Namanya dikenal setelah menembak jatuh pesawat B-26 Invader yang dipiloti pilot bayaran CIA di langit Ambon. Dia adalah Ignatius Dewanto, salah satu pilot terbaik Angkatan Udara.
Dia lahir di Yogyakarta, 9 Agustus 1929. Sebagai sosok yang dikenal pemberani, Dewanto ahli menerbangkan pesawat pemburu P-51 Mustang.
Dia juga yang berjasa mencegah pertempuran antara TNI AU dan RPKAD yang akan memasuki Lanud Halim Perdanakusuma.
Sayang, perubahan politik di era 1965 mengubah jalan hidupnya. Tanpa alasan jelas, kubu Soeharto memaksanya mundur dari jabatannya sebagai perwira tinggi TNI AU.
Selepas dari TNI AU, untuk bertahan hidup Dewanto menjadi sopir truk. Sungguh ironis, seorang penerbang terbaik dan Marsekal TNI AU harus menjadi sopir truk.
Pada tahun 1970, Dewanto diterima bekerja sebagi pilot pesawat sipil. Dia menerbangkan Piper PA-23 Aztec milik SMAC dari Medan ke Aceh. Karena kerusakan mesin, pesawat tersebut jatuh dan menewaskan seluruh penumpangnya termasuk Dewanto.
Nama pemilik 16 Bintang Jasa ini diabadikan menjadi nama Auditorium di Pangkalan Udara Iswahyudi Madiun.
Baca juga:
Kisah tragis Komodor Dewanto, pilot terbaik TNI AU jadi sopir truk
Pemprov bakal sulap Kalijodo jadi destinasi wisata
Video: Penampakan Kalijodo sebelum dan sesudah diratakan Ahok