Komnas KIPI: Tidak Benar KIPI Anak Lebih Tinggi dari Dewasa
Merdeka.com - Ketua Komnas KIPI Hinky Hindra menepis kabar kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) lebih banyak dialami oleh anak-anak dibandingkan dengan orang dewasa. Hal itu terlihat dari data, laporan terbanyak KIPI pada kelompok usia 31-45, kemudian diikuti dengan kelompok usia 18-30 tahun.
"Jadi tidak benar KIPI pada anak itu lebih tinggi, data yang kami terima menunjukan proporsi KIPI pada remaja dan anak lebih rendah dibandingkan dengan yang dewasa," kata Hinky dalam diskusi 'IDAI menjawab kegalauan tentang vaksin Covid-19 pada anak' dalam siaran teleconference, Sabtu (22/1).
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Siapa yang butuh vaksin cacar api? Vaksin ini terbukti mengurangi risiko terkena cacar api dan mengurangi tingkat keparahan gejala jika infeksi tetap terjadi.
-
Siapa saja yang menerima vaksin cacar monyet? Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, kriteria penerima vaksin ini adalah laki-laki yang dalam dua minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan atau tanpa status ODHIV.'Kementerian Kesehatan juga akan melakukan vaksinasi monkeypox terutama pada populasi yang berisiko,' kata Maxi dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/10).
-
Siapa yang perlu divaksinasi MMR? Pemberian vaksin MMR sangat penting tidak hanya untuk anak-anak, tetapi juga bagi orang dewasa yang belum mendapatkan vaksinasi lengkap atau memiliki kekebalan rendah terhadap penyakit ini.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
Hinky menuturkan KIPI serius setelah vaksin yang dialami pada anak jarang ditemui. Biasanya bukan karena vaksinasi, melainkan penyakit lain.
"Karena memang ada serius itu jarang banget, kalau enggak udah keliatan ini di fase 1," bebernya.
Hinky menjelaskan, jika ditemukan kejadian KIPI serius pihaknya akan mendeteksi terlebih dahulu. Apakah anak tersebut mengalami KIPI karena vaksinasi.
"Karena biasanya serius illness itu jarang menyebabkan terkait imunisasi. Karena biasanya reaksinya bersifat ringan atau menengah reaksinya, nyeri ditempat suntikan demam, atau nyeri kepala," pungkasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Manusia bukan makhluk yang hidup abadi. Umur manusia ada batasnya.
Baca SelengkapnyaPertambahan tinggi anak pada usia 3 hingga 10 tahun sebenarnya bisa diprediksi orangtua dengan sejumlah cara.
Baca SelengkapnyaBerapa sebenarnya rata-rata tinggi badan pria di seluruh dunia? Yuk, simak jawaban lengkapnya!
Baca SelengkapnyaTinggi badan anak bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk bagaimana kebiasaannya sehari-hari.
Baca Selengkapnya"Semakin kaya, pendidikan tinggi dan bermukim di perkotaan, berkolerasi erat dengan median usia menikah yang semakin mundur," kata Hasto," kata Kepala BKKBN
Baca SelengkapnyaApakah benar seseorang berusia di bawah 17 tahun boleh memiliki SIM A dengan syarat?
Baca Selengkapnya