Komnas Perempuan ngaku tak pernah kenal dengan Naumi
Merdeka.com - Naumi Werdisastro kemarin menyambangi Mapolresta Malang untuk bertemu dengan tersangka kasus pemerkosaan mahasiswa yang kasusnya sedang booming. Kepada polisi dan awak media, Naumi mengaku kepanjangan tangan Komnas Perempuan.
Namun ternyata hal itu dibantah oleh Komisioner Komnas Perempuan, Sri Nurherwati. Bahkan Sri Nurherwati mengaku kaget atas tindakan Naumi yang mengatasnamakan Komnas Perempuan. Sebab Komnas Perempuan tidak mengenal sama sekali siapa itu Naumi. Bahkan Sri menegaskan bahwa sistem mengutus atau perpanjangan tangan tak ada di lembaganya.
"Itu tidak benar. Di internal kita tidak ada mekanisme perpanjangan tangan. Kita adanya bermitra dengan lembaga layanan. Itupun setelah kita diskusikan kasusnya. Kita analisis sama-sama," jelas Sri di kantornya, Jalan Latuharhary No 4B, Jakarta, Kamis (13/8).
-
Apa yang terjadi pada Naomi? Naomi merupakan seorang gadis berusia 17 tahun yang juga siswi SMK Negeri di Kota Semarang.Ia dilaporkan hilang oleh Ketua Rombongan kepada pihak Base Camp Gunung Slamet, pada Senin (7/10) pukul 11.00 WIB. Diketahui ia sudah hilang sejak Sabtu (5/10) pagi.
-
Bagaimana Nur Utami ditangkap? Sementara itu, Camat Tamalanrea, Andi Salman Baso membenarkan adanya penggeledahan dilakukan Bareskrim Polri salah satu rumah diduga milik Selebgram Makassar Nur Utami. Meski demikian, dia baru mengetahui adanya penggeledahan dilakukan Bareskrim dari pemberitaan. 'Iya, tahu. Itu yang di Hartaco yang selebgram. Saya baca di berita tadi,' ujar Andi.
-
Siapa Nurhayati? Dia pun merasa senang, dan terus mendalami bisnis sebagai bagian dari hobi sekaligus meraih pendapatan bulanan.
-
Siapa wanita tersebut? Wanita tersebut, berpostur sekitar 155 sentimeter diperkirakan hidup bersama suaminya pada abad ke-9.
-
Siapa yang memprotes kejadian tersebut? Diketahui, terekam video yang beredar di media sosial salah satu pendukung mengacungkan tiga jari saat debat capres berlangsung. Hal tersebut pun menuai protes dari pihak 02 yakni Grace Natalie.
-
Siapa yang merasa tertekan dan terkejut dengan kasus Cut Intan Nabila? Paman Intan, Hanafi Hasan, sangat merasa tertekan dan terkejut ketika mengetahui bahwa keponakannya menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga.
Sri menegaskan jika relasi yang dibangun berupa sistem kemitraan pun ada prosesnya tersendiri. Harus ada perjanjian antar kedua belah pihak terlebih dahulu. Selain itu Komnas Perempuan membutuhkan waktu panjang dahulu untuk mempelajari kasusnya. Lantas setelah itu baru diputuskan apakah layak diselesaikan melalui sistem kemitraan.
"Bermitra ada mekanisme semacam nota kesepahaman. Sebab akan berkaitan dengan sistem rujukan harus saling mengenal kedua belah pihak," tuturnya.
Salah satu contoh program kemitraan Komnas Perempuan yang telah bangun ialah Women's Crisis Center Savy Amira di Surabaya, Jawa Timur. Lembaga yang bergerak di bidang memperjuangkan kesetaraan hak perempuan tersebut bisa menjadi rujukan bagi Komnas Perempuan.
"Setelah itu Komnas Perempuan hanya memantau dan memberikan dukungan sepanjang itu dibutuhkan untuk kepentingan korban," terangnya.
Namun Sri menegaskan bahwa sebenarnya Komnas Perempuan tidak menghalangi hak orang untuk menjadi pendamping. Asalkan proses pendampingannya itu berpusat pada kebutuhan korban.
"Asal visi misi gak melanggar sebenarnya gak ada masalah. Hanya dari sisi etika ini tidak ada sopan santun," tutupnya.
Kemarin Naumi Werdisastro yang mengaku kepanjangan tangan dari Komnas Perempuan mendatang Mapolsek Malang. Naumi mengaku bertemu dengan kedua tersangka kasus pemerkosaan tersebut yakni Gama Mulya dan AS. Namun juga bertemu dengan Korban EW.
"Korban ini shock, tetapi masih bisa bercanda dan komunikasinya sangat bagus. Korban orangnya cerdas, dia mengaku kaget kok ada ya perilaku seks seperti temannya itu," ungkap Naumi di Mapolres Malang Kota, Rabu (12/8).
Justru yang terjadi, pelaku AS sangat tertekan dan mengalami shock. AS sempat menangis saat menyampaikan curhatannya. Secara kejiwaan pelaku sepertinya memiliki persoalan lebih komplek.
"Dalam dialog yang sangat dalam, dia menangis dan curhat yang dialami sesungguhnya. Saat ditawarkan pendampingan dari psikolog, dia mengangguk," katanya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Garnita Malahayati merupakan organisasi sayap partai NasDem yang fokus terhadap perjuangan hak kaum perempuan.
Baca SelengkapnyaPelapor kasus ini pertama kalinya adalah HA, istri Kiai Fahim.
Baca SelengkapnyaKomnas Perempuan mengklarifikasi kunjungan Pendeta Gideon Simanjuntak dan Istrinya, Amanda Zevanya ke Kantor Komnas Perempuan.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua PA Kudus, Siti Alosh Farchaty, menyebut terduga pelaku S bukan bagian dari PA Kudus, melainkan hanya mediator non hakim.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, pengacara Sunan Kalijaga melaporkan ketua umum partai politik (parpol) ke Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaIa menyentil, jika pihak yang meragukan ke NU an dari Khofifah Indar Parawansa adalah justru tidak pernah menjadi pengurus dari organisasi NU.
Baca SelengkapnyaKetua MKD DPR RI, Nazarudin Dek Gam mengatakan, pihaknya memberikan sanksi berupa teguran tertulis kepada Nuroji.
Baca SelengkapnyaSunan belum membocorkan siapa nama ketua umum parpol tersebut. Termasuk inisial terduga pelaku.
Baca SelengkapnyaIa juga menyebut ketum tidak tahu menahu soal kegiatan organisasi sayap Partai Nasdem, Granita.
Baca SelengkapnyaCak Imin mempertanyakan ke-NU-an Khofifah karena lebih memilih mendukung Prabowo-Gibran dari pada pasangan AMIN.
Baca SelengkapnyaAwak media pun langsung memberondong sejumlah pertanyaan salah satunya yakni terkait kasus perundungan.
Baca SelengkapnyaPernyataan Rocky Gerung, kata Hasto, sangat tidak dipantas diucapkan. Sehingga wajar direspons oleh kader PDIP.
Baca Selengkapnya