Komnas Perempuan: Ayam kampus korban, bukan pelaku
Merdeka.com - Komisi Nasional Perempuan meminta pemerintah turun tangan mengatasi fenomena ayam kampus yang sudah sejak lama menghantui dunia pendidikan Tanah Air. Sering kali perempuan disudutkan, padahal mereka adalah korban.
"Kalau fenomena tentu saya prihatin. Eksploitasi tubuh perempuan ini juga menampakkan sendiri kemiskinan, wanita tertekan secara ekonomi, mengambil jalan pintas seperti ini," kata Komisioner Sub Komisi Reformasi dan Hukum dan Kebijakan Komnas Perempuan Ninik Rahayu kepada merdeka.com saat dihubungi melalui telepon, di Jakarta, Jumat (9/2).
Apalagi, lanjut Ninik, perempuan harus mempunyai prinsip yang kuat dalam menyikapi persoalan mengenai uang dan hubungan dengan dirinya sendiri. Untuk itu pihaknya menyarankan perempuan harus bersikap hati-hati dalam menjaga martabatnya.
-
Siapa yang sering jadi korban pemerasan? Siapa yang selalu jadi korban pemerasan? Sapi perah.
-
Siapa yang selalu jadi korban pemerasan? Siapa yang selalu jadi korban pemerasan? Jawab: Sapi perah.
-
Siapa yang menjadi korban diskriminasi? Contohnya, seperti diskriminasi yang ditujukan kepada orang keturunan etnis Tionghoa di Indonesia.
-
Siapa yang biasanya menjadi korban diskriminasi? Biasanya, sikap diskriminasi ini dilakukan oleh kelompok masyarakat dominan kepada masyarakat minoritas.
"Sekali lagi prihatin, menyikapi gaya hedonisme yang dianut beberapa perempuan, saya kira kita menyimpulkan negara punya tanggung jawab besar terhadap perempuan bagaimana menguatkan tubuh perempuan, jangan membangun relasi dengan dasar uang," imbuh Ninik.
Ninik menambahkan perempuan bukan satu-satunya faktor yang harus disalahkan, namun kaum adam juga jadi berperan dalam mengeksploitasi kaum hawa secara seksual. Dan pandangan yang salah muncul perempuan dalam kasus Maharany, yang ikut ditangkap KPK.
"Jadi tidak meletakkan tanggung jawabnya pada perempuan, kaum laki-laki harus mengatakan apalagi seperti tokoh agama, polisi, ataupun aparat negara. Fenomena ayam kampus ini muncul saat gratifikasi seks muncul dengan kasus korupsi," ungkapnya.
"Perspektif gender perempuan korban, bukan pelaku, jadi ada indikasi seolah-olah perempuan jadi pelaku, dialah adalah korban, jadi dilihat dia sebagai korbankah, seperti dalam kasus narkoba, teroris, karena perspektif gender masuk dalam masalah serius," tandasnya.
Pengakuan blak-blakan ayam kampus Ibu Kota
Cerita ayam kampus, demi nafkah atau eksistensi?
Mengupas seluk beluk ayam kampus
Mengintip aktivitas plus-plus si ayam kampus
Berlabel mahasiswi, biar bisa pasang tarif tinggi
Ayam kampus pasang tarif Rp 8 juta untuk si om nakal
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wakil Ketua PA Kudus, Siti Alosh Farchaty, menyebut terduga pelaku S bukan bagian dari PA Kudus, melainkan hanya mediator non hakim.
Baca SelengkapnyaIni mempertimbangkan kerugian dan dampak negatif yang dialami korban dan tidak jarang bersifat permanen.
Baca SelengkapnyaPelapor kasus ini pertama kalinya adalah HA, istri Kiai Fahim.
Baca SelengkapnyaKetua DPR RI Puan Maharani menyoroti masih banyaknya kasus kekerasan seksual di perguruan tinggi yang masih diabaikan pihak kampus
Baca SelengkapnyaAmanda menuturkan selama kasusnya berjalan di kepolisian, korban sama sekali tidak mendapat perlindungan dari pihak kampus.
Baca SelengkapnyaKemenPPPA mencatat korban kekerasan didominasi oleh anak perempuan
Baca SelengkapnyaIntimidasi pihak kampus itu diungkapkan kuasa hukum korban berinisial RZ, Amanda Manthovani.
Baca SelengkapnyaPolres Gorontalo kemudian menetapkan oknum guru berinisial DH (57) sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaKorban adalah anak yatim. Dia tinggal bersama neneknya di RT 06 RW 07 Pitara, Pancoran Mas, Depok
Baca SelengkapnyaPuan pun menyoroti pentingnya komitmen perguruan tinggi untuk serius menangani kasus kekerasan seksual yang terjadi.
Baca SelengkapnyaSetidaknya tiga perempuan di Indonesia yang menjadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di setiap jamnya.
Baca SelengkapnyaBEM berharap kampus memfasilitasi aduan korban sehingga tuntutan korban dapat terakomodir dengan baik.
Baca Selengkapnya