Komnas HAM Sebut Tindakan OPM Lebih Brutal dari GAM
Merdeka.com - Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik mendorong aparat keamanan menindak pihak yang melakukan kekerasan terhadap masyarakat sipil di Pegunungan Tengah, Papua. Hal ini sehubungan dengan meningginya intensitas kekerasan oleh kelompok bersenjata, bahkan tenaga kesehatan menjadi korban karena berusaha menyelamatkan diri.
"Tentu saja selain menjaga disiplin aparat untuk tidak melakukan pelanggaran HAM di dalam operasi keamanan dan penegakan hukum di Papua, kami juga mendesak agar OPM atau KKB menghentikan serangan-serangan mereka terutama kepada masyarakat sipil," ucap Taufan kepada merdeka.com, Sabtu (18/9).
Komnas HAM juga mendorong, agar aparat menangani masalah ini tetap melibatkan tokoh adat setempat untuk berdialog dan berdiskusi mencari solusi, agar kekerasan bisa dihentikan.
-
Mengapa kekerasan di Papua meningkat? Sekretaris Gugus Tugas Papua UGM Arie Ruhyanto mengatakan bahwa angka kekerasan di Papua meningkat di tengah gencarnya proses pembangunan oleh pemerintah.
-
Siapa yang terlibat dalam konflik Papua? Gerakan Papua Merdeka semakin terorganisir melalui budaya, sosial, politik luar negeri, senjata, bahkan berhasil menarik perhatian aktivis NGO.
-
Mengapa KKB Papua menyerang Brimob dan TNI? Gerakan mereka lambat laun semakin meresahkan dan mengancam keselamatan warga Papua yang tidak tahu menahu dengan agenda aktivitas kelompok bersenjata tersebut.
-
Kenapa TNI butuh pasukan besar di Papua? Butuh ada satu pasukan besar yang diterjunkan serentak untuk mengikat pasukan Belanda di wilayah Merauke.
-
Apa yang menjadi masalah akar konflik Papua? Peneliti dari Yayasan Bentala Rakyat, Laksmi Adriani Savitri mengatakan bahwa salah satu akar masalah dari konflik Papua adalah dorongan modernisasi yang dipaksakan.
-
Dimana pertempuran di Tebing Tinggi terjadi? Pertempuran ini terjadi di beberapa wilayah seperti di Dolok Merawan dan di Paya Pinang.
"Kami mendorong terus penegakan hukum yang terfokus kepada pihak yang melakukan kekerasan. Namun meminta langkah dialog kepada tokoh-tokoh agama, adat dan kepala daerah untuk mencari solusi," imbuhnya.
Taufan sepakat, kekerasan kelompok bersenjata di Pegunungan Tengah, Papua semakin brutal dengan menyasar masyarakat sipil. Bahkan ia berpandangan, kekerasan di sana berbeda dengan gerakan kelompok separatis Aceh.
Menurut Taufan, jika GAM di Aceh tidak melakukan tindakan kekerasan dan serangan terhadap masyarakat sipil, hal ini sangat berbanding terbalik dengan kelompok separatis Papua.
"Memang sangat kompleks, saya bandingkan dengan pengalaman di Aceh dulu, agak berbeda di mana GAM misalnya tidak sampai melakukan tindakan brutal seperti ini ke masyarakat sipil. Adakalanya memang seperti mencari perhatian, tapi saya kira ini tidak bisa kita terima, internasional juga mengecam tindakan ini," tegasnya.
Sementara itu, Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah Papua berharap, para tenaga medis dan pendidik di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, segera diungsikan ke tempat yang lebih aman. Permintaan ini menyikapi meningkatnya eskalasi keamanan di Papua akhir-akhir ini.
Ketua Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah Papua, Befa Yigibalom, mengatakan tidak ada pilihan lain Bupati Pegunungan Bintang diharapkan segera menarik tenaga medis, pendidik di wilayah sekitar kejadian ke ibu kota Kabupaten Pegunungan Bintang yakni Distrik Oksibil.
"Memang jalur darat dari Distrik Kiwirok belum terhubung ke daerah sekitarnya sehingga daerah seperti ini harus diperhatikan dengan serius," ujarnya. Demikian dikutip dari Antara, Sabtu (18/9).
Menurut Befa, pihaknya juga menyampaikan turut berduka cita dan memberikan penghormatan yang tinggi kepada tenaga medis, terutama korban yang sampai kehilangan nyawanya dan berharap keluarga diberikan kekuatan.
"Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah Papua mengutuk keras tindakan tersebut," ujar Befa yang juga merupakan Bupati Lanny Jaya.
"Eskalasi di Kabupaten Pegunungan Bintang ini perlu disikapi serius oleh berbagai pihak dan diambil tindakan tegas terukur sehingga tidak meninggalkan benih-benih kekerasan yang sama," ucap dia.
Dia menambahkan, dirinya mengaku mengenal suku-suku di Pegunungan Bintang terutama suku Ngalum yang merupakan memiliki nilai budaya luhur yang tinggi, memiliki moral dan nilai-nilai baik, mengasihi juga jauh dari tindakan kekerasan.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Panglima TNI, aksi teror pihak separatis di Papua harus segera diberantas.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi I DPR Bobby Rizaldi meminta pemerintah satu sikap dalam melabeli penyebutan Kelompok bersenjata di Papua.
Baca SelengkapnyaKomisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menilai situasi konflik dan kekerasan di Papua semakin mencederai HAM.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Agus Subiyanto merespons soal Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang melakukan penyerangan dan pembunuhan kepada warga
Baca SelengkapnyaPenggantian nama KKB menjadi OPM itu berdasarkan Surat Telegram (ST) Nomor : STR/41/2024.
Baca SelengkapnyaPenyebutan istilah KKB menjadi OPM memiliki dampak politis serta konsekuensi pada cara menyelesaikan.
Baca SelengkapnyaKebijakan Panglima TNI mengubah penyebutan nama KKB menjadi OPM berdampak pada kinerja TNI.
Baca SelengkapnyaAlih-alih saling menghargai, mereka justru melakukan penyiksaan terhadap sesama orang asli Papua. Nampak para warga dikumpulkan untuk disiksa ditodong senpi.
Baca SelengkapnyaMencatat ada 8 orang meninggal dunia, terdiri atas lima anggota TNI/POLRI dan tiga warga sipil
Baca SelengkapnyaPrajurit Koops TNI Habema membalas tembakan OPM pimpinan Apeni Kobugau dari Kampung Bazemba
Baca SelengkapnyaKepala kampugn di Kabupaten Intan Jaya dianiaya oleh anggota OPM.
Baca SelengkapnyaTewasnya Danramil Aradide merupakan insiden kesekian kalinya yang tidak hanya merenggut korban jiwa, tetapi juga mencederai kedaulatan bangsa.
Baca Selengkapnya