berdasarkan hasil investigasi, personel OPM yang tewas adalah Engabub. Sementara identitas dua orang yang luka-luka masih dalam pendalaman tim investigasi.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Prajurit TNI Luncurkan Roket Pakai RPG yang Tewaskan 5 KKB Papua
Detik-Detik Prajurit TNI Luncurkan Roket Pakai RPG yang Tewaskan 5 KKB Papua

Pemakaian RPG itu dilakukan dalam satu rangkaian baku tembak yang terjadi di Kali Braza.

Baca Selengkapnya