Komnas KIPI: Pelajar di Sukabumi Meninggal karena Syok Septik, Tak Terkait Vaksin
Merdeka.com - Siswa kelas 6 Madrasah Ibtidaiyah (MI) asal Desa Selajambe, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat meninggal dunia seusai menjalani vaksinasi Covid-19. Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) telah melakukan investigasi dan mengaudit kejadian meninggalnya bocah berinisial MDA (11) itu.
Hasil audit menunjukkan tidak ada kaitan antara fatalitas dengan vaksinasi Covid-19. "Kesimpulan tidak terkait imunisasi," kata Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari kepada merdeka.com, Sabtu (22/1).
Berdasarkan investigasi, MDA meninggal dunia akibat syok septik. Dari informasi yang dihimpun, syok septik merupakan salah satu kondisi kegawatdaruratan yang disebabkan kondisi sepsis, yaitu peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi.
-
Bagaimana cara anak itu meninggal? Antropologi fisik di lokasi menyatakan bocah itu berusia 10 tahun saat meninggal dengan gigi terkikis dan tanda-tanda infeksi didalam mulutnya.
-
Dimana pemuda itu meninggal? Pemuda itu meninggal dunia usai dipatuk ular kobra pada bagian hidungnya.
-
Mengapa mumi remaja meninggal? Penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa gadis tersebut, yang diperkirakan berusia antara 14 dan 17 tahun, meninggal karena komplikasi saat melahirkan, dengan tengkorak janin yang ditemukan di jalan lahir.
-
Siapa yang gugur di halaman sekolah? Seorang pemuda TRIP bernama Moeljadi meninggal dunia di halaman sekolah dalam perjuangannya mempertahankan kemerdekaan RI.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Siapa yang meninggal? Dokter tim yang sangat berdedikasi, Rafi Ghani, telah meninggal dunia pada Senin malam, 23 Desember 2024, di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Syok septik ditandai dengan kegagalan fungsi sirkulasi akibat infeksi yang berlanjut. "Dari data yang didapat, diambil kesimpulan bahwa sebab kematian adalah septic syok," jelas Hindra.
MDA meninggal dunia pada Jumat (21/1) sekitar pukul 03.00 WIB. Dia mengikuti vaksinasi anak pada Sabtu (15/1).
Setelah menerima vaksinasi Covid-19, MDA mengalami demam selama dua hari hingga Minggu (16/1). MDA sempat masuk sekolah pada Senin (17/1).
Namun, karena demam tak kunjung sembuh, MDA dibawa ke rumah sakit Betha Medika Cisaat. Di sana, dia menjalani perawatan selama dua hari, kondisinya pun terus menurun hingga meninggal dunia.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Siswa SD 06 Pesanggrahan jatuh dari lantai 4 gedung sekolahnya pagi tadi pukul 08.00 Wib
Baca SelengkapnyaKorban meninggal sesaat setelah tiba di rumah sakit untuk mendapat pertolongan medis.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui penyebab pelajar tersebut nekat mengakhiri hidupnya.
Baca SelengkapnyaSiswa kelas VII itu meninggal dunia karena tenggelam di Sungai Cileuluy saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Baca SelengkapnyaAktivitas belajar normal dialihkan ke kegiatan doa bersama dan trauma healing yang dilakukan para siswa, guru, dan stakeholder SDN 06 Petukangan Utara.
Baca SelengkapnyaAkibat kejadian itu korban mengalami luka di bagian kepala dan menjalani perawatan di RS Fatmawati.
Baca SelengkapnyaPelajar SMP ditemukan tewas di belakang sekolahnya pada pagi tadi, Senin (9/10).
Baca SelengkapnyaPolisi telah menetapkan satu orang sebagai Anak Berhadapan Hukum dalam kasus dugaan bullying tersebut.
Baca SelengkapnyaKemenkes sejauh ini belum mengetahui secara pasti soal penyebab meninggalnya siswa tersebut.
Baca SelengkapnyaKepolisian menegaskan penyebab tewasnya korban tidak terkait ‘bullying' atau perundungan.
Baca SelengkapnyaKasus kecelakaan tersebut masih diselidiki Polsek Cakung.
Baca SelengkapnyaSiswi berinisial AR (11), murid kelas empat SDN 10 Durian Jantung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) tewas akibat luka bakar.
Baca Selengkapnya