Komnas KIPI Tegaskan Tak Ada Kaitan Vaksin Covid-19 dengan Penurunan Produksi ASI
Merdeka.com - Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI), Hindra Irawan Satari mengatakan, tidak ada kaitan vaksin Covid-19 dengan penurunan produksi ASI (Air Susu Ibu). Pernyataan ini menanggapi keluhan ibu yang mengalami penurunan produksi ASI usai divaksinasi Covid-19.
"Hasil uji klinis (vaksin Sinovac) di Brasil dan China tidak ada kaitannya produksi ASI dengan vaksin," katanya melalui YouTube Ikatan Dokter Indonesia, Kamis (8/4).
Dia menduga, penurunan produksi ASI disebabkan ibu mengalami stres setelah divaksinasi Covid-19. Dia menyarankan, ibu yang sedang menyusui tetap memberikan ASI secara teratur kepada bayinya. Di samping itu, ibu menyusui harus menjaga pola makan, percaya diri dan tetap bahagia.
-
Kenapa stres bisa terjadi pada ibu menyusui? Stres ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan hormon, kurang tidur, serta tekanan untuk memenuhi kebutuhan bayi.
-
Kenapa ASI ibu menyusui terpengaruh? Kualitas ASI sangat dipengaruhi oleh apa yang ibu makan.
-
Apa tanda-tanda stres pada ibu menyusui? Tanda Stres pada Ibu Menyusui 1. Kelelahan BerlebihanIbu menyusui sering kali merasakan kelelahan akibat perubahan pola tidur dan tanggung jawab baru yang harus dihadapi. Namun, jika kelelahan yang dirasakan sudah berlebihan dan berlangsung lama, hal ini bisa menjadi tanda adanya stres. Jika Anda merasa lelah terus-menerus meskipun sudah cukup beristirahat, ini bisa jadi sinyal bahwa Anda sedang mengalami stres.
-
Bagaimana cara ibu menyusui agar ASI cukup? Untuk memastikan bayi memperoleh ASI yang cukup, lakukan hal-hal berikut: Susui bayi secara teratur, minimal 8-12 kali dalam 24 jam untuk bayi yang baru lahir. Perhatikan posisi dan perlekatan saat menyusui agar benar. Biarkan bayi menghabiskan satu payudara sebelum berpindah ke payudara yang lain. Hindari penggunaan dot atau empeng yang dapat mengganggu pola menyusui bayi.
-
Kenapa produksi ASI ibu bisa terhambat? Sayangnya, sejumlah kendala pada saat pemberian ASI ini sangat rentan terjadi. Salah satu permasalahan yang banyak dijumpai dan ditakuti ini adalah produksi ASI yang tak lancar atau hanya sedikit.
-
Bagaimana cara mengatasi stres yang menghambat produksi ASI? Anda bisa berlatih secara teratur teknik dan aktivitas pengurangan stres yang sehat seperti latihan pernapasan, yoga, olahraga ringan, ngobrol dengan teman, serta perawatan diri dan relaksasi.
"Silakan ASI diberikan terus tentu dengan percaya diri, makan sayuran hijau, buah-buah yang manis, susu dua gelas, terus happy, bahagia akan memproduksi ASI optimal," ujarnya.
Hindra menyebut, hingga saat ini Komnas KIPI masih menerima laporan yang masuk. Dari total laporan KIPI yang ada, 60 persen di antaranya karena immunization stress related responses. Immunization stress related responses terjadi akibat seseorang merasa cemas berlebihan karena proses vaksinasi Covid-19.
"Data Komnas KIPI, 60 persen dari total laporan yang masuk merupakan stres bukan karena vaksin Covid-19," jelasnya.
Pemerintah tengah melaksanakan vaksinasi Covid-19 di Indonesia untuk mengakhiri pandemi Covid-19. Hingga 7 April 2021 pukul 18.00 WIB, 9.196.435 orang telah mendapatkan vaksin Covid-19 dosis pertama dan 4.554.695 dosis kedua.
Dari total 9.196.435 orang yang telah menerima vaksin Covid-19 dosis pertama, 1.446.282 di antaranya merupakan tenaga kesehatan, 5.930.291 petugas pelayanan publik dan 1.852.838 lansia di atas 60 tahun.
Adapun rincian penerima vaksinasi Covid-19 dosis kedua yakni, 1.303.118 tenaga kesehatan, 2.836.455 petugas pelayanan publik dan 451.516 lansia di atas 60 tahun.
Vaksinasi Covid-19 di Indonesia dibagi menjadi empat tahap. Tahap pertama untuk petugas kesehatan, targetnya mencapai 1.468.764 orang. Tahap kedua untuk petugas pelayanan publik dan lansia dengan target sasaran masing-masing 17.327.167 dan 21.553.118 orang.
Sementara tahap ketiga untuk masyarakat rentan di daerah dengan risiko penularan tinggi, targetnya menjangkau 63,9 juta orang. Tahap terakhir untuk masyarakat umum dengan pendekatan klaster, total target 77,7 juta orang.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menjaga produksi tetap lancar dan melimpah merupakan hal penting bagi ibu menyusui.
Baca SelengkapnyaKekurangan ASI dapat menyebabkan bayi lebih rentan terhadap penyakit dan infeksi.
Baca SelengkapnyaBaby blues yang dialami oleh seorang ibu sebaiknya tidak menghalangi upaya pemberian ASI terutama pada bayi yang baru lahir.
Baca SelengkapnyaMeningkatkan produksi ASI sangat penting dilakukan terutama bagi ibu hamil yang menerapkan ASI eksklusif.
Baca SelengkapnyaASI encer dapat terjadi karena berbagai faktor yang memengaruhi produksi dan kualitas air susu ibu.
Baca SelengkapnyaMeski ibu menyusui boleh berpuasa, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar kebutuhan gizi bayinya tetap terpenuhi.
Baca SelengkapnyaMemperlancar ASI bisa dilakukan dengan sejumlah cara dan pengetahuan yang memadai.
Baca SelengkapnyaMelancarkan produksi ASI adalah tujuan penting bagi ibu menyusui agar dapat memberikan gizi optimal pada bayinya.
Baca SelengkapnyaPeningkat ASI untuk Mendukung ASI Eksklusif di 1000 Hari Pertama Kehidupan.
Baca SelengkapnyaPP Nomor 28 Tahun 2024 terkait peraturan Kemenkes membatasi promosi susu formula berpotensi memberi dampak positif.
Baca SelengkapnyaBanyak mitos tentang menyusui yang perlu diluruskan.
Baca SelengkapnyaSejak lahir hingga usia enam bulan, ASI eksklusif dianggap sebagai makanan terbaik untuk bayi. Namun, banyak ibu yang merasa cemas tentang kecukupan ASI.
Baca Selengkapnya